Bahagia dan Derita

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Kenapa?" pertegas Alvina. Nizar tak kuasa menahan kegelisahan.

"Saya gugup karena ini pertama kalinya saya mengajak manusia lain jenis untuk bertemu mama dan kakak saya. Puas!?" suara Nizar terdengar tak sabar karena harus menjelaskan alasan terselubungnya. Jadi dia diam dari tadi karena gugup melebihi Alvina?

"Sudah puas? Ayo saya semakin tak konsentrasi kalau wajah kamu terus di depan saya." Nizar berjalan cepat. Sementara Alvina diam tak berkutik, mencerna ucapan kaku Nizar yang lagi-lagi berdampak spesial bagi Alvina.

Melambung bahagia.

Ada seorang pria yang gugup bahkan suhu tubuhnya berubah karena dirinya?

"Gadis cengeng yang pemaksa, kamu sedang ikut mannequin challenge? Ayo cepat!" panggil Nizar. Alvina segera berjalan cepat mendekati Nizar. Menatap pintu rumah dengan cemas. Jika Nizar gugup harusnya ia lebih gugup. Tetapi kenapa rasa ceria terus bergelayut? Manja lagi di hatinya. Ingin rasanya Alvina segera masuk dan izin meminjam satu kamar tamu. Ia mau guling-gulingan di ranjang seorang diri. Ia butuh pelampiasan kebahagiaan.

Alvina sadar! Kembalilah ke dunia nyata nak..!!!

"Kalau saya nanti tiba-tiba masuk ke kamar dan lama keluar kamu tidak masalah kan bersama keponakan saya?"

"Memangnya kamu mau kemana?"

"Tadikan saya bilang ke kamar.." Nizar sepertinya tidak bisa diajak berbicara. Nada suaranya terdengar emosi dan selalu menggeram.

"Iya ngapain lama di kamar kalau ada aku di sini." Alvina semakin mendesak meminta penjelasan. Ia sudah merasa gugup dan semakin dibuat resah. Seenaknya saja pria ini melepaskan dirinya.

"Saya mules.." suara Nizar pelan tetapi dapat didengar Alvina.

Astaga pria kaku ini sedang demam panggung yang teramat parah. Alvina harusnya bisa mengerti. Sambil tersenyum ia mengangguk saja, mengikuti perintah Nizar. Ia bahkan ingin tertawa mendengar alasan Nizar.

Dan wajah Alvina semakin ceria saat pintu itu terbuka menampilkan sosok Atika di depannya. Gadis itu tersenyum lebar, menyambut Alvina bak teman lama yang sudah bertahun-tahun tak jumpa.

"Hai Atika.." sapa Alvina sopan.

"Mbaak akhirnyaa mau ke sini juga.. Ah aku jadi punya alasan nanti saat mbak pulang ke Indonesia. Aku mau ikut mbak ke sana. Tapi selama di sini mbak akan aku pandu berkeliling kota menikmati ramainya malam dan berbagai macam acara akan aku ajak mbak. Terus mbak akan tidur sama aku, tenang saja aku sudah menyiapkan khusus buat tamu spesial. Kalo mbak terbiasa tidur sendiri, aku akan tidur di kamar tamu... Terus nih yahhhhpp.."

Serangan suara bertubi-tubi itu segera dihentikan Nizar, pria itu menutup mulut keponakannya dengan tangan. "Bantu bawa koper uncle." singkat, jelas, padat dan sangat Nizar sekali. Ini yang Alvina nantikan sejak tadi.

Alvina terkikik melihat ulah Nizar. "Ayo kamu ikut saya!"

"Ah my boss yang satu ini memang tega.." suara Atika tertinggal jauh di belakangnya, Alvina melirik Nizar sambil berjalan, kali ini mereka berjalan berdampingan. Masuk ke sebuah rumah sederhana tetapi Alvina bisa merasakan kaya akan kasih sayang.

My Apple Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