07

658 107 9
                                    

Tolong beri cinta dan dukungan kalian untuk author terlabil ini 😁
Selamat membaca~

Chanyeol

Aku sampai dirumah tepat setelah Yerin baru saja menyelesaikan mandi. Sosoknya masih berbalut bathrobe berkeliaran disekitar dapur. Sementara rambut basahnya yang dibebat handuk masih sesekali meneteskan air.

Jemari kecilnya sibuk mengangkat benda-benda disekitar dapur. Juga sesekali mendesah lirih tatkala tidak menemukan apapun. Mungkinkah dia sedang mencari sesuatu.

Aku meneguk ludah susah payah tatkala mendadak pandangan kami bertemu. Dia terkejut dan aku mulai merasakan suasana canggung diantara kami.

Akhirnya ku putuskan untuk melangkah mendekat dan memenuhi rasa ingin tahuku. "Kau membutuhkan sesuatu?" Kataku setengah ragu.

Gadis itu mengulum bibir bawahnya. Pandangannya berpendar ragu. "Kurasa aku telah menghilangkan ponselku."

Aku mencoba bersikap santai dan menurunkan sedikit tensi gugupku untuk sementara waktu. Aku tidak mau terlihat bak remaja tanggung yang ketahuan salah tingkah didepan pacarnya.

Ku turunkan jas dari pundak yang sebelumnya sudah ku tanggalkan semenjak meninggalkan areal parkir kantor.

"Kau sudah memastikannya? Barangkali kau lupa menaruhnya dimana."

Yerin menghembuskan napas resah. Gurat frustasi tampak muncul disela-sela tarikan napasnya yang teratur. Sementara pinggulnya perlahan bersandar ditepi konter. "Sejak kemarin aku belum memakainya. Bahkan tadi pagi aku tidak membawa benda itu pergi bersamaku. Lalu aku baru ingat setelah Sehun memintaku menghubunginya."

Sehun?

Apa dia baru saja menyebut nama seorang pria. Teman? kekasih? Mungkinkah Yerin telah lebih dulu menjalin hubungan istimewa dengan seseorang sebelum menikah denganku.

Mendadak rasa ingin tahuku semakin melebar. Bukan soal ponselnya yang hilang lagi tetapi tentang kehidupan Yerin sebelum terjebak bersamaku seperti sekarang ini.

Gadis itu sangat cantik. Pasti banyak sekali pria yang mengelilingi hidupnya. Tetapi barang kali aku sudah lupa bahwa dia tidak mungkin mengatakan semua hal tentang dirinya dalam waktu dekat. Kami bahkan baru saling mengenal beberapa hari lalu.

Aku tidak ingin menjadi lelaki serakah akan apa yang ingin ku ketahui. Mungkin aku bisa menunggu agar Yerin lebih terbuka padaku.

Memilih untuk tidak menanyakan apapun, aku berusaha memangkas jarak diantara kami. "Jangan cemas, kau bisa membeli lagi besok."

"Kau bisa memakai milikku untuk sementara waktu." Sambungku sambil mengeluarkan ponsel dari kantung celana.

Yerin menerimanya. Pandangan gadis itu bergulir pada lantai kayu rumah ini. Ia tidak segera menggunakan ponselnya. Aku tidak mengerti, justru ia terlihat semakin murung dihadapanku.

Keheningan membeba suasana diantara kami berdua. Aku tidak ingin beranjak sekaligus tak ingin tinggal diam.

Suasana seperti ini terbilang cukup baru untukku. Melihat seorang wanita berkeliaran didalam rumahku, memakai kamar mandiku dan sekarang ia bahkan termenung dihadapanku. Rasanya baru kemarin sore Ong Seongwoo mengejekku karena tidak memiliki kekasih. Tetapi sekarang aku bahkan telah memiliki seorang istri.

Yerin menatapku dalam diam disaat aku tengah bergelung dengan pikiranku sendiri.

"Kau baik sekali padaku, kenapa?" Binar matanya meredup. Aku mulai tidak menyukai suasana ini.

Apa Yerin sedang meragukan ketulusanku. Apa dia merasa aku tidak cukup pantas bersanding dengannya. Mungkin aku terlihat buruk dimatanya usai kesalah pahaman yang terjadi malam itu. Tetapi sungguh aku sudah berusaha memperbaiki segalanya.

The Day We MeetWhere stories live. Discover now