#12 Distrik Kematian Part 1

4.5K 273 17
                                    

Dirumah sakit dimana dokter tristan berkerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirumah sakit dimana dokter tristan berkerja. Siang ini, tepat pada jam istirahat, Dokter tristan merasa ada perasaan rindu dengan seseorang, lekas dokter tristan berjalan bersama dokter lainnya menuju ke kantin. Sesampainya dikantin, Dokter Tristan duduk dimeja paling pojok yang menghadap jendela, ia mengambil ponsel disakunya dan menghubungi Dera.

Ponsel sudah menempel dikuping kanan, suara bip terdengar beberapa kali, namun Dera tak juga mengangkatnya. Panggilan pertama tak diangkat oleh Dera, Dokter Tristan merasa gundah gulana, ia tak mau putus asa dan sekali lagi ia menghubungi Dera. Bunyi bip panggilan kedua terdengar dikuping kanan, kini akhirnya Dera mengangkatnya.

"Halo"

"Dera, apa kabarmu" ucap Dokter Tristan diujung telepon.

"Baik Tristan. Bagaimana dengan keadaanmu" tanya balik Dera diujung ponsel.

"Aku juga baik. Oh ya, kau sekarang berada dimana" Tanya Dokter Tristan.

"Aku tadi baru ketempat pacar Ratna untuk mendapatkan informasi masa lalunya. Aku sekarang dalam masa perjalanan menuju kerumah sakit Ratna." Ungkap Dera diujung telepon.

"Ya. Semoga usahamu untuk menolong Ratna berhasil" Senyum dokter tristan.
"Amin"

"Oh ya, sebentar lagi aku pulang, rencananya setelah pulang aku ingin mengantarkan lukisan misterius ditempat Ratna berkerja. Apakah kau mau menemaniku" Dokter Tristan mengucapkan hal itu, lalu dengan sabar menunggu jawaban Dera.

"Maaf Tristan, aku tak bisa menemanimu. Aku, Rosa dan Raihan akan menuju ke rumah sakit yang merawat Ratna" ungkap Dera.

"Oh, baiklah. Tak apa-apa, kau memang harus fokus pada masalah Ratna. Ya sudah, nanti aku sendirian mengantar lukisan misterius itu ke perusahaan Ratna" ucap Dokter Tristan.

"Ok" jawab pendek Dera.

"Aku tutup telponnya ya" Dokter Tristan Pamit.

"Ia."

Ketika terdengar jawaban pendek dari Dera, Dokter Tristan lekas menutup telepon. Dan saat itulah perasaannya makin tak tenang, entah apa yang terjadi pada dirinya saa ini yang ingin bertemu Dera. Dokter Tristan mendesah kecil, kepalanya menoleh kearah jendela yang mengarah ke area luar, dan disitulah pikiranya melayang dengan rasa rindu. Sungguh tak sanggup hati ini jauh dengan orang yang dicintainya.

******
Dera melamun didalam mobil. Ia duduk dikursi belakang dan bersampingan dengan Rosa. Nampaknya ada suatu kejanggalan dalam hati Dera setelah Dokter Tristan menelfonnya dan menolak untuk menemani mengantar lukisan misterius diperusahaan Ratna. Dera yang dirundung kegelisahan, ia mencoba tenang dan memikirkan kondisi Ratna yang koma.

Rosa yang duduk disebelah Dera, Rosa melihat Dera nampak gusar dan tak tenang. Rosa lekas melontarkan pertanyaan padanya.

"Kakak nampak gusar, ada masalah apa"
Dera menoleh kearah Rosa " tidak ada apa- apa. Aku hanya merasa bingung saja" jawab Dera dengan tatapan sayup.

"Ceritalah kak, aku siap menampung curhatanmu" ucap Rosa.

"Ah. Tak ada yang perlu diceritakan. Sebaiknya kita saling diam saja" Senyum Dera pada Rosa.

Rosa juga membalas senyumnya. Lalu mereka berdua terdiam. Dan Raihan nampak menyetir dengan fokus, dia nampak tak mengiraukan Obrolan Dera dan Rosa.

Perjalanan mereka bertiga menuju kerumah sakit yang merawat Ratna, akhirnya mereka sampai. Rosa dan Dera keluar dari mobil, disusul oleh raihan. Kini mereka bertiga bejalan masuk kedalam gedung rumah sakit, tujuan mereka akan menemui Ratna diruang rawat inap.

