"Kau terlihat manis saat makan. Pipimu menggembung." ucap Jimin membuat Hani terdiam dengan pipi memerah. Jimin juga terlihat salah tingkah. Ia mengusap tengkuknya.

"Kau ingin jalan-jalan ke Taman?" tanya Jimin mengalihkan pembicaraan. Hani yang semula diam, langsung mengangguk antusias. Ini sudah seperti kencan bukan?


***





Hani memasuki rumahnya sambil bersenandung. Hari ini ia sangat bahagia. Setelah seharian ini ia berkencan dengan Jimin. Tunggu, apa ini bisa dianggap sebagai kencan? Anggap saja iya agar Hani senang.

Saat melewati ruang santai, ia melihat banyak koper tergeletak. Hani mengerutkan keningnya. Siapa yang datang kerumahnya dengan membawa banyak koper seperti ini? Ia melanjutkan jalannya dan melihat Taehyung, eommanya dan appanya sedang berbincang sambil sesekali tertawa.

"APPA!!"

Appa menengok kearah Hani dan tersenyum lebar melihat putrinya. "Putri appa sudah pulang."

Hani langsung menghampiri appanya dan berhambur kepelukannya. Taehyung dan eomma hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Hani yang seperti anak kecil.

"Kapan appa pulang?" tanya Hani antusias.

"Baru saja. Kau darimana saja? Kata Taehyung kau habis kencan."

Hani menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya. Appa terkekeh melihat tingkat Hani.

"Aigoo.. Putri kecilku sudah punya namjachingu eoh?"

"Aniya appa. Dia sunbaeku disekolah. Dia juga teman Taehyung oppa." sergah Hani. Appa hanya menganggukkan kepalanya. Hani lalu duduk disamping appanya.

"Appa, kau membawa oleh-oleh untukku kan?" tanya Hani dengan mata berbinar.

Appa terkekeh. "Tentu saja. Appa membawa banyak oleh-oleh untuk Putri kecil appa." ucapnya sambil mengusap puncak kepala Hani.

"Oleh-oleh untukku?" Taehyung bersuara.

Appa tersenyum. "Aku membawa banyak oleh-oleh untuk keluargaku tercinta ini."

"Assa." teriak Hani dan Taehyung kegirangan. Eomma tertawa melihat tingkah kedua anaknya. Mereka lalu mulai membongkar isi koper appa.

"Hani, bisa kau berikan ini untuk Jungkook?" ucap eomma sambil memberikan sekotak cup cake. Hani mengangguk. Ia lalu menerima kotak itu dan mulai menuju rumah Jungkook.

Saat ia hendak membuka pagar rumah Jungkook, tiba-tiba ia teringat kejadian tadi malam. Hani mengurungkan niatnya. Ia langsung panik. Bagaimana ia harus menunjukkan wajahnya sekarang? Pikirannya kalut. Apa ia harus masuk dan memberikan cup cake ini atau ia pulang kerumah dan menyuruh Taehyung saja? Tidak, tidak. Taehyung tidak akan mau. Saat Hani sedang bergelut dengan pikirannya tiba-tiba sebuah suara yang familiar terdengar dibelakangnya.

"Kau sedang apa?"

Seketika tubuh Hani menegang. Ia membalikkan badannya secara perlahan dan melihat Jungkook yang berdiri dengan sekantung plastik belanjaan, sepertinya ia sehabis dari supermarket. Hani mengusap tengkuknya. Ia lalu memberikan kotak cup cake itu dengan ragu-ragu.

"Dari eommaku. Katanya untukmu."

Jungkook menerimanya. Ia lalu memandang Hani yang sedari tadi melihat kearah lain.

"Kau sudah lebih baik?" tanyanya. Hani mengernyit. Jungkook lalu melanjutkan. "Tadi malam. Kau sudak tidak apa-apa kan?"

Hani mengangguk canggung. Masih tidak berani menatap Jungkook. "Eum, gomawo. Kau sudah mau menemaniku."

Jungkook tersenyum. "Tidak apa."

Suasana tiba-tiba menjadi hening untuk beberap saat sampai akhirnya Hani membuka suara. "Aku harus pulang."

