Chapter 27

481 19 0
                                    

Sorry for typo.
Keep reading,
Don't forget to vomments.

Thanks you
_________________________________

Acha memasuki rumah nya. Waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam. Ia baru saja kembali dari rumah Dimas, bertemu dengan Dira--mama nya Dimas.

"Darimana, Cha?" Suara dari ruang tengah membuat Acha segera menutup pintu rumah dan berjalan.

Terlihat ayahnya sedang duduk dengan televisi yang nyala. Acha memberi salam. "Dari rumah Dimas, Yah." Jawabnya sembari salim. Setelah itu Ia duduk disamping ayah nya dengan tas yang masih dipakai.

"Dimas kenapa? Kok baru pulang jam segini?"

Acha menepuk jidatnya pelan. Ia lupa memberitahu pada ayahnya bahwa Ia pulang telat hari ini.

"Dimas gak apa-apa, Yah. Tante Dira yang sakit, jadi Acha pergi kesana mau ketemu aja sebentar." Jelas Acha.

Belum sempat Ayahnya menjawab, Anisa keluar dari kamarnya, dan mendapatkan Acha sudah pulang. "Udah pulang, Cha?" Tanya nya yang dijawab anggukan dari Acha. "Gimana?" Tanya nya lagi.

"Dimas mau ke Jerman sama Tante Dira."

Anisa tampak terkejut dan ayahnya Acha hanya mendengarkan saksama pembicaraan ibu dan anaknya itu.

"Loh? Kapan? Kok mendadak?"

Pertanyaan beruntun itu membuat Acha terduduk merosot. Ia tidak semangat untuk membicarakan itu sekarang. Ia memang tidak memiliki hubungan dengan Dimas. Tapi jauh dari Dimas rasanya Ia belum siap. Atau itu hanya perasaan nya saja?

Ahh kenapa jadi gini, sih...Batin Acha.

"Acha ke kamar ya mah. Besok aja Acha cerita. Aku capek." Ujarnya, beranjak dari duduk. Berjalan meninggalkan Ayah dan Mama nya.

"Cha, Elang apa kabar?"

Pertanyaan dari Anisa, membuat perempuan itu menghentikan jalan nya. Terdiam tak menjawab.

"Udah lama Mama ga liat dia. Suruh dia kesini, Kak." Ujar Anisa.

Acha menggeleng. Memutar badan nya menghadap Anisa yang duduk di ruang tengah.

"Udah malem Mah." Jawabnya singkat.

"Ya udah. Besok bawain puding ya buat dia. Mama baru aja buatin tuh!"

Acha menghela nafas nya pelan. Lalu mengganguk dan berjalan menuju kamarnya.

Ia dan Elang saja sekarang sudah seperti orang yang tidak saling mengenal. Bagaimana caranya besok Ia tiba-tiba memberi cowok itu puding. Ia saja lupa bagaimana berbicara dengan cowok itu.

Acha membuka kenop pintu kamarnya, meletakkan tas diatas meja. Lalu menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.

Meng-istirahat kan tubuh nya sejenak sebelum membersihkan diri ke kamar mandi.***

Rendy menopang wajahnya. Menatap serius kedua teman nya, yang sama keras kepalanya. Sudah hampir 3 hari Bimo atau Elang tidak memulai pembicaraan antar satu sama lain. Sikap mereka sudah tidak dapat dibiarkan lagi oleh Rendy. Sampai akhirnya cowok itu membuat janji bersama keduanya di Cafe biasa.

"Sifat lo berdua tuh kekanak-kanakan, tau ga? Bocah njing!" Umpat Rendy menatap dingin kedua teman nya yang duduk persis di depan nya.

Tak ada yang memberi respon. Keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

STAYEDWhere stories live. Discover now