Chapter 26

424 23 0
                                    

Maafin gue yang gak bisa fokus sama satu ceritaa. Yang ini belum ending, malah bikin yang baru! Alhasil fokus jd terbagi-bagi.
Sekian, and
Bye,

Dilla
______________________________


Di waktu istirahat Acha, Mia dan Vera lebih memilih didalam kelas saja. Bosan karna jajanan kantin yang itu-itu saja akhirnya mereka mulai membawa bekal dari rumah sejak dua hari yang lalu.

Sedangkan Cellin, Ia baru saja keluar dari kelas ketika diajak oleh Elang.

Sudah hampir seminggu ini mereka dekat. Di sekolah selalu terlihat bersama sampai membuat beberapa murid bingung dan bertanya-tanya tentang hubungan mereka. Karna, tidak ada satupun dari mereka yang mengakui atau mengelak tentang apa saja yang ditujukan pada mereka.

Semua mulai tebak menebak. Tapi, tidak untuk Acha, Ia tahu bahwa Cellin sudah memiliki hubungan dengan Elang. Walau Cellin tidak pernah memceritakan nya sekalipun.

"Mikirin apa sih?"

Suara dari sebelah kanan menyadarkan Acha dari lamunan. Perempuan itu menggeleng pelan, kembali memulai makannya yang sempat terhenti.

Mia mengedikkan alisnya bertanya pada Vera. Dan dijawab dengan angkatan kedua bahu tak tahu dari Vera.

Ketiga--nya kembali melanjutkan makannya dalam keadaan hening. ***

"Hei! Kok ngelamun?"

Teguran dari Elang menyadarkan Cellin, perempuan itu menatap Elang yang kembali dengan dua jus buah di genggaman nya.

"Thank," Cellin meraih gelas plastik yang dihadapkan Elang untuknya.

Elang menggangguk, dan memilih duduk di depan Cellin. Mereka memilih duduk di Taman sekolah, daripada di meja kantin.

"Lo kenapa?" Elang memulai pembicaraan, dan sesekali meminum jus nya dengan sedotan.

Cellin yang sedang memperhatikan sekitar, menjadi fokus pada cowok didepan nya. "Emang gue keliatan kenapa-kenapa, ya?" Tanyanya balik.

Elang mengernyitkan alisnya, dan terkekeh singkat. "Kenapa sih, cewek itu kalo ditanyain kenapa. Pasti jawaban nya selalu gapapa, atau pura-pura gak kenapa-napa?"

"Mungkin itu senjata dia untuk menyimpan masalahnya." Jawab Cellin enteng.

"Kenapa gak to the point aja? Cowok itu bukan dukun kali, yang bisa tau kalian itu kenapa. Mending cowok itu langsung tau kalian kenapa, coba kalo cowoknya lemot? Pasti jadi serba salah 'kan?"

"Lang,"

"Apa?"

Cellin terlihat memikirkan perkataan nya, sampai Ia memutuskan tidak jadi bertanya. "Nevermind." Ucapnya.

"Maafin gue,"

"Hah?"

"Nanti lo les?" Elang mengalihkan pembicaraan. Mengacuhkan raut wajah bingung Cellin.

STAYEDWhere stories live. Discover now