11 ( New Version)

13.6K 1K 10
                                    

Kutitipkan kepercayaanku pada dirimu. Karena aku percaya, ketulusan sebuah kepercayaan diberikan pada orang yang percaya sepenuhnya pada kepercayaan itu sendiri.

Berharap kedepannya, kamu bisa berubah. Setidaknya pada diriku.

- Aleyna Marelyn Holyn

****

Semoga puasanya lancar

Happy reading~

****

Seorang wanita berdiri tegap dengan setelan serba hitamnya. Disebuah kamar temaram yang tak ada satupun penerangan. Gelap gulita menyelimuti ruangan luas yang penuh akan barang-barang mewah itu. Sebuah telepon berada dalam genggamannya, wanita bersurai panjang yang memandang area sekitar tepat disebuah balkon lantai atas berada.

Rahangnya mengeras. Alis tebal itu menyatu hampir membentuk satu garis. Napasnya naik turun sampai terdengar helaan kasar. Hidungnya kempas kempis penuh tekanan. Sepadan dengan kedua tangannya yang mengepal kuat. Emosi terlihat jelas dibalik raut itu.

"Bagaimana ini semua bisa terjadi, Samuel?! Apa kalian lalai menjalankan tugas? Ataukah dirimu dan para bawahan itu sudah bosan hidup?! Kalau benar seperti itu, cukup katakan padaku. Aku sendiri yang akan membunuh kalian semua!"

Netra itu berubah. Tak ada lagi cahaya coklat madu. Keduanya berubah. Memerah, semerah darah. Hampir mendekati warna terang yang sangat menakutkan. Aura wanita itu juga turut berubah. Gelap yang terkesan hitam tanpa belas kasih. Bahkan genggaman dalam telpon itu menguat. Seakan mampu meretakkan dalam sekali genggam.

"Maafkan kami, Nona. Tuan tiba-tiba lolos dari keamanan. Selang beberapa detik saja, bahkan semua bodyguard yang saya tugaskan di berbagai sudut tempat tidak bisa menemukan jejaknya."

"Aku sudah mengatakan sebelumnya bahwa keamanan Kakakku adalah yang terpenting. Tugas ini adalah tugas yang paling utama untuk kalian semua, juga tugas yang sangat sulit untuk dilakukan. Kakakku sangat pintar mengecoh lawan. Itulah mengapa aku menugaskan kalian! Bahkan setelah bertahun-tahun bekerja untukku, hal sekecil ini saja kau tak tahu?!!"

"Sekali lagi maafkan kami. Saya berjanji selanjutnya ini tak kan terjadi lagi."

"Tentu saja kejadian serupa tak boleh terulang. Kakakku tahu bahwa selama ini kalian semua selalu mengikutinya. Ini pasti keinginannya untuk pergi meloloskan diri dari kalian, para bodyguard b*stard tak tahu diri! Tak butuh waktu lama untuk melakukannya. Ia punya banyak cara."

"Saya dan anak buah saya akan meningkatkan kewaspadaan pada tuan. Selain itu, kabar baiknya kami sudah menggenggam alamat mansion yang dituju oleh tuan. Satu-satunya alasan mengapa kejadian ini terjadi."

"Itu bagus. Tapi jangan senang dulu. Bukan berarti aku tak akan memaafkan kalian atas kelalaian ini!"

Tegas. Garang. Atau apalah itu kata yang sepadan untuk mengetahui nada suaranya yang menggelegar ditengah keheningan.

Terdengar sebuah suara di ujung sana. "Nona, sangat sulit untuk bisa menemukan informasi tentang kejadian ini."

"Apa kau baru saja mengatakan penolakan atas kemauanku, Samuel?"

"Tentu saja bukan itu maksud saya Nona. Penjagaan di mansion itu sangat ketat. Hampir mendekati kata sempurna. Kita butuh hacker yang sangat luar biasa hebat untuk mampu menembusnya. Sementara para hacker yang kita miliki, kemampuannya masih dibawah sempurna."

[MWS:1] A Werewolf Boy (New Version) Where stories live. Discover now