Sedih dan Pasrah

11.9K 1.6K 79
                                    

"Boleh aku masuk botol kecap?"

Dia bilang apa botol kecap? Sinting sekali ucapan gadis ini. Nizar menahan nafas sebelum dengan tegas ia menolak.

"Maaf nggak bisa." dan dengan sangat yakin Nizar menutup kencang pintu kamar. Mencari gara-gara saja gadis itu.

Siapa dia memanggil pria sukses seperti Nizar botol kecap... Sambil berkacak pinggang Nizar melakukan gerakan tak jelas di dalam kamar. Tatapan sendu itu membuatnya khawatir. Gadis itu terlihat kacau.

Tok.. Tok..

Dor.. Dor..

Bukan hanya ketukan tapi gedoran sekarang bergema dari pintu masuk itu lagi. Nizar melirik seakan tahu siapa pelakunya. Haruskah ia membukanya? Tapi untuk apa? Mendengar kicauan rancu gadis itu? Indikasi pertengkaran sudah dipastikan terjadi.

Dor.. Dor..

"Botol kecap buka!!!" lihat saja suara menyebalkan itu. Nizar harus menyumpal mulut itu dengan sesuatu.

Dor.. Dor..

"Buka botol kecap!!!" Nizar tak kuasa menahan kekesalan. Ia segera membuka pintu. Apa yang akan terjadi, terjadilah. Ia bukan pengecut menghadapi suatu hal. Terlebih kaum lemah nan cengeng macam Alvina.

"Mau anda apa sih?" tegur Nizar tenang saat ia membuka pintu. Wajah Alvina sungguh kacau. Mengerucutkan bibirnya lucu.

"Mau masuk.." Dan dengan seenaknya Alvina mendorong tubuh Nizar, melenggang tanpa dosa ke dalam kamar milik Nizar. Pemilik kamarnya saja belum memberika izin. Nizar melirik lorong sepi. Beruntung kegaduhan yang diperbuat Alvina tidak mengganggu tamu penginapan yang lain.

"Cepat katakan anda mau apa? Saya mau istirahat." ucap Nizar saat pintu sudah ia tutup. Nizar bersandar di daun pintu. Menatap pergerakan tak jelas Alvina.

Seenaknya gadis itu memindai seluruh ruangan. "Wah kamar kamu lebih besar. Semua lengkap, bahkan sofa dan dapur kecil ada juga. Kamu pasti bayar mahal yah.." Racau Alvina. Nizar sedikit mengerti penyebab tingkah aneh Alvina. Aroma wine sempat ia cium saat tadi Alvina mendorong tubuhnya.

Klasik sekali pelampiasan patah hati. Kenapa tidak melampiaskan dengan sesuatu yang berguna! Ia seperti motivator saja.

Nizar tak menjawab ocehan Alvina. Ia terus memperhatikan. Pakaian yang Alvina kenakan masih sama seperti tadi saat ia bertemu di restoran penginapan. Ia masih memakai jaket hangat berwarna cokelat. Dan matanya kembali melebar saat seenaknya Alvina membuka kancing jaketnya.

"Anda mau apa?" merasa panik Nizar sedikit meninggikan suaranya. Nekat sekali gadis ini.

"Buka jaketlah. Aku kan mau istirahat." terlanjur Nizar bertanya. Alvina sudah membuka jaket itu, melemparkan sembarang. Memperlihatkan pakaian santai yang melekat di tubuhnya. T-shirt lengan panjang berwarna baby pink sangat cocok di wajah Alvina. Dia seperti gadis manis yang sangat lugu.

Nizar cepat-cepat menggeleng karena baru saja memuji tingkah gadis aneh di hadapannya. Jelas-jelas gadis ini sedang mabuk. Suatu perbuata buang waktu bagi Nizar.

"Anda punya kamar sendiri." ucapan Nizar dianggap angin lalu. Alvina merangkak naik ke tempat tidur.

"Sebentar saja.." Ucap lemah Alvina sambil menggulingkan tubuhnya ke sana ke mari. Nizar yang melihat merasa jengah. Sedang apa gadis itu? Biarkan sajalah. Dispensasi buat penderita cinta. Siapa tahu ia mendapat pahala.

My Apple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang