09

677 104 23
                                    

Hallooo readernim... Selamat hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan, ya 😘😚
Betewe part ini belum genap 100 vote lho tapi udah ku publish versi lengkapnya. Semoga dengan dipublish lagi bisa nambah votenya ya 😊😊






Yerin

Kami sampai dirumah tepat tengah malam. Aku tidak punya cukup tenaga bahkan hanya untuk menjawab pertanyaan Chanyeol yang tak ada habisnya. Sejak meninggalkan sungai Han, dia berceloteh banyak hal. Mulai dari hal tidak penting sampai pertanyaan idiot mengenai siapa saja mantan pacarku. Memangnya itu penting.

Setelah mengganti sepatu dengan sendal rumah yang biasa ku kenakan sehari-hari, aku memilih pergi ke dapur untuk menuntaskan dahaga.

Rasanya aku bisa bernapas lebih lega usai guyuran air melewati tenggorokan.

Kini aku memerhatikan Chanyeol yang mulai membongkar isi lemari pendingin. Pemuda itu menggaruk belakang kepala beberapa kali. Lalu kembali mengaduk isi kulkas.

"Kau mencari sesuatu?" Tanyaku inisiatif.

Chanyeol tampak bimbang. Namun ia mengeluarkan sekotak kimchi dan membawanya ke hadapanku.

Laki-laki itu mengerucutkan bibirnya. Netranya menatapku begitu polos saat bertanya. "Apa ini salah satu bahan untuk membuat Naengmyeon?" (Mi dingin)

Sssuatu dalam diriku bergejolak riuh tetapi aku berusaha menahan tawa. Dia sedang berusaha melucu atau bagaimana? Serius membuat mi dingin dengan kimchi. Kira-kira bagaimana rasanya? Astaga.

Aku menarik sebelah alis, penasaran. Setahuku Chanyeol sudah menghabiskan kotak ayamnya sendirian disungai tadi. "Kau lapar?"

Chanyeol mengangguk tanpa suara.

"Kalau begitu duduklah. Aku akan membuat sesuatu untukmu."

Chanyeol berbalik dengan gesit hingga aku berpikir bahwa dia akan meninggalkan dapur karena tidak setuju dengan ideku. Tetapi alih-alih pergi, ia hanya mengembalikan kotak kimchi ke tempat semula dan duduk di kursi dengan cepat. Dia tersenyum jenaka saat melihatku menghembuskan napas heran.

"Tapi kau harus membantuku. Aku tidak punya banyak tenaga karena sudah mengantuk."

Chanyeol menautkan kedua alisnya. Wajahnya dibebani rasa cemas. "Aku bisa makan ramen kalau kau sudah lelah."

Sambil menurunkan satu bungkus mi soba dari dalam kabin, aku menjawab dengan jujur. "Aku tidak bisa membiarkan seseorang kelaparan sementara dia membutuhkan waktu tidur yang nyaman. Perutmu harus terisi dengan benar."

Chanyeol tersenyum hangat saat menyahut jenaka. "Kurasa tidur sambil memelukmu jauh lebih nyaman."

Aku berbalik dan menatapnya garang. Sementara Chanyeol menaik turunkan alisnya bergantian, berusaha menggodaku dengan wajah konyol itu.

Aku memilih untuk tidak mengatakan apapun. Masih banyak hal yang musti kulakukan. Belakangan ini ia memang gemar melontarkan kata-kata aneh. Mulai dari menggoda yang berakhir membuatku kesal sampai bisik-bisik kata kotor sebelum kami tidur.

"Bisa kau keluarkan saus gochujang dan minyak wijennya?"

Dengan sigap Chanyeol berdiri. "Siap melayani anda, nyonya." Wajahnya begitu menggemaskan saat mengatakan hal tersebut.

The Day We MeetWhere stories live. Discover now