Lemah dan Kuat

12.9K 1.5K 62
                                    

Setelah minta maaf, jaga jarak dengannya tetapi jangan terlalu cuek. Wanita jika terlalu didekati akan semakin besar kepala.

Tidak perlu menempelinya cuma pastikan saat ia membutuhkan sesuatu kamu ada dan memberikan solusi.

Lakukan perhatian kecil yang tak pernah dilakukan yang lain, lalu berikan senyuman manis sebelum kamu pergi.

Jangan mencela atau mencibir, mengingat sifat kamu yang selalu berceloteh tajam. Sekuat tenaga hindari berucap tajam. Tahan dengan senyuman saat kamu merasa bertentangan.

Jangan melakukan kontak fisik terlalu. Mengingat kamu seperti tahanan baru keluar dari penjara. Gairah dan nafsu sangat rentan.

Saat ini ucapan mereka tidak akan mau dibantah atau disalahkan.

Lakukan semua itu jika kamu yakin dengan perasaan kamu.

Nizar mengangguk saat membaca serentetan pesan dari sang kakak ipar. Berbagai tips sudah ia lakukan dan semenjak kejadian naas itu, lebih tepatnya tiga hari yang lalu Alvina sedikit melunak. Nizar tidak membalas saat Alvina menegurnya dengan ketus.

"Ngapain kamu duduk di dekat aku. Bukankah aku sudah bilang jauh dari pandanganku."

Mendengar ucapan tak bersahabat dari Alvina, Nizar hanya mengangguk dan segera mencari posisi yang tak bisa dilihat Alvina. Sementara dirinya dapat puas menatap Alvina dari belakang. Baiklah masih bisa dikompromikan.

Saat mereka sedang pergi ke sebuah tempat berjualan oleh-oleh, lagi-lagi Nizar mendekati Alvina. Membantu sang gadis yang bersiap membelikan aneka cinderamata dan makanan khas.

"Kamu mau saya bantu kirimkan lebih dulu?"

"Kenapa dikirimkan lebih dahulu? Aku mau bawa sekalian pulang."

"Tapi masih lama, oleh-oleh kamu masa berlakunya tidak lama lagi."

"Seminggu lagi aku pulang dan ini untuk jangka waktu satu bulan masih layak."

"Tapi kamu kan sudah janji sama Tika keponakan saya. Kebetulan semalam dia telpon saya, katanya kamu mau mampir ke tempatnya. Sayang kalau kamu tidak melanjutkan liburan ke Melbourne. Bukankah visa liburan kamu juga masih lama?"

Alvina tidak membalas, ia hanya diam dan sepertinya tak menolak t saat Nizar mengurus pake oleh-oleh untuk keluarga Alvina di tanah air. Pria itu hanya diam di tengah keberhasilannya membuat bimbang Alvina. Apapun yang terjadi, gadis itu harus mau ikut ke Melbourne dengannya.

Dan pagi ini saat jadwal keberangkatan seluruh rombongan pergi ke suatu daerah dimana keindahan air terjun akan menyambut, Alvina justru tak memperlihatkan batang hidungnya di restoran bahkan di lobi penginapan Nizar tidak melihat.

Terakhir semalam saat makan malam, Alvina memang tampak akrab dengan rombongan yang lain. Ia tertawa bahkan mengabadikan dengan aneka foto dan gaya, sangat ceria dengan senyum bahagia. Dan itu semua tanpa dirinya. Nizar hanya menatap di dekat mini bar.

Andai ia bisa ikut berfoto dengannya. Nizar sendiri menggeleng tak percaya dengan pemikirannya. Ia sudah lama vakum dari dunia alay dan segala gegap gempita keramaian bercengkrama dengan yang lain. Sudah sangat lama, bisa dikatakan ia hampir lupa.

My Apple Where stories live. Discover now