Liburan dan Kesialan

15.2K 1.7K 74
                                    

"Bisa jauhkan lengan anda?! Saya risih kalau terus menempel seperti ini?" Alvina mendengus jengkel mendengar teguran tak sopan yang diutarakan untuknya. Kenapa ia bisa dipertemukan dengan pria seperti ini. Namanya juga orang kelelahan, mana bisa diprediksi kemana tubuh ini mendekat. Andai Alvina sadar ia juga tidak sudi bergelayut di tubuh pria asing.

Alvina memang sedang berada di dalam bus pariwisata. Setelah turun dari pesawat yang membawanya ke negara yang sangat ingin ia kunjungi Selandia Baru. Perjalanan kembali dilanjutkan dengan kendaraan darat bus kecil untuk mereka.

Negara dengan bentangan menakjubkan dengan hasil pertanian yang cukup diakui dunia, terkenal dengan kebun apel menggugah selera dan inilah yang membuat Alvina semangat pergi ke negara ini. Apalagi Selandia Baru termasuk jajaran negara dengan tingkat polusi terendah di dunia. Alvina memang butuh udara bersih, menenangkan pikiran kacaunya. Alvina butuh udara segar guna kelangsungan hidupnya.

Sayang, semenjak di bandara pikirannya kembali dibuat suram. Bayangkan ia berada dalam satu grup wisata dengan pria terkaku yang pernah ia kenal di muka bumi.

Alvina tahu pria itu kalau tidak salah bernama Nizar. Pria yang menegurnya di tempat umum. Alvina masih ingat saat itu ia baru saja dicampakan oleh Dimas, mantan tunangannya dan cibiran drama yang sedang ia perankan tak akan pernah ia lupakan. Pria itu, Nizar menegurnya karena mengganggu laju jalannya.

Dan sekarang seolah kutukan terus mengintai, pria bernama Nizar itu satu tujuan dengannya. Ternyata Nizar juga sedang ikut paket travel ke negeri apel. Sesempit itukah dunia?

"Nona apa anda mendengarkan permintaan saya? Jauhkan tubuh anda dari saya." Lamunan Alvina terganggu dengan suara sinting pria di sebelahnya.

"Saya bukan kasur tempat seenaknya menempelkan tubuh anda yang lelah. Saya juga lelah dan saya harap anda bersabar. Bus yang kita tumpangi sebentar lagi sampai ke hotel. Nanti anda bisa menikmati ranjang itu sendiri dengan aneka gaya." Alvina malas berdebat dengan pria asing nan kaku selangit itu. Ia sendiri merutuki kebodohan tubuhnya yang seenaknya saja menyandarkan tubuhnya di tubuh pria asing.

"Maaf." Alvina kembali duduk tegak dan menatap arah depan dengan kesal. Di antara wisatawan yang ikut rombongan memang hanya Alvina dan Nizar yang datang seorang diri. Enam pasangan lainnya adalah suami istri yang memang sengaja pergi berlibur bersama. Mau tak mau Alvina dan Nizar duduk berdampingan karena memang tak ada tempat lagi.

Menyesal Alvina pergi berlibur sendiri. Tahu seperti ini kenapa ia tidak mengajak saudara-saudaranya.

"Dek lagi jalan-jalan berdua atau honeymoon?" Lama mereka terdiam menunggu bus sampai ke tempat penginapan. Seorang ibu di samping Alvina menyapa.

"Hah?" Alvina sempat menatap wajah datar pria kaku di sampingnya. Pria itu itu memejamkan mata. Entah malas berinteraski atau memang benar-benar tidur.

Semoga ia lama pergi ke alam lainnya! Kalau bisa selamanya. Sedikit tersenyum Alvina berharap.

Alvina lalu menoleh kembali ke arah ibu itu dengan sopan. "Nggak bu aku jalan sendiri. Mau cari suasana baru." jawab Alvina memasang senyuman manis.

"Oh saya kira sedang honeymoon." tatapan mata itu itu mengarah ke wajah Nizar. Alvina tertawa basa-basi. Bulan madu dengan pria aneh di sampingnya? Telan saja ia bersama ikan paus. Oh ralat, telan saja pria di sampingnya bersama ikan paus. Ia mau berlibur.

My Apple Where stories live. Discover now