"Joesonghamnida," ujarnya meminta maaf sembari memperhatikan perempuan dihadapannya yang sedang memasukkan barang-barangnya kedalam tas. "Jeongmal jeosonghamnida."

"Tidak apa-apa. Aku juga salah karena tidak melihatmu tadi," balas perempuan itu sambil tersenyum, membuat Jin Ae bernapas lega. Ia kira dirinya akan kena marah atau semacamnya, tapi ternyata tidak.

Pandangannya beralih pada bahu perempuan itu. "Bahumu baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

"Iya. Tidak apa-apa," jawab perempuan itu. "Gamsahamnida," lanjutnya kemudian berlalu pergi.

Jin Ae memperhatikan perempuan itu berbicara dengan temannya selama beberapa detik kemudian kembali melangkah menuju salah satu meja yang kosong.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan bernuansa putih itu, mencari keberadaan teman-temannya. Karena tak kunjung menemukan mereka, ia pun mrngambil ponselnya dan menghubungi Seo Na, salah satu temannya.

"Yeoboseyo? Seo Na ya, aku sudah sampai. Kau dimana?"

-----

Hye Mi dan Eun Rim berjalan memasuki sebuah restoran dengan lengan yang sudah dipenuhi tas-tas belanja dari berbagai macam brand. Mereka sudah berkeliling selama hampir tiga jam dan mereka pasti akan tetap berkeliling kalau saja perut mereka tidak berbunyi kelaparan.

Mereka menduduki salah satu meja kosong dan meletakkan barang belajaan mereka di bangku yang kosong. "Kau mau pesan apa?" Tanya Eun Rim.

"Terserah saja," jawab Hye Mi sambil menyandarkan punggungnya. Berjalan tanpa istirahat selama tiga jam terakhir membuatnya kelelahan dan sekarang ia tidak punya cukup tenaga untuk bicara karena lapar. Belanja memang benar-benar membuatnya lupa segalanya.

Gadis itu memperhatikan Eun Rim yang sedang memesan makanan kepada seorang pelayan tanpa repot-repot menanyakan apa yang dipesankan Eun Rim untuknya.

Eun Rim memandanginya sambil menghela napas panjang. "Siapa suruh berkeliling memasuki semua toko tadi? Kau terlihat seperti gadis yang baru pertama kalinya berbelanja."

"Sadarlah, Eun Rim, barang belanjaanmu bahkan lebih banyak dariku," balas Hye Mi sembari melirik deretan kantong belanja disamping Eun Rim.

Eun Rim kemudian tertawa pelan. "Aku membicarakan diriku sendiri tadi," ia melipat tangannya diatas meja. "Sehun sedang sibuk?" tanyanya tiba-tiba. Gadis ini memang senang mengganti topik sesuka hatinya.

Hye Mi mengangguk. "Ya. Sebentar lagi mereka akan memulai tur, jadi aku tidak mau mengganggunya."

Eun Rim mengerutkan dahinya. "Tur? Untuk berapa lama?"

"Entahlah. Tapi pastinya akan lama," Hye Mi menggeleng pelan.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau pastinya tidak akan ikut, kan?"

"Tentu saja tidak," jawab Hye Mi. Sesaat kemudian ia mulai membayangkan bagaimana rasanya tidak bertemu Sehun selama berbulan-bulan. "Tapi aku pasti akan merindukannya."

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Lagipula kau juga harus bisa terbiasa karena itu memang pekerjaannya," Hye Mi mengangguk. Ya, berpacaran dengan Sehun juga berarti 'berpacaran' juga dengan pekerjaannya. Ia sama sekali tidak punya hak untuk melarang Sehun mengikuti tur.

"Oh? Kau gadis yang tadi,kan?"

Hye Mi dan Eun Rim menoleh bersamaan dan mendapati gadis yang tadi mereka temui di cafe tengah berdiri dihadapan mereka bersama tiga gadis lain.

Hye Mi mengulas senyum tipis kemudian mengangguk. "Ne. Annyeonghaseyo."

"Kita belum saling berkenalan tadi," gadis itu mengulurkan tangannya. "Aku Kang Jin Ae," ia tersenyum ramah.

Hye Mi balas menjabat tangan Jin Ae. "Aku Han Hye Mi. Dan ini Shin Eun Rim, temanku," ia tersenyum sambil melirik Eun Rim.

"Annyeonghaseyo. Senang berkenalan denganmu," ujar Jin Ae pada Eun Rim. "Ah, ya. Aku akan mentraktir makan siang kalian sebagai ucapan maafku karena kejadian tadi."

Hye Mi buru-buru menggeleng. Ia bukan tipe orang yang suka menerima pemberian orang lain. Lagipula mereka belum lama berkenalan. "Aniya. Tidak perlu, Jin Ae ssi."

"Tidak apa-apa. Aku tidak keberatan," Jin Ae bersikeras.

Tak lama kemudian seorang pelayan mengantarkan pesanan Hye Mi dan Eun Rim.

"Um, tolong antarkan bill -nya ke mejaku nanti," Jin Ae berbicara pada pelayan.

"Sudah kubilang tidak perlu, Jin Ae ssi," dengan cepat Hye Mi mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkannya kepada pelayan. "Mungkin lain kali," Hye Mi tersenyum.

Jin Ae mengangkat bahunya. "Baiklah. Kalau begitu kami pergi dulu. Sampai jumpa," ia melambaikan tangan singkat lalu berlalu pergi.

"Selalu saja begitu," ujar Eun Rim setelah Jin Ae menjauh. "Kau bahkan tidak mau kalau aku membayar makananmu."

Hye Mi meminum pesanannya. "Aku memang seperti itu, apalagi kalau aku tidak akrab dengan orang itu."

"Ya, ya. Sudahlah, ayo makan."

---------

Can We Survive?Where stories live. Discover now