Chapter 10

4.3K 374 6
                                    


***

Dongra baru saja selesai makan siang. Ia sangat bosan sehingga memutuskan pergi ke Taman belakang sekolah yang cukup rindang. Saat ia hampir menutup matanya, tiba-tiba seorang namja berada dihadapannya dengan senyum lebar.

"Shin Dongra."

Hampir saja Dongra melompat kebelakang. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. "Yoongi sunbae?"

"Sedang apa kau disini? Bukankah bel masuk sudah berbunyi?" tanya Yoongi. Dongra tersenyum kikuk.

"Kau membolos?" tanya Yoongi memastikan.

Dongra hanya nyengir tanpa dosa. Yoongi terkekeh lalu duduk disamping Dongra membuat jantung Dongra berdetak tak karuan, dan dapat Dongra pastikan, pipinya pasti sudah memerah.

"Kalau begitu sama sepertiku. Aku sedang bosan dengan pelajaran Fisika." keluh Yoongi dengan bibir yang mengerucut. Dongra tersenyum. Ia kira Yoongi cuek dan dingin, tapi ternyata Yoongi enak diajak bicara dan easy going. Mereka lalu terdiam. Membuat keheningan menyelimuti mereka. Sampai akhirnya Yoongi membuka suara.

"Boleh kuminta nomor ponselmu?"

"Ne??"

***

"Hei, lamban."

Hani menggeram. Ingin sekali ia menyumpal mulut Jungkook menggunakan kaos kaki milik Taehyung. Bukannya membantu malah meledek. Ya, saat ini Hani sedang membawa tumpukan buku tugas menuju ruangan Han ssaem karena Jungkook dan Hani piket hari ini. Dan sialnya Jungkook hanya membantu membawa 10 buku saja. Sedangkan seluruh murid di kelas Hani ada 40.

"Kau bahkan lebih lamban dari siput." ucap Jungkook sambil menoleh kearah Hani yang berada dibelakangnya.

Hani sudah tidak tahan lagi. Jika saja ditangannya tidak ada tumpukan buku sialan ini, ia pasti sudah menggunduli kepala Jungkook dan merobek mulutnya menggunakan gunting rumput milik tukang kebun sekolah mereka yang gembul itu. Tak lama kemudian mereka sudah sampai diruang guru. Mereka lalu menuju meja Han ssaem dan meletakkan tumpukan buku sialan itu. Setelah itu mereka berlalu.

"Kau tidak ingin berterima Kasih padaku atau apapun itu?" ujar Jungkook saat mereka keluar dari ruang guru. Hani menoleh kearah Jungkook dengan kening mengkerut.

Jungkook memutar kedua bola matanya. "Tentang kejadian kemarin malam."

Hani membulatkan matanya. Benar juga, ia belum mengucapkan terima Kasih pada Jungkook karena sudah mau menemaninya. Tapi mengingat Jungkook yang kembali menyebalkan, membuat Hani mengurungkan niatnya untuk meminta maaf. Ia lalu menatap Jungkook yang sedang menatapnya polos.

"Kau tahu? Bajuku basah karena kehujanan."

"Aku kan tidak menyuruhmu hujan-hujanan."

"Ya. Kalau saja kau lebih berani aku tidak akan menerobos hujan untuk datang kerumahmu."

"Kenapa harus menerobos? Kan rumah kita bersebelahan? Pakai payung juga bisa."

"Itu karena aku kh-"

Jungkook menghentikan perkataannya. Hampir saja ia mengatakan ia khawatir pada Hani. Memang penyebab Jungkook menerobos hujan padahal rumah mereka bersebelahan itu adalah karena ia khawatir pada Hani. Sangat khawatir malahan.

Hani mengangkat sebelah alisnya, menunggu Jungkook melanjutkan ucapannya. Namun Jungkook tak kunjung melanjutkannya.

Jungkook tergagap. "A.. I-itu ka-karena.. " Jungkook mencoba mencari alasan yang masuk akal agar Hani tidak curiga. Cukup lama ia berpikir membuat Hani geram. "

Flower Boy Next Door (JJK) | EndDonde viven las historias. Descúbrelo ahora