Chapter 33

421 14 0
                                    

Ke empat cewek itu berjalan berdampingan menyusuri koridor, menuju perpustakaan.

Dengan Acha dan Cellin yang berjalan didepan, diikuti Mia dan Vera dibelakang yang sedang sibuk mengurusi earphone milik Udin yang dipinjam Vera tadi.

"Yahh, ini gimana? Nanti sih Udin marah sama gue, gimana?" Vera tampak uring-uringan, menatap miris tali earphone yang putus. Karna keisengan tangan Vera.

"Ya, lagi tangan lo iseng banget sih!" Celetuk Mia. Kesal, karna barang apa saja yang dipegang Vera pasti bernasib sial. Entah itu patah, copot, atau pecah sekalipun.

"Kak Elang, disalamin sama temen aku. Katanya dia suka sama kakak."

Perkataan itu lewat di pendengaran Acha dan Cellin. Mereka baru saja melewati depan kelas Elang, dan mendapati cowok itu sedang bersandar di depan pintu bersama seorang cewek yang sepertinya baru menduduki kelas 10.

Acha dan Cellin saling melirik, lalu keduanya tertawa kecil. Takut-takut adik kelas itu mendengarnya.

"Cha!" Seruan itu membuat Acha dan Cellin menghentikan jalannya tiba-tiba.

"Duh!"

"Ngapain berenti mendadak sih?" Tanya Mia dengan nada sedikit kesal. Dari tadi pagi, gadis itu mudah sekali tersulut emosi.

Tidak ada satupun yang menjawab, membuat Mia mendonggakkan kepalanya ke depan.

"Eh, dek!" Elang tidak tahu namanya. Cowok itu memberi isyarat, menyuruh siswi kelas 10 itu mendekat.

Acha ingin melanjutkan langkahnya, tapi Elang menghalangi jalannya. Cowok itu menyengir dan tiba-tiba merangkul pundak Acha,membuat yang dirangkul dan yang melihat aksi Elang itu terkejut.

"Bilang ke temen kamu. Kak Elang udah punya nya Kak Acha. Nanti kalo gue diambil, kak Acha nya nanti ngambek," ujar cowok itu santai, dan mengerling ke Acha. Dia sudah tahu pasti setelah ini Acha akan memukul dan memakinya.

Sebelum Acha memarahinya, Elang mulai bergerak cepat menarik gadis itu. "Gue pinjem dia bentar!" Seru Elang ke ketiga teman Acha.

Sedangkan Adik kelas tadi diam mematung, memikirkan kebenaran dari ucapan Elang barusan.

"Udah dek... gak usah sedih gitu dong. Ikhlasin aja!" Ujar Vera menggoda siswa kelas 10 itu.

Mia menyenggol tangan Vera, menyuruh temannya itu diam. "Udah dek, jangan didengerin."

Siswa kelas 10 itu tersenyum. "Iya kak, nggak apa, ya udah saya balik ke kelas dulu." Pamitnya dan berlalu dari hadapan Mia, Vera dan Cellin.

"Lah, Elang mana?"

Suara itu membuat ketiga gadis itu menengok kebelakang, cowok berkaca mata, dengan ujung baju yang keluar-keluaran, dan rambut yang acak-acakkan itu berdiri didepan pintu kelas.

Cowok itu menatap Mia, Vera dan Cellin. "Elang kemana?" Ia menggulangi pertanyaan nya.

Mia mengangkat bahu. "Gak tau, temen gue aja dibawa kabur sama dia!"

"Woy! Ini bukunya kumpulin!" Seruan dari kelas membuat Bimo melihat ke kelas.

"Iya!" Balas Bimo. Seharusnya tadi Elang membawa tugas-tugas teman-temannya ke ruang guru. Hari ini Elang piket, jadi dialah yang kebagian tugas membawa tugas ke ruang guru.

"Sorry, gue duluan nih, ya." Ucap cowok itu, mengambil tugas teman-temannya, dan membawanya ke Bu Rima. Sebelum benar-benar pergi, bola mata milik Bimo sempat melirik sekilas Cellin.

"Lo, sadar gak sih, si Bimo ngelirik Cellin terus," mia menyikut vera.

Vera menggugguk cepat, gadis itu setuju apa kata Mia barusan.
"Wah, jangan-jangan..."

STAYEDWhere stories live. Discover now