"Karena apa?"

"Karena.. Karena eommaku menyuruhku untuk kerumahmu. Ya, eommaku yang menyuruhku." Jungkook tersenyum kikuk. Ia mengusap tengkuknya. Apa Hani percaya?

Hani mengangguk-angguk mengerti. "Tapi kemarin kau manis sekali." celetuk Jungkook membuat Hani tersedak ludahnya.

"Kau terlihat seperti anak anjing yang imut." ucap Jungkook dengan ekspresi yang ia buat-buat.

"Kau berkata.. Jungkook.. Tolong aku.."

Jungkook menirukan suara Hani yang malah terdengar sangat menjijikkan. Hani membulatkan matanya.

"Kau saat memohon agar aku tidak pergi sangat lucu." Jungkook menampilkan ekspresi yang entah mengapa sangat menjijikkan bagi Hani.

"Kau sa-mmpphh..."

"Stop!"

Hani menutup mulut Jungkook dengan telapak tangannya. Ia lalu menatap Jungkook kesal. Wajahnya juga sudah memerah antara malu dan marah. "Jangan ingatkan aku lagi kejadian itu."

Jungkook melepaskan tangan Hani. " Wae? Kau sangat berbeda denganmu yang sekarang. Kau yang kemarin sangat rapuh, dan lemah. Tidak seperti sekarang yang galak, kasar, somb-AKHH!!"

"SIALAN KAU!! RASAKAN INI!! RASAKAN INNIII!!"

Hani terus menjambak rambut Jungkook dan menjewer telinganya membuat Jungkook mengaduh kesakitan.

"AWW.. YAK!! APPO HANI!!"

Jungkook berusaha melawan namun entah mengapa tenaga Hani tidak bisa ia lawan. Wanita jika sudah marah memang menyeramkan.

Setelah puas menyiksa Jungkook, Hani pun melepaskan tangannya dari kepala dan telinga Jungkook. Nafasnya memburu. Sedangkan Jungkook memegangi kepala dan telinganya yang memerah sambil sesekali meringis kesakitan.

"Lihat. Kau bahkan seperti monster." celetuk Jungkook membuat Hani memberikan death glare untuknya.

"JUNGKOOK SIALAN!!" Teriak Hani sambil terus mengejar Jungkook yang melarikan diri sambil tertawa meledek Hani. Tanpa mereka sadari, sedari tadi seorang yeoja memandangi mereka dengan tatapan menusuk dan tangan yang mengepal kuat.

***

Hani baru saja dari toilet saat ia melihat Jimin berjalan menuju arahnya.

"Hani." sapa Jimin. Hani tersenyum dan membalasnya

"Annyeong sunbae."

"Kau hari pulang dengan siapa?" tanya Jimin membuat Hani sedikit bingung. "Dengan Jungkook seperti biasa menggunakan bus." jawab Hani.

"Kau mau pulang bersamaku?"

Hani membulatkan matanya. Benarkah seorang Park Jimin mengajaknya pulang bersama? Cukup lama Hani terdiam sampai akhirnya ia tersenyum senang. "Ne, sunbae"

Jimin tersenyum. "Geurae. Nanti kau tunggu di gerbang saja."

Hani mengangguk. Jimin lalu mengacak rambut Hani. "Aku kembali ke kelas dulu." ucapnya sebelum berlalu.

Hani masih mematung. Ia lalu menepuk-nepuk kedua pipinya dengan keras.

"Aww.." ringisnya saat tepukannya terlalu keras. Ia lalu tersenyum lebar.

"Jadi ini bukan mimpi?" Hani melompat-lompat kegirangan. Toh, koridor sepi karena jam pelajaran sudah dimulai. Jadi ia tidak harus malu karena dianggap sudah gila karena bertingkah aneh.

Hani berjalan menuju lokernya dengan membawa buku pelajaran. Ruang loker sangat sepi mengingat ini sudah jam pelajaran. Hani membuka lokernya dan meletakkan buku pelajarannya. Saat itulah ia melihat sebuah surat didalam lokernya. Ia mengambil surat itu dan mencari nama pengirimnya namun tidak ada. Hani mengernyitkan keningnya. Ia mengedarkan pandangannya mencoba mencari orang yang meletakkan surat ini. Mungkin saja orang itu masih ada disekitar sini. Namun nihil. Tidak ada orang lain selain dirinya. Ia hendak membuka surat itu saat Dongra tiba-tiba datang.

Flower Boy Next Door (JJK) | EndWhere stories live. Discover now