[9]

7.5K 948 34
                                    

Yang diinginkan Zagga sebenarnya sangatlah sederhana. Yaitu Persia berhenti menjadi Jendral Emerald dan patuh padanya. Abaikan saja keinginan keduanya karena dia juga tidak terlalu mengharapkan itu. Terserahlah Persia mau patuh padanya atau tidak. Tapi yang jelas dia ingin Persia berhenti. Oleh sebab itu dia akan lakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Dengan jalan curang sekalipun.

Surat perintah penangkapan kstaria Emerald sudah turun. Bahkan dalam 24 jam para pengawal istana akan datang ke kediaman Emerald. Tapi Persia yang tau kalau dia dijebak, lebih dulu mengambil langkah. Entah kenapa dia merasa kalau yang melakukan permainan kotor ini justru orang di dalam istana. Dan buruknya lagi dia mengetahui dengan pasti siapa dalang di balik itu semua.

"Nona tidak harus melakukan ini," kata Archi lagi untuk kesekian kali. Dia tidak ingin Persia terluka. Apalagi sebenarnya masalah ini tidak harus sejauh ini. Tapi meski begitu Archi juga sadar kalau kata-katanya percuma. Persia tidak akan mendengarnya. Karena bagaimanapun tidak ada kata mundur bagi Persia.

"Kalian tau betul kalau aku yang diincarnya. Terlebih dari itu aku masih Jendral Emerald. Maka dari itu tidak akan aku biarkan siapapun menjatuhkan nama Emerald apalagi menghancurkannya," kata Persia tegas.

Archi kemudian diam. Tidak ada gunanya bicara dengan Persia. Archi hanya berharap kalau ini tidak akan pergi semakin jauh. Karena dia juga tau siapa yang ingin bermain api dengan Persia.

Seluruh penghuni istana dibuat gempar dengan kedatangan sembilan ksatria Emerald lengkap dengan Jendralnya. Sepuluh orang itu memasuki istana dengan penjaga yang bersiap siaga. Siapa yang tau kalau mereka tidak akan melakukan sesuatu yang buruk. Meski mereka juga tau kalau melawan akan percuma. Siapapun tau kalau di Alatas, ksatria Emerald termasuk team yang terbaik setelah team rahasia milik Pangeran. Ingat Ruiji kan? Dia itu disebut anak ajaib. Dan dia itu tangan kanan pangeran.

Kesepuluh orang itu memberi hormat dengan Persia paling depan sementara di belakangnya berdiri Archi dan Rash. Dua kstaria tertangguh milik Persia. Jika sudah begitu siapa yang tidak akan siaga. Ketika mereka datang bahkan sebelum dijemput oleh para prajurit untuk penangkapan.

Persia mengangkat kepala lalu tersenyum tipis.

"Apa ini Putri?" tanya Raja.

"Hari ini hamba datang sebagai Jendral Emerald baginda Raja. Hamba dan ksatria Emerald datang memenuhi surat penangkapan," jawab Persia tenang. Sama sekali tak ada nada takut di sana.

Seketika ruangan langsung menjadi gaduh.

"Apa maksudmu Persia?"

"Hamba dan para ksatria menyerahkan diri. Kami akan menerima apapun bentuk hukuman yang akan diberikan."

"Tenang semua.." Raja memberi perintah. Seketika ruangan kembali hening.

Raja menatap Persia tegas. "Ini bukan main-main Persia. Kau tidak seharusnya ikut dalam penangkapan ini"

"Maafkan hamba baginda Raja. Hamba tidak bermaksud lancang. Tapi ada beberapa hal yang harus kembali diingat dengan jelas." Persia menarik napas sebentar. "Pertama, hamba masih menjabat sebagai Jendral Emerald. Kedua, sebagaimana yang tertulis di dalam surat penangkapan bahwa seluruh Panglima Emerald dinyatakan sebagai tersangka kasus penghianatan terhadap istana. Oleh sebab itu akan dilakukan penangkapan dalam waktu 24 jam. Ketiga, selama hamba masih menjabat sebagai jendral Emerald maka apapun bentuk tindakan yang melibatkan Emerald dalam bentuk baik atau buruk masih dalam tanggung jawab hamba. Oleh sebab itu hamba harus ikut bertanggung jawab meski status hamba sebagai seorang putri."

Hening.

Raja membuang napas pelan. Dia tau betapa keras kepalanya Persia.

"Kami sudah memutuskan dan merundingkan kasus ini. Ada pilihan untukmu Jendral Emerald," kata Raja akhirnya. Dia tidak menyangka akan mengatakan ini.