Sesampainya diruang rawat inap Ratna, mereka bertiga masuk, saat sudah masuk Raihan yang melihat orang yang dicintainya tak berdaya, dia segera mendekati Ratna dan meneteskan air mata kesedihan.
Sungguh tak disangka orang yang dicintainya selama ini merasakan kepedihan yang mendalam. Ya tuhan, rasanya tak sanggup dada ini melihatnya, tak sanggup jantung ini berdenyut.

Dera melihat Raihan menangis disamping Ratna yang berbaring, ia mulai mendekati Raihan dan berkata.

"Ratna koma, dan dokter bilang bahwa kesadarannya tak tahu kapan akan berakhir. Kau harus terus mendoakannua agar Tuhan menyembuhkan Ratna. Adakah pesan untuk Ratna sebelum kita meninggalkan ruang rawat inap ratna"
"Tidak" Raihan mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Ok. Kita harus keluar sekarang" ungkap Dera, ia lalu melangkah keluar kamar.
Raihan dan Rosa mengikuti Dera dari belakang. Dan mereka semua sudah keluar dari kamar inap Ratna.

*******
Tahukah, Dibalik Ketidakberdayaan Ratna, dipikirannya saat ini memasuki elemen dunia lain yang dapat melihat sesuatu kejadian masa depan, yang ada dipirannya saat ini adalah suatu musibah yang akan menimpa seseorang. Ratna seperti dalam genggaman kegelapan, ia tak bisa berkutik untuk memberitahu pada yang hidup. Pikirannya tak bisa mempengaruhi pikiran Dera, rasanya pikurannya terpenjara didalam sel kegelapan, sepertinya ada yang memagari agar tak bisa berbuat apa-apa.
Diujung kisah yang ditakutkan oleh Ratna dalam pikiran terdalamnya, cepat atau lambat akan terjadi, namun orang yang akan mengalami musibah itu tak tahu siapa.
Dilain kisah, Dokter Tristan yang bertugas dirumah sakit akhirnya selesai, kini ia sudah diperbolehkan pulang. Inilah saatnya Dokter Tristan akan membawa lukisan misterius itu ketempat yang aman. Dokter tristan melangkah menuju keluar gedung rumah sakit, ia melangkah ke area parkir dan menuju ke mobilnya. Ia lalu masuk dan mulai menghidupkan mobil. Saat menghidupkan mobil, matanya melihat kearah spion yang tertuju pada kursi belakang, dilihatnya lekat-lekat bahwa lukisan misterius itu masih ada ditempatnya. Dokter Tristan lega, karena lukisan misterius itu masih ada dan aman selama ditinggal dimobil.

Dokter tristan lekas melajukan mobil meninggalkan area parkir rumah sakit, kini ia menuju ke perusahaan Ratna.
Diperjalanan, dokter tristan fokus menyetir. Saat semua terasa aman, tiba-tiba cuaca berubah menjadi hujan, awan yang cerah beberapa hari yang lalu kini berubah gelap. Seperti diluar prediksinya. Dan ketika hujan turun tanpa diundang, maka hatinya juga semakin tak enak tat kala sesuatu hal yang menyisakan perih datang tiba-tiba. Saat ini Dokter tristan merasa berada didalam suatu distrik, distrik kematian yang menjemputnya dengan cara yang tak disangka. Benar saja apa yang tak pernah terpikirkan terjadi, nyawanya kini sedang terancam oleh musibah.

Mobil yang disetir oleh Dokter Tristan hampir oleng dan hampir menabrak mobil lain. Hatinya deg-degkan. Namun kini ia merasa aman karena sudah aman, namun Tuhan berkata lain pada nasibnya.

Tiba-tiba saat hujan tambah deras dan kaca penglihatan terganggu, tiba-tiba sesosok mahluk anak kecil timbul dikaca depan, sontak Dokter Tristan kaget dan berteriak sekuat-kuatnya. Kini mobil  Dokter Tristan oleng tak terkendali. Saat itulah mobilnya menabrak bagian belakang mobil truk, BRUSS....suaranya nyaring, rasanya penuh kesakitan. Mobil yang ditumpangi Dokter Tristan hancur, mengelinding, dan terbolak-balik. Dan nasib Dokter Tristan tak ada yang tahu.

Inilah distrik kematian yang menimpa Dokter Tristan. Inilah yang ditakutkan oleh Ratna dalam pikirannya yang dalam, sungguh tak bisa menolong pacar sahabatnya itu.[]
 

Dera 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang