Ponsel di saku roknya bergetar, lalu meraih ponsel itu dan keluar dari kamar Aldi untuk menerima telepon, karena tidak ingin mengganggu tidurnya.

"Halo, Bun?" sapa Salsha setelah mengetahui siapa yang menelepon.

"Kamu dimana, Sha? Tadi Bunda telepon ke rumah katanya kamu belum pulang,"

"Aku lagi di rumah Aldi, Bun. Aldi sakit, orang tuanya lagi di luar kota, dan Tante Mel minta aku jagain Aldi. Tapi bentar lagi aku pulang kok, Bun,"

"Oh, iya iya. Yaudah tapi kamu hati-hati ya, sayang. Salamin cepet sembuh buat Aldi dari Bunda."

"Iya, Bunda. Bunda belum pulang?"

"Ah, iya, Bunda harus lembur, masih banyak kerjaan. Udah dulu, ya, sayang. Take care, i love you."

"Love you, Bun."

Lalu sambungan telepon terputus.

***

Pukul setengah delapan malam.

Aldi mendesah, mendapati handuk basah yang menempel pada keningnya. Mencoba menegakan punggungnya untuk duduk. Didapatinya cewek itu tertidur di lantai dengan wajah yang menelungkup di samping kasur.

"Ngapain lagi nih anak tidur di sini?" Aldi mengelus puncak kepala Salsha, membuat cewek itu tersentak, sadar dari tidurnya. Dengan cepat Aldi menarik tangannya.

"Lo udah bangun?" Salsha mendongak, menggisik pelan matanya. "Gue ambilin makan," ujarnya. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, ia melangkahkan kakinya keluar kamar dengan langkah yang sedikit belum seimbang. Sementara Aldi tersenyum melihat tingkah Salsha yang mendadak sigap merawatnya.

Kepalanya sudah terasa sedikit ringan. Tidak seperti tadi ketika sebelum tidur, mungkin berkat kompresan cewek itu.

"Makan ya?" Salsha sudah kembali dengan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Lo bikin sendiri?" mata Aldi belum lepas menatap mangkuk berisi bubur yang kini ada di hadapannya.

Salsha mengangguk, "kenapa?" tanyanya. Melihat ada raut kekhawatiran dari wajah cowok itu.

Aldi menggeleng. Secara fisik, buburnya terlihat baik-baik saja, namun tidak tau rasanya.

"Gue suapin aja ya. Nih," cewek itu menyuapkan sesendok bubur untuk cowok di hadapannya.

Dengan ragu, wajah Aldi mendekat. Mulutnya hanya sedikit terbuka.

"Yang lebar kek mulutnya, biar cepet abis."

"Ammm," ucap Salsha ketika berhasil memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulut Aldi.

Raut wajah Aldi terlihat baik, namun entah dengan keadaan mulutnya saat ini. Kunyahannya berangsur lambat, sedang meresapi rasa bubur buatan cewek di hadapannya.

Glek.

Satu sendok bubur tertelan. Raut wajah Aldi berusaha terlihat baik. Namun ia merasa prihatin terhadap lidahnya yang kini menjerit-jerit saat akan menerima suapan kedua dari Salsha. Rasa asin yang pekat seakan menusuk-nusuk permukaan lidahnya.

"Lagi?" Salsha tersenyum melihat Aldi yang berhasil menelan satu sendok bubur buatannya, itu artinya tidak ada masalah kan?

Raut wajah Salsha saat ini terlihat bahagia, membuat Aldi tidak tega.

Baru saja ia membuka mulutnya untuk menerima suapan kedua dari Salsha, ponselnya yang berada di samping bantal bergetar.

Katya💖's calling.

UnobtainableWhere stories live. Discover now