"Pertama, kau memilih di masukkan ke penjara bersama ksatria Emerald selama proses penyelidikan. Atau kedua, para ksatria tidak akan dimasukkan ke dalam penjara dan diwajibkan melapor serta dibebaskan dari tugas selama masa penyelidikan." Raja diam sebentar. "Dengan syarat kau harus dicabut dari jabatan Jendralmu." Raja menatap Persia. "Bagaimana Jendral Emerald?"

Semua menahan napas menunggu keputusan Persia.

Persia tersenyum meski tangannya sudah mengepal. Tapi dia sudah bersumpah tidak akan menggunakan kekerasan di sini meski Faym sudah murka sejak tadi. Tapi tetap saja, sekuat apapun Faym, dia tetap dalam kendali Persia jika wanita itu sadar. Berbeda jika Persia sudah tidak sadar.

"Apapun yang terjadi hamba tidak akan meninggalkan Emerald," putus Persia tegas. Seluruh Ksatria tampak sama tenangnya dengan Persia. Mereka seolah sudah mempercayakan apapun keputusan yang Persia ambil. Walau mereka juga tidak ingin membayangkan akan seperti apa penjara nanti.

Ruangan langsung rusuh. Banyak dewan yang menentang. Terlebih Lucas. Dia sangat tau bagaimana penjara kerajaan Alatas. Dan masuk penjara sama saja dengan kutukan. Sama saja dengan bertemu iblis neraka di kala kau masih hidup.

Persia masih tenang dan tidak goyah dengan keputusannya.

"Baiklah," Raja akhirnya mengambil keputusan. "Pengawal, bawa mereka ke penjara," titah Raja.

Maka siang itu bergemuruhlah istana. Bagai badai yang datang di hari cerah. Hanya sekejap berita itu sudah tersebar ke seluruh negri.

"Selamat datang," kata penjaga penjara dengan senyuman yang justru membuatnya terlihat semakin sangar luar biasa.

Seluruh ksatria dibagi menjadi tiga ruangan yang letaknya masih berdekatan. Sembilan ksatria dibagi dua sementara Persia sendiri. Tangan mereka diikat dengan rantai. Ini baru awal mula. Persia sendiri sudah siap dengan apapun yang akan terjadi nanti. Dia bukannya tidak tau keganasan penjara Alatas. Jika disuruh memilih dipatuk ular mungkin pilihan itu lebih baik.

Tidak menunggu satu atau dua jam untuk menderita. Tangan mereka mulai berdarah dalam lima belas menit oleh rantai yang mengikat tangan mereka. Rantai itu akan semakin kuat dalam satu jam. Lalu akan longgar kembali selama satu jam dan begitu seterusnya. Katakan saja mereka akan mati perlahan di sini.

...

Seperti berita yang menyebar bagai wabah, berita itu akhirnya juga sampai ke telinga Pangeran yang sedang dalam pertemuan rahasia.

"Apa?!" Katanya tak percaya. Ruiji yang juga sedang bersamanya langsung mengambil langkah.

"Kau kembalilah dulu. Sepertinya tidak berjalan mulus. Aku dan yang lain akan atasi di sini."

Tak menunggu lama, Zagga sudah memacu kudanya secepat yang ia bisa.

Ruiji geleng-geleng kepala. "Dia lebih gila dari yang aku bayangkan."

Pria lain yang bersama Ruiji itu terkekeh. "Aku kira Zagga sudah gila dengan menikahi Persia. Selama ini bahkan tak seorangpun berani menyentuh jendral Emerald itu," katanya.

Ruiji membenarkan. Dia juga tau bagaimana ganasnya Persia di lapangan. Dan sedikit banyaknya dia juga tau betapa keras kepalanya seorang Persia Lucas.

"Dia itu Fergos," kata Ruiji. Ya, dia juga tau kalau Persia adalah klan Fergos yang terakhir.

Pria bersamanya itu manggut-manggut. "Tidak heran dia begitu luar biasa. Hmmm, tapi Rui," kata Pria itu tiba-tiba.

Ruiji menaikkan sebelah alis. "Ada apa?"

Pria itu tertawa. Entah karena apa. "Menurutmu bagaimana jika Persia dan Zagga bersatu? Akan bagaimana jadinya?"

Ruji semakin tidak mengerti. "Apa maksudmu?"

Dia tersenyum manis dengan kedua tangan berlipat di dada. Wajah manisnya itu membuat gadis-gadis tidak akan perduli dengan puluhan bahkan ratusan bekas luka di sekujur tubuhnya.

"Sepertinya kita akan jadi paman dalam waktu dekat."

...

A/n : kayaknya cerita ini bakalan pendek 😁

[The Curse] TERSEDIA VERSI E-BOOK ON GOOGLE PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang