small talk and hug

27 4 1
                                    

Sehun melangkah memasuki kamar tidurnya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia baru saja menyelesaikan jadwalnya untuk hari ini, jadi ia ingin beristirahat saja di dorm sambil menelpon Hye Mi.

Kalau diingat-ingat, selama sebulan terakhir ini mereka jarang berkomunikasi ataupun pergi bersama. EXO sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan tur yang akan dimulai beberapa minggu lagi sehingga ia hampir tidak punya waktu luang.

"Hyung, kamar mandinya sudah kosong. Kau tidak mandi?" Sehun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia benar-benar lelah.

"Oh, geurae? Arasseo," Chen segera bangkit dari sofa dan berjalan gontai keluar kamar.

Sehun meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur lalu menyalakannya. Lelaki itu bahkan lupa untuk menyalakan ponsel miliknya sejak pagi tadi. Begitu menyala, muncul notifikasi pesan dari Hye Mi yang dikirim tadi siang.

From : Hye Mi
Kau sedang apa? Aku merindukanmu.

Senyum lelaki itu mengembang dan spontan jarinya mencari kontak gadis itu. Sedetik kemudian suara gadis yang sejak tadi ingin ia dengar pun muncul. "Yeoboseyo?"

"Ini aku," ucap Sehun sembari mengangkat kedua kakinya ke atas tempat tidur dan bersandar pada tumpukan bantal di punggungnya.

Hye Mi tertawa ringan. "Aku tahu," balasnya. "Sudah sampai di dorm?" tanya gadis itu lagi.

Sehun mengangguk, namun sesaat kemudian teringat kalau gadis itu tidak bisa melihatnya. "Ya. Aku baru saja selesai mandi," jawabnya. "Kau sendiri sudah di apartment?"

"Baru saja sampai di lift. Seharian ini aku bersama Eun Rim eonni pergi berbelanja. Aku tidak ada jadwal apapun jadi kami sudah pergi sejak pagi, " jelas Hye Mi panjang lebar.

Sehun memicingkan kedua matanya curiga. "Jae Hoon juga ikut?" ia bertanya. Sesaat lelaki itu mendengar suara gadisnya memencet password apartmentnya.

"Aniyo. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaan barunya," jawab gadis itu. "Mwoya? Kau cemburu?"

Sehun berdehem. "Waeyo? Wajar saja kalau aku bertanya. Laki-laki mana yang suka melihat kekasihnya menghabiskan waktu dengan pria lain, eoh?" ia membela diri, walaupun dalam hati ia menyesal sudah melontarkan pertanyaan bodoh semacam itu.

"Jae Hoon itu sahabatku. Kau tidak perlu khawatir, Oh Sehun ssi," balas Hye Mi. Sehun bisa membayangkan gadis itu sedang tersenyum sekarang.

"Aku tahu. Aku akan mencoba untuk tidak cemburu," balas Sehun dengan nada bergurau lalu tersenyum. "Sudah makan malam?" ia mengganti topik.

"Hm, aku baru saja memesan makanan sebelum kau menelponku. Mungkin sebentar lagi datang," jawab Hye Mi. "Kau?"

"Aku sudah makan sebelum kembali ke dorm tadi."

"Uh, kalau begitu temani aku sampai pesananku datang, oke?"

"Oke," Sehun membaringkan tubuhnya dengan nyaman. Ia benar-benar merindukan momen ketika ia bisa bisa bebas berbaring di tempat tidurnya dan menelpon Hye Mi seperti sekarang. "Jadi apa saja yang kau dan Eun Rim nuna lakukan hari ini?"

"Em.. banyak," Hye Mi memberi jeda sejenak, mengingat-ingat kembali kegiatannya seharian tadi. "Awalnya kami bertemu di cafe, mengobrol-ngobrol sebentar di situ, lalu pergi ke salon, setelah itu ke mall, makan siang, lalu ke mall lagi."

Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mungkin sudah terkapar di suatu tempat kalau harus berjalan mengelilingi mall seharian. "Daebak. Mendengarnya saja aku sudah lelah," ucapnya dengan nada malas. Tapi ia senang bisa mendengar gadisnya bercerita panjang lebar. Entah kapan terakhir kali mereka bisa bicara dengan leluasa seperti ini.

Can We Survive?Where stories live. Discover now