[8]

7.1K 889 27
                                    

Persia tampak setengah berlari menyusuri jalanan istana. Sementara itu beberapa pelayan dan pengawal mengejarnya di belakang. Entah apa yang terjadi hingga membuat wanita itu meninggalkan arena latihannya. Tapi sudah dapat dipastikan kalau itu adalah hal yang penting.

Pintu utama terbuka. Persia muncul dengan napas yang sudah tidak beraturan. Seluruh penghuni aula istana menoleh. Di atas singgasana, sang Raja tampak duduk dengan wajah tenang seperti biasa. Tapi tidak dengan para anggota dewan. Seolah sesuatu yang besar telah terjadi.

"Hormat hamba baginda Raja," ujar Persia memberi hormat.

"Ya putri Alatas. Apa yang membawamu kemari?"

Persia menarik napas lalu membuangnya perlahan. Ia susah payah menahan diri.

"Maafkan atas kelancangan hamba Baginda Raja. Hamba datang untuk mendengar penjelasan atas kasus Ksatria Emerald," ujar Persia lagi tanpa takut.

Di sana, di salah satu sudut, Lucas memperhatikan putrinya itu dalam diam.

Raja menghela napas tenang. "Untuk saat ini, tidak ada yang bisa aku jelaskan padamu."

Raut wajah Persia langsung berubah. Tapi apapun yang terjadi dia tetap harus bisa menahan diri.

"Sebaiknya anda beristirahat saja dengan tenang tuan putri. Tidak ada yang perlu anda khawatirkan," ucap salah satu dewan akhirnya angkat bicara.

"Maafkan hamba tuan agung. Tapi hamba tidak bisa tenang sebelum hamba mengetahui apa yang terjadi."

Anggota dewan seperti ingin menjawab lagi, tapi lebih dulu ditengahi Raja dengan mengangkat tangannya.

"Meski kau khawatir pada ksatriamu, saat ini tidak ada yang bisa kau dapatkan. Kami belum mendapat kabar yang jelas. Jadi sebelum semua data itu didapatkan, sebaiknya kau juga menunggunya. Jika sudah jelas, kau pasti akan dikabari," ucap Raja tenang. Menengahi sebelum terjadi keributan.

Persia menghela napas. Ya, Raja benar. Tidak ada yang bisa dilakukannya. Yang bisa dilakukannya hanya menunggu. Wanita itu akhirnya undur diri.

Tapi sayangnya dia benci menunggu. Jadi, dia akan mencari sendiri apa yang sebenarnya terjadi kepada Ksatria Emerald.

Dan tidak ada yang bisa menghalanginya.

...

Seluruh ksatria langsung memberi hormat begitu Persia memasuki area latihan ksatria Emerald. Semuanya diam dengan posisi menghadap ke arah Persia.

"Dimana Archi?" tanyanya.

"Hamba di sini nona."

Persia mengalihkan pandangan kepada Archi. Dia memejamkan matanya sesaat. "Ke ruangan pertemuan sekarang. Ada hal penting yang mau aku bahas."

Semuanya mengangguk kemudian mengikuti Persia.

...

"Aku tau kalian tidak melakukannya. Tapi bagaimana berita itu bisa sampai ke istana tentu bukan seledar bualan belaka. Apalagi jaksa istana terlihat sangat yakin saat tadi berhadapa denganku. Aku yakin mereka punya bukti yang kuat dan bisa menjatuhkan kita."

Rahang Persia mengeras. Berbagai hal berkelebat di dalam pikirannya. Dan yang membuatnya sangat marah adalah hal yang sangat memalukan ini. Bagaimana bisa dia dijatuhkan dengan taktik yang sangat kotor ini?

"Maaf nona. Bagaimana anda bisa yakin kalau salah satu dari kami memang tidak melakukannya? Kami bisa saja berkhianat," kata salah satu ksatria.

Persia menatap kstarianya dengan ekspresi tenang.

[The Curse] TERSEDIA VERSI E-BOOK ON GOOGLE PLAYTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon