III. WHO YOU?

4.5K 313 26
                                    

'Dia. Sesosok pria misterius yang selalu membayangi masa lalunya.'

.

.


KAKI kecil bocah itu berlari menerobos derasnya hujan tanpa henti. Tubuhnya basah kuyup. Suara gemuruh guntur bercampur kilatan petir di langit semakin memperburuk keadaan.

Tubuh mungilnya jatuh ke badan jalan. Ia meringis, menahan sakit. Lututnya berdarah akibat membentur aspal cukup keras. Perih. Dia segera bangkit dan mengabaikan lukanya ketika bayangan hitam yang mengikutinya dari kejauhan semakin mendekat. Tiara menggigil kedinginan. Air hujan serasa menusuk tulangnya.

Mom ... Aku takut.”

Ia kembali terjatuh. Tubuhnya tak bisa digerakkan lagi. Tenaga anak itu sudah terkuras habis. Takut. Itu yang dia rasakan. Tetesan air menghujani tubuh mungilnya yang terbaring lemas di atas aspal.

Mata merah darah itu menyala di tengah gelapnya malam. Senyuman sang iblis tersamarkan oleh derasnya hujan. Tangan dinginnya terulur ke arah leher gadis itu. Jantung Tiara kecil berdetak cepat. Makhluk penghisap darah itu mendekatkan wajahnya.

Tolong … Tolong aku. Siapa saja!'

Pria itu menyeringai lebar menampakkan kedua taring miliknya. Tiara menutup matanya. Pasrah. Ia sudah siap untuk mati.

“ARGHH— “

Tiba-tiba pekikan keras keluar dari mulut vampir tadi. Manik biru itu melebar mendapati seseorang tengah menusuk dada vampir tadi dengan sebuah katana. Sedetik kemudian, vampir itu menghilang. Sosok tadi berjalan menghampirinya. Ia memakai jubah bertudung warna hitam. Gadis kecil itu tak bisa melihat wajah sang penyelamat dengan jelas. Sosok tadi menarik tubuh kecil Tiara ke dalam pelukannya.

“Jangan pergi. Ara takut.”

Tangan kanannya terulur menyentuh wajah anak itu. Pandangan mereka berdua bertemu sekilas. Ia kembali memeluk erat tubuh anaknya itu dengan erat.

“Maaf, Ara. Ayah datang terlambat.”

Tiara kecil tersenyum mendengar perkataan pria itu, sebelum dirinya tak sadarkan diri.

Ayah? Bukannya ayahku sudah meninggal? Siapa dia?'

***

Iris biru shappire itu membuka perlahan. Tiara mengerjap beberapa kali sebelum kesadarannya benar-benar terkumpul. Bau obat-obatan langsung menusuk indera penciuman gadis itu. Ia berada di ruangan bernuansa putih seperti kamar pasien. Ia menoleh ke samping. Seorang gadis cantik tengah duduk sambil memegang erat tangannya yang tersalur dengan selang infus.

“Tiara? Kau sudah sadar?!”

Ia tampak senang melihat gadis di depannya bangun. Claire berteriak memanggil nama William. Pria bersurai cokelat itu tengah berbaring di sofa. Ia segera bangun dan berjalan menghampiri mereka.

“K-kau sudah siuman?” tanya William.

Tiara mengangguk pelan dan tersenyum ke arah mereka berdua. Tangan kanannya diperban dan dia merasa bagian lehernya juga diperban. Claire dan William langsung membantu gadis itu duduk bersandar pada bagian atas ranjang.

“Aku bisa sendiri. Kalian tak usah khawatir.”

Jujur dia benci terlihat lemah di depan orang lain. Tatapan kasihan itu membuatnya muak. Entah apa alasannya.

“Bagaimana kami tidak khawatir? Kamu sudah tak sadarkan diri selama dua hari!”

“A-apa? Dua Hari?!”

Two Princes of Vampire Kingdom ✓ Where stories live. Discover now