difficult times

290 30 0
                                    


Hye Mi segera berlari kearah pintu depan ketika mendengar belnya berbunyi. Ia melihat interkom dan tertawa saat melihat Sehun tengah menatap kamera dengan memasang wajah aneh.

Gadis itu membuka pintu dan nampaklah Sehun dengan pakaian serba hitamnya. Belum sempat ia berbicara, Sehun sudah menyodorkan sebuket mawar pink yang cukup besar kesukaannya tepat didepan wajahnya.

Laki-laki itu tersenyum melihat ekspresi wajah Hye Mi yang nampak terkejut sekaligus bahagia melihat hadiahnya. "Kau suka?"

Hye Mi mengangguk cepat sampai Sehun khawatir kepala gadisnya itu akan terjatuh.

"Gomawo," Hye Mi mengambil mawar itu dan menyingkir dari pintu agar Sehun bisa masuk.

Mereka berdua berjalan menuju ruang tengah dan memakan pizza yang sudah dipesan Hye Mi sebelum Sehun datang. Mereka juga menceritakan kegiatan mereka sejak terakhir kali bertemu dan terkadang Hye Mi tertawa ketika mendengarkan cerita Sehun tentang para hyungnya.

"Sehun ah, ponselmu berbunyi," ujar Hye Mi disela-sela cerita Sehun.

Dengan malas Sehun mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja dan menggeser tombol hijau. Dari manajer hyung.

"Waeyo hyung?" Sehun bertanya sementara Hye Mi bertopang dagu disampingnya.

"Kau sedang dimana?" tanya manajer hyung.

Sehun melirik Hye Mi sejenak. "Di apartemen Han Hye Mi. Waeyo?"

"Memangnya ada apa sampai kau pergi ke apartemennya? Bagaimana kalau ada orang yang tahu?" nada bicara manajer hyung berubah gusar.

Sampai saat ini, Sehun masih belum bisa memberitahu manajer ataupun agensinya kalau ia sedang menjalin hubungan dengan Hye Mi. Ada beberapa alasan. Pertama, agensinya masih belum menghapus berita hubungannya dengan Krystal. Kedua, baik manajernya maupun agensi belum tentu mau menyetujui hubungan mereka. Ketiga, ia tidak mau Hye Mi dikejar-kejar paparazzi atau fansnya karena telah berpacaran dengan Oh Sehun.

"Tidak akan, hyung," balas Sehun dan beberapa menit kemudian ia sudah meletakkan kembali ponselnya keatas meja.

"Dari manajer ahjussi?" tanya Hye Mi yang dijawab anggukan oleh Sehun. "Memangnya tidak apa-apa kalau kau tidak memberitahunya?" Sehun yang mengerti maksud pertanyaan Hye Mi kembali mengangguk sambil menggenggam tangan gadis itu.

Sentuhan Sehun yang hangat membuat rasa khawatir Hye Mi berangsur-angsur hilang. Gadis itu tersenyum dan membalas genggaman tangan Sehun. "Kau mau menonton film?"

------

Menjadi kekasih seorang selebriti bukanlah hal yang mudah, begitu juga bagi Hye Mi. Sangat sulit sampai terkadang gadis itu ingin menyeret Sehun ke pulau tak berpenghuni agar mereka bisa mempunyai banyak waktu bersama.

Jika pasangan kekasih biasanya bisa bebas makan siang bersama di restoran tengah kota, Hye Mi dan Sehun hanya bisa makan siang di apartemen agar tidak diganggu para fans.

Kalau biasanya pasangan normal bisa melakukan kencan di akhir pekan dengan santai, Hye Mi dan Sehun harus melakukan kamuflase dulu agar bisa berkeliling Seoul tanpa gangguan.

Atau masalah yang paling sering mereka jumpai yaitu masalah waktu. Terkadang jika Hye Mi punya waktu kosong, Sehun masih harus bekerja. Atau jika Sehun sedang santai, Hye Mi masih punya banyak pekerjaan. Bisa bertemu seminggu sekali sepertinya sudah merupakan anugerah bagi mereka.

Sebenarnya masih banyak lagi kekurangan menjadi kekasih selebriti, dan jika disuruh memilih sebenarnya Hye Mi lebih memilih menjalin hubungan dengan orang biasa daripada dengan selebriti. Tapi mau bagaimana lagi, hatinya lebih memilih Sehun.

Kali ini Hye Mi mengalami kekurangan-punya-kekasih-selebriti yang ketiga. Tadi pagi Sehun menelpon karena ingin mengajaknya jalan-jalan disaat ia hendak berangkat bekerja. Sore ini, karena pekerjaannya sudah selesai ia yang menelpon Sehun untuk makan malam di apartemennya, tapi ternyata ganti laki-laki itu yang masih bekerja. Heol.

Jadi berhubung Sehun sedang sibuk, Hye Mi akhirnya menelpon Eun Rim.

"Eonni, kau sibuk?"

"Tidak juga. Aku baru saja selesai mendekor ulang cafe. Waeyo?"

"Sehun sibuk dan aku sedang bosan."

"Jadi sekarang eonni-mu yang cantik ini kau jadikan tempat pelarian kalau kekasihmu itu sibuk, ya?"

Hye Mi tertawa. Eun Rim selalu bisa membuat perasaannya membaik.

"Kurang lebih begitu."

"Kau pasti sudah diracuni Oh Sehun."

"Sepertinya begitu. Jadi bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Aigoo. Eonni mau mampir kesini tidak?"

"Arasseo. Mau kubelikan Americano?"


"Okay. Sampai ketemu nanti."

------


"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Oh Sehun?"

Shin Eun Rim memandangi asap yang mengepul dari gelas kertas di tangannya kemudian beralih menatap Hye Mi yang ternyata juga sedang melakukan hal yang sama. Sudah sejak setengah jam yang lalu eonni kesayangannya itu datang dan mereka membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak penting.

"Kami baik-baik saja," jawab Hye Mi. Terdengar nada ragu dalam ucapannya.

Eun Rim meletakkan gelasnya lalu menopang dagu dengan tangan kanannya. "Dia masih sering menelponmu?"

Hye Mi mengangguk. "Sehun menelponku hampir setiap hari. Terkadang aku ingin bertemu dengannya, tapi eonni tahu sendiri sesibuk apa EXO itu."

"Aku tahu. Sehun juga pasti merasakan hal yang sama."

Hye Mi terdiam beberapa saat. Ia berbohong kalau berkata bahwa ia tidak merindukan Sehun. Mereka memang selalu berbicara lewat telepon setiap hari, hanya untuk sekedar menanyakan kabar dan apa yang mereka lakukan. Tapi terkadang mendengar suara Sehun saja tidak cukup. Hye Mi juga ingin bertemu laki-laki itu.


Menyebalkan memang. Mereka berada di satu kota yang sama, tetapi untuk bertemu saja rasanya sangat sulit. Ia merasa seperti dikurung oleh pekerjaan dan orang-orang yang ingin ikut campur mengurusi urusannya. Dan untuk pertama kalinya, Hye Mi mengakui bahwa menjalin hubungan dengan selebriti bukanlah hal yang mudah.


Can We Survive?Where stories live. Discover now