Eightteen: Aren is Back

7.5K 264 3
                                    

Enjoy yah guys,
Happy reading 😊😊

*
*
*
*
*
*

Iyel terus memperhatikan ponselnya sedari tadi. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun Shilla belum juga membalas pesannya. Iyel menghela napas, apa mungkin Shilla marah karena seharian tadi tak mengabarinya? Tapi, Iyel sudah memberitahu jika mereka ada rapat osis disekolah tetangga, jadi mana mungkin Shilla marah.

Apakah gadis itu sudah tidur? Yah, mungkin Shilla sudah tidur, mengingat Iyel tadi mengirim pesan saat jam sudah menunjukkan pukul hampir setengah sepuluh malam. Tapi, biasanya Shilla akan menunggu sampai Iyel memberi kabar kepada gadis itu. Ahh sudah lah, memikirkan Shilla membuat Iyel pusing. Sepertinya Iyel memang sudah terlalu mencintai gadis berbehel itu.

"Shilla, Shilla loe buat gue gila." Gumam Iyel sambil tersenyum sendiri menatap langit-langit kamarnya.

**********

Shilla bukannya tak tahu kalau ponsel nya sedari tadi terus bergetar menandakan ada pesan masuk, namun ia tidak sedang ingin memikirkan hal itu yang ada dipikirin nya sekarang adalah sepupu menyebalkannya itu.

Tanpa pikir panjang, Shilla segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang kerja Jams, dimana kedua orang tuanya sering menghabiskan waktu bersama.

Brraakk

Shilla menggebrak pintu dengan kasar. Terlihat wajah kaget dari kedua orang tuanya, namun Shilla tidak perduli. Ia berjalan masuk dan duduk disofa yang tersedia di sana.

"Mama, Papa, Shilla mau ngomong." Tembak Shilla langsung.

"Mau ngomong apa Shill?" Tanya Jams dengan wajah bingung. Irine ikut menatap putri tunggalnya dengan bingung.

"Pokoknya Shilla nggak mau kalo Aren tinggal disini. Shilla nggak setuju. Kalian tau kan kalo Shilla sama Aren itu hubungannya nggak baik. Shilla nggak suka sama Aren." Ujar Shilla.

"Tapi Shill, Aren kan sepupu kamu." Ujar Irine.

"Shilla juga tau Mama, tapi Shilla nggak suka sama dia. Pokoknya Shilla nggak mau kalo Aren tinggal disini. Titik." Ujar Shilla kesal dan langsung beranjak dari ruangan tersebut tanpa menghiraukan panggilan kedua orang tuanya.

***********

Keesokan harinya, saat sedang sarapan bersama dengan kedua orang tuanya, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Irine segera menyuruh Bik Inah untuk membuka pintu.

Tak lama, Bik Inah kembali masuk. "Siapa yang dateng Bik?" Tanya Irine.

"Itu nyonya, ada den Gabriel. Katanya mau jemput non Shilla." Ujar Bik Inah.

"Suruh dateng kesini bik. Sekalian sarapan bareng." Ujar Jams. Shilla menunduk malu saat melihat kilat menggoda dari mata ayahnya itu.

"Baik tuan." Sahut bik Inah, dan kembali ke depan. Tak lama bik Inah kembali lagi di ikuti Iyel dari belakang. Ia berjalan santai menuju ruang makan itu. Ia mendekat dan menyalami tangan kedua orang tua Shilla.

"Pagi om, tante," sapa Iyel dengan senyum ramah.

"Pagi Gabriel." Balas Mama dan Irine bersamaan.

"Pagi Shill."

Shilla mendongak dan tersenyum pada Iyel.

"Pagi Kak," balas Shilla pelan. Ia tak berani melirik ayahnya sama sekali. Ia takut akan kelepasan berbicara.

"Sarapan Yel," ujar Irine sambil menyodorkan roti bakar coklat pada Iyel.

"Makasih tante," ujar Iyel. Ia duduk disamping Shilla, dan mulai memakan roti bakar itu dengan sedikit canggung. Biasanya jika ia menjemput Shilla, gadis itu hanya sarapan sendirian. Tapi ini, ia bersama kedua orang tuanya.

Crazy Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now