Chapter 19: Boyfriend?

Start from the beginning
                                    

Well, logikanya berjalan sekarang. mungkin itu karena dia putra kepala sekolah, jadi dia bisa menempati posisi manapun yang ia suka atau mungkin dia benar-benar cerdas? Who knows?

Cukup memikirkan kenapa Mark bisa ada di peringkat 5 sekarang, matanya berpindah ke urutan di atasnya lagi.

Kali ini bukan matanya saja yang membulat hebat, tapi jantungnya juga seperti ingin melompat.

Ia menemukan nama Im Jaebum berada di peringkat 3. Hanya berjarak 2 angka di bawah nama Bambam.

'Apa-apaan ini? Kenapa namanya bisa ada di sini? Dia pindah jurusan? bagaimana bisa?' batinnya.

Jinyoung keluar dari kerumunan siswa yang masih belum yakin dengan hasil yang tertempel di sana. Sebagian menangis karena harus bergeser ke tingkat yang lebih rendah, sebagian lagi bersorak kegirangan karena peringkat mereka naik.

Ia meninggalkan Bambam yang masih terjebak di depan sana, dan keluar dengan wajah linglung.

Matanya terbelalak ketika menemukan seorang namja bersurai merah sedang tersenyum licik ke arahnya.

Im Jaebum.

Sebegitu mudahnya kah?

Jinyoung yang belajar siang dan malam, bahkan menghabiskan waktu sore harinya di perpustakaan, menginap di rumah Bambam berminggu-minggu, hanya untuk berada di posisi 7?

Sedangkan Jaebum seorang playboy di tingkatnya, bertengger di posisi tiga jurusannya dengan begitu mudah.

Apa yang ia inginkan sebenarnya?

Tidak cukupkah menjadi peringkat 1 di jurusan literature-nya? Kenapa dia memilih menjadi peringkat 3 di jurusan Jinyoung sekarang?

***

Daftar nama sudah di tempel di masing-masing kelas.

1-25 di kelas A

26-50 di kelas B, dan seterusnya.

Jinyoung dan Bambam berjalan berdampingan, menuju kelas lama dengan suasana baru yang akan mereka rasakan segera.

Sampai akhirnya mereka melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas.

"Bambam! Jinyoung! Akhirnyaa.. aku sangat merindukan kalian," mereka di sambut dengan teriakan khas seorang sahabat lama, Choi Youngjae.

"Aku juga jae-ah," Bambam memeluk Youngjae disusul Jinyoung kemudian.

"Tidak sia-sia usahaku belajar keras selama ini," ucap Youngjae kemudian.

"Kau duduk di mana, siapa temanmu?"

"Entahlah. Aku meletakkan tasku di sana," jawab Youngjae menunujuk bangku nomor 3 di sebelah jendela.

"Kuharap salah satu dari kalian mau menemaniku duduk di kelas baru ini," lanjutnya.

"Baiklah, akan kurelakan Bambam untukmu. Ok Bambam-ssi?" jawab Jinyoung kemudian.

"Ok dengan senang hati. Tapi kau harus duduk di belakang kami nyoung-ah, tidak peduli siapapun temanmu nanti," respon Bambam.

"Ne-ne, arraseo."

Ketika Bambam akan meletakkan tasnya di samping kursi Youngjae, matanya kembali tertuju pada laki-laki tampan berambut coklat sedang tertunduk memainkan handphone di kursi paling belakang.

Sweet // MarkbamWhere stories live. Discover now