4»Senyuman«

755 39 0
                                    

Elang melangkahkan kaki nya, melewati setiap kelas menuju kelas nya sendiri.

Tak seperti biasa nya, sekarang Ia tak memamerkan senyum maut nya pada setiap gadis yang di lewati nya.

Kali ini Ia lebih fokus, pada Acha yang mengekori nya sejak di perjalanan tadi.

Ia merasa risih,belum terbiasa dengan keberadaan Acha yang sesuka hati nya datang dan menghilang tiba-tiba, hingga membuat Elang panik di buat nya.

Seperti sekarang ini, Acha sudah tidak ada, ketika Elang memalingkan wajah nya ke belakang. Dasar cewek astral!. Batin nya.

"Woy Lang!"

Panggilan Bimo membuat Elang kembali menghadap ke belakang, berhenti menunggu Bimo yang sedang berjalan mendekat.

"Weits!, kemana Lo semalem? Tumben gak dateng?" Tanya Bimo langsung, yang kini sudah berdiri di samping Elang.

Elang mengangkat bahu acuh "Tidur" Jawab nya bohong, dan melanjutkan jalan ke kelas, karna bel yang sudah berbunyi.

Bimo mengikuti langkah Elang "Pantes gue cari gak ada, penggemar lo pada nanyain tuh, bikin ribet tau gak!"

Elang tertawa mendengar umpatan kesal Bimo "Hahaha, siapa tahu diantara mereka ada yang nyangkut sama lo". Ujar nya menepuk pundak Bimo.

Bimo menepis tangan Elang di pundak nya " Gak deh makasih!,gak mau gue sama cewek ribet kayak mereka, hampir aja gue bawa mereka ke rumah lo, karna saking bawel nya."

Elang tak terlalu menanggapi ucapan Bimo, karna kini mereka sudah memasuki kelas dan berpisah menuju tempat duduk masing-masing.

Bimo. Sahabat sekaligus teman nakal Elang. Nakal?. Nakal, bukan nakal yang berlebihan dan melewati batas, mereka masih tahu batas, dan bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak patut untuk mereka lakukan.Selain Bimo ada juga Rendy, Mereka bertiga selalu menghabiskan waktu bersama, melakukan hal licik bersama, dan selalu membuat onar di kelas.

"Oi, kemana lo semalem? Tumben gak dateng" Tanya Rendy, ketika Elang sudah duduk di samping nya.

"Tidur" Jawab Elang malas, sudah dua orang menanyakan hal yang sama.

Rendy hanya menganggukan kepala lalu kembali sibuk dengan ponsel nya, ber-chat ria bersama gebetan nya. Entahlah siapa, Elang pun tak tahu, karna jika ditanya, Rendy hanya menjawab "Nanti lah gue kasih tahu, dia agak susah nih buat gue dapetin, beda banget deh pokok nya sama sebelum nya."

"Kumpulkan tugas yang saya berikan kemarin" Suara tegas dari Bu Ani menyeluruh seisi kelas, dan membuat murid-murid nya berhenti berbicara ketika sadar guru bahasa indonesia yang berkaca mata dan sudah cukup berumur yang seharus nya kini Ia sudah pensiun, telah berada di dalam kelas.

Semua murid bergerak mengumpulkan tugas rangkuman dari sang guru, kecuali Elang.

Cowok itu tidak mengerjakan tugas dari Bu Ani, bukan nya panik, Ia justru biasa saja menunggu ucapan berikut nya dari sang guru.

"Lo gak ngerjain?" Tanya Rendy ketika duduk kembali, setelah mengumpulkan buku tugas nya ke depan kelas.

"Biasa" Jawab Elang singkat, tak ada rasa takut menyelimuti nya, seperti sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.

Rendy menggelengkan kepala nya, walaupun Ia termasuk murid yang di bilang cukup nakal, namun Ia tak pernah lupa untuk mengerjakan tugas nya.

Berbeda dengan Elang yang bersikap sangat acuh terhadap tugas sekolah nya,namun tidak dapat diungkiri Elang termasuk salah satu murid yang berprestasi di sekolah nya.

STAYEDWhere stories live. Discover now