Jungkook mengangguk. Hani kemudian berlalu. Wajahnya sekarang sudah memerah seperti tomat dan jantungnya berdetak tak karuan.


***



Senin. Kebanyakan orang mungkin membenci hari keramat ini. Begitu juga dengan Hani. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju halte bus bersama dengan Jungkook. Ya, mereka kembali berangkat bersama lagi. Meskipun Hani kerap kali bersikap canggung.

Sepanjang perjalanan di dalam bus, Hani hanya diam. Matanya sayu, seperti orang habis bangun tidur, dan itu membuat Jungkook merasa aneh. Hani kan biasanya cerewet.

"Kau kenapa?" tanya Jungkook.

Hani menggeleng. "Penyakit malasku kambuh." jawabnya sambil memejamkan matanya. Jungkook terkekeh. Ternyata seorang Hani punya semacam penyakit aneh seperti itu.

"Annyeong Jungkook, Annyeong Hani." sapa Dongra kepada Jungkook dan Hani yang baru saja memasuki kelas.

"Nado annyeong." balas Jungkook. Hani meletakkan tasnya dibangku. Begitu juga dengan Jungkook. Saat itulah Sanghi datang.

"Annyeong, Jungkook." sapa Sanghi lembut sambil memegangi lengan Jungkook.

"Emm." balas Jungkook cuek sambil melepaskan tangan Sanghi. Sanghi mengerucutkan bibirnya kesal.

Hani menepuk keningnya. Ia lupa mengerjakan pr matematika. Karena kemarin listrik mati, ia jadi lupa mengerjakan PR Matematika.

"Jungkook, boleh kupinjam PR Matematikamu?" Tanya Hani kikuk.

"Kemarilah." perintah Jungkook. Dia mengambil buku PR matematika dan menyerahkannya pada Hani. Sanghi mengepalkan tangannya kesal karena tidak berhasil menarik perhatian Jungkook.

Selama jam pelajaran, Sanghi selalu menarik perhatian Jungkook. Seperti saat Jungkook sedang sibuk mengerjakan soal Fisika, Sanghi menyela...

"Jungkook, nomor ini caranya bagaimana?"

"Molla. Aku sedang sibuk."

"Tapi aku tidak tahu caranya.." ucap Sanghi manja.

Jungkook diam sebentar. Dia kemudian bersuara "Mingyu, kau ajari Sanghi."

Mingyu yang sedang menulis menengok kearah Sanghi. "Ok." Selanjutnya Mingyu mengajari Sanghi. Sedangkan Sanghi sama sekali tidak mendengarkan penjelasan Mingyu. Matanya menatap Jungkook kesal.

***


Jam istirahat. Jungkook sedang duduk di bawah pohon ditaman belakang sekolah sambil mendengarkan musik lewat earphone.

"Jungkook." seseorang tiba-tiba muncul.

Jungkook tidak menghiraukannya karena ia memakai earphone. Orang itu lalu melepas salah satu earphone milik Jungkook membuat Jungkook otomatis menoleh ke arah si pelaku.

"Kau."

Jungkook melirik sinis kepada Sanghi.

"Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Sanghi duduk disamping Jungkook.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Jungkook dingin.

"Hanya untuk menyapamu. Bagaimana kabarmu?"

"Hariku buruk sejak kau datang."

"Kau jahat sekali padaku."

"Tidak lebih jahat dari perbuatanmu kepadaku."

"Jungkook. Aku menyesal. Aku tidak berniat melakukan itu."

Jungkook mulai emosi. "Jangan berlaku bodoh! Kau sadar apa yang sudah kau lakukan! Dan aku tidak peduli denganmu sekarang. JAUHI AKU KARENA AKU SUDAH MUAK DENGANMU." bentak Jungkook, ia kemudian berbalik pergi.

"Hm.. Aku akan tetap mendekatimu. Karena aku mencintaimu. Dan aku akan menjadikanmu milikku, bagaimanapun caranya." Sanghi tersenyum simpul.

"Aku tidak akan membiarkan yeoja manapun untuk mendekatimu." Sanghi memainkan rambut panjangnya. "Dan aku akan menghancurkan siapapun yang berani merebutmu dariku.."

To be continued..

Flower Boy Next Door (JJK) | EndWhere stories live. Discover now