11. bertemu [re-publish]

1K 59 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"La! La!" Suara berisik terdengar dari pintu kamarku—maksudku, pintu kamar pemilik homestay ini. Ah sudahlah. Mataku mengkerjap-kerjap. Astaga! Jam tiga sore. Aku bahkan tak sadar. Aku tak sempat membuka sepatuku. Semuanya masih tersemat amat rapi di kaki. Aku, tertidur.

"Bentar," aku membuka pintu.

"Hpmu di mana sih? Aku telponin nggak aktif. Seminggu ini kita mencar dulu ya? Cari masing-masing. Seminggunya lagi kita gabungin tuh data. Gimana?" Gia memberi ide. Aku tersenyum. Mengangguk.

Aku kembali masuk ke kamar. Duduk beberapa saat sambil melepas sepatu.

Duh! Lupa. Aku setengah mati lupa lagi soal ponselku yang masih terdampar di tas ransel. Tak menunggu waktu lama, jemari tanganku mengaduk-aduk isi ransel. Butuh waktu tiga puluh detik untuk mendapatkan ponselku. Aku menekan tombol kecil di samping ponsel. Kembali aku menunggu beberapa saat hingga ponsel yang ada tangan sempurna menyala.

Rei

Kamu udah sampai?

Rei

Aku udah mau flight, La. Kalau udah Sampai kabari ya, La!

Rei

La, km kemana? Aku udah sampai Malang, udah nyampai hotel juga.

Gi

La, minggu ini kita mencar aja ya?

Aku membaca satu persatu pesannya. Aku tersenyum. Dan langsung menelpon Rei. Tak perlu menunggu lama, telponku diangkat.

"Hallo, kamu kemana? Aku khawatir sama kamu. Udah kurang lebih 5 jam dari landingmu belum ada kabar juga." Rei ngomel-ngomel dari ujung telpon. Aku tersenyum saja.

"Kamu kemana?" katanya lagi. Aku belum menjawab masih tersenyum dari ujung telpon. Merebahkan badan ke kasur empuk yang membuatku lupa diri.

"Tadi aku taruh di tas. Dan aku lupa setengah mati. Aku juga lupa kalau tadi sebenarnya aku sama temen kantorku. Dia yang negur aku di deket pengambilan bagasi." Aku menjawab dengan santai sambil menggoyang-goyangkan kaki.

"Aku kira kamu nyasar, tapi nggak mungkin nyasar. Kalau nyasar pasti telpon aku." Rei meledek. Aku dengan jelas mendengar tawanya yang tertahan.

"Iya deh, SpideRei. Rei, aku mau mandi dulu ya. Mau cari inspirasi buat masarin produk nih." Ujarku sambil beranjak duduk dari tempat tidur.

"Okee. See you when I see you." Dan aku hanya menjawab He'eh tak lama setelah itu Rei mematikan telpon.

Aku mengumpulkan niat untuk mandi dan beres-beres mencari ide kreatif memasarkan minuman yang entah bagaimana rasanya itu. Malam ini. Ke manalah? Pikirku.

MY FALSE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang