Third: Wedding Early

13.3K 507 4
                                    

2 bulan yang di janjikan sudah berlalu. Kini saatnya kedua insan itu duduk di pelaminan dengan usia mereka yang sebenarnya masih harus merasakan bagaimana rasanya hidup sebagai remaja dengan segala bumbu kehidupan khas remaja.

Pernikahan ini pun sengaja dirahasiakan. Hanya saudara terdekat saja yang hadir dipernikahan super tertutup itu. Bahkan tak ada satu pun sahabat dari Rio ataupun Ify yang datang ke acara mereka.

Tepat setelah pernikahan berakhir, Ritta langsung pingsan dan dibawah ke rumah sakit terdekat.

Ify menangis sejadi-jadinya dipelukan Rio. Keduanya duduk diruang tunggu depan ruang ICU. Ify terus menangis sambil memanggil-manggil nama ibunya. Entah kenapa Rio merasa sesak di dadanya melihat Ify yang terus menangis seperti ini. Ada rasa tak rela dan ingin terus menjaga Ify. Dan mulai saat ini ia berjanji untuk selalu menjaga Ify apapun caranya. Tak berapa lama, Dokter Farhan, keluar dari ruang ICU.

"Dokter, gimana keadaan istri saya?" Tanya Hendra yang tak dapat menyembunyikan raut khawatirnya.

"Ibu Ritta ingin bertemu dengan Ify dan Rio." Ujar dokter Farhan. Rio mengangguk dan merangkul Ify masuk kedalam ruang ICU tempat Ritta ditempatkan.

"Rio, Ify ayo kesini." Panggil Ritta. Ify langsung mendekat dan memeluk ibunya dengan erat.

"Mama udah janji sama Ify. Mama jangan sakit lagi. Sekarang Ify udah nikah sama Kak Rio. Jadi mama harus sembuh." Teriak Ify histeris. Rio segera menarik Ify dan memeluk Ify berusaha menenangkan gadis labil dipelukannya itu.

Hendra masuk dan menarik Ify keluar dari ruang tersebut karena Ritta ingin bicara berdua dengan Rio.

"Yo, mama titip Ify yah, dia emang manja, tapi dia juga pemalu. Dia emang nggak gampang dekat sama orang baru baginya. Tapi mama yakin kamu pasti bisa jagain Ify. Buat dia nyaman sama kamu." Ujar Ritta menggenggam tangan Rio erat berusaha meyakinkan pemuda itu. Rio mengangguk dan tersenyum mantap.

"Iya mah, Rio janji bakalan jagain Ify. Bagaimanapun juga, sekarang kan Ify udah jadi istri aku." Ujar Rio membuat Ritta tersenyum.

"Mama titip Ify. Bilang sama dia, mama selalu sayang sama anak perempuan mama satu-satunya itu." Ujar Ritta dan perlahan, matanya tertutup bersamaan dengan layar monitor yang menampilkan garis lurus.

****************

Ify masih belum beranjak dari tempat peristirahatan terakhir ibunda tercinta. Ia hanya ditemani Sivia, sahabatnya. Sementara Rio hanya mengawasinya dari jauh. Ify memang mengatakan pada Rio untuk merahasiakan hubungan mereka, dan Rio mengiyakan. Ify juga sudah tidak menangis lagi. Ia sudah mengatakan untuk mengikhlaskan ibunya.

"Fy, pulang yuk. Udah mau hujan." Ajak Sivia. Ify mengangguk kemudian berjalan bersisian dengan Sivia menuju mobil mereka.

'Thanks Kak Rio'

****************

Ify dan Rio sudah sampai dirumah baru mereka yang dibelikan Papa Ify. Mulai sekarang mereka akan tinggal dirumah itu, sementara Hendra memilih tinggal di Inggris untuk mengurus perusahaan disana sembari menanti hari tua tanpa dampingan seorang istri di sisinya.

"Fy, kamar kita disana." Ify terdiam di anak tangga kedua dari atas karena mendengar ucapan Rio.

"Maksud aku, kamu tidur dikamar itu, nanti aku dikamar samping." Ucap Rio cepat-cepat meralat ucapannya saat melihat reaksi gadis itu. Ify mengangguk kemudian melanjutkan jalannya. Namun ia kembali berhenti membuat Rio menatapnya heran.

"Kenapa?" Tanya Rio karena Ify tak jua membuka suara dan hanya diam menatapnya.

"Biasanya mama selalu temenin Ify dulu sebelum tidur." Ucap Ify dengan wajah polosnya. Rio mengulum senyum mengetahui maksud ucapan Ify.

"Ya Udah ayo, aku temenin kamu tidur dulu baru aku pindah." Ujar Rio. Ify mengangguk dengan senyum lebar di wajahnya.

"Fy, kok belum tidur?" Tanya Rio karena sedari tadi Ify tidak kunjung menutup matanya malah memandang langit-langit kamarnya seakan ada hal yang menarik disana.

"Ify belum percaya ini kak, sekarang Ify udah punya suami." Ujar Ify menoleh, menatap Rio. Rio tersenyum kemudian mengulurkan tangannya dan membawa gadis itu ke pelukannya. Ify sempat menegang namun akhirnya ia membalas pelukan Rio masih dengan posisi berbaring.

"Udah nggak usah dipikirin. Kita jalanin aktivitas kayak biasa aja. Anggap aja aku kakak kamu. Tapi kamu juga jangan lupa kalo udah punya suami jadi jangan berani deket-deket sama cowok selain aku." Ujar Rio.

Ify mendongak menatap Rio begitu pula sebaliknya. Seakan terhipnotis, Rio membalik posisi mereka hingga Ify berada di bawahnya. Ify seperti terhanyut dalam mata berwarna hazel itu. Rio mendekatkan wajahnya sampai bibir mereka bersentuhan. Dengan lembut Rio melumat bibir Ify, sementara Ify mengalungkan tangannya dileher Rio.

****************

"Ya Tuhan, dosa nggak yah Ify udah ngelakuin itu?" Gumam Ify sambil menatap wajah Rio yang tertidur pulas disampingnya.

"Kenapa?"

Pertanyaan dengan suara serak itu membuat Ify menbuyarkan lamunannya tentang kejadian semalam. Ify gelagapan saat Rio membuka mata dan memandangnya dengan pandangan bingung. Dengan cepat Ify menggeleng kemudian turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi. Rio terkekeh, merasa lucu dengan tindakan gadis itu. Gadis? Sepertinya perlu diralat. Wanita lebih tepatnya.

Rio mengucek matanya kemudian mengambil boxernya yang terletak sembarangan dibawah ranjang. Ia tersenyum saat mengingat kejadian semalam. Ia tak pernah menyangka mereka akan melakukan itu secepat ini. Rio membereskan tempat tidur dan mengganti seprei yang semalam mereka gunakan. Setelah selesai ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap menuju sekolah.

"Kak, kita sarapan apa? Disini nggak ada yang bisa dimasak." Ujar Ify saat Rio masuk didalam dapur.

"Roti?"

"Nggak ada juga."

"Ya udah kita mampir beli roti di mini market depan. Nanti pulang sekolah aku jemput dan kita bisa belanja bahas makanan." Ujar Rio. Ify mengangguk kemudian menggendong tas nya dipunggung.

"Ya udah ayo kita berangkat nanti telat lagi." Ujar Ify kemudian menggandeng Rio keluar dari rumah.

"Kak Rio" panggil Ify sambil menikmati roti coklat yang ia beli di mini market tadi.

"Hmm"

"Kakak udah punya pacar?" Rio menoleh pada Ify yang sedang menanti jawabannya.

"Nggak" jawab Rio tegas. Memang sebelum pernikahan berlangsung, mamanya mengetahui kebiasaan Rio yaitu punya banyak pacar. Renatta marah besar dan menyuruh Rio memutuskan semua pacarnya itu. Bahkan Renatta sendiri yang berbicara pada mereka untuk memutuskan Rio lewat telepon. Rio dengan senang hati melakukannya. Jujur saja ia sudah bosan dengan mereka yang terlalu berlebihan, menurutnya. Lagi pula sekarang Rio juga sudah punya istri, kan? Bisa di cincang dia kalau tahu punya wanita lain selain istrinya ini.

"Kalo kamu punya pacar nggak?" Tanya Rio balik. Ify menggeleng dengan wajah polosnya.

"Ify belum pernah pacaran kak." Ujarnya.

Rio tersenyum lebar mendengar ucapan yang keluar dari mulut wanitanya ini. Jadi yang Rio tahu dia adalah yang pertama dan Rio berjanji akan membuat Ify menjadi yang terakhir untuknya.

TBC

Crazy Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now