"Apa? Memangnya ada yang lucu?"

"Kau terlihat jauh lebih menyeramkan dari pada aku."

Chanyeol kembali duduk di atas sofa, dia tersenyum, tangannya menyentuh selimut yang tadi dipakai Jisoo, gadis itu pingsan setelah dia membuka pintu. Chanyeol yang terkejut dan tidak menduga Jisoo berdiri di balik pintu langsung panik, tanpa pikir panjang Chanyeol segera mengangkat Jisoo yang pingsan ke atas sofa. Chanyeol bahkan sampai lupa dengan tujuannya datang ke ruangan Jongin, sejatinya selain untuk mengunjungi sahabatnya itu, dia ingin membahas tentang perluasan apartemen yang mereka bangun di Busan.

"Aku mempelajarinya darimu, Chanyeol. Eh... maksudku, Presdir."

Jongin terkekeh lalu ikut duduk di samping Chanyeol. Selama ini hampir tidak ada yang tahu, sebenarnya Chanyeol dan Jongin saudara sepupu. Ibu tiri Jongin, Park Seojung adalah adik dari almarhum Park Jaebin, ayah kandung Park Chanyeol yang meninggal hampir dua puluh dua tahun silam dalam sebuah kecelakaan pesawat. Hubungan Chanyeol dan Seojung memang tidak terlalu dekat, berbeda jauh dengan hubungan antara Chanyeol dan Jongin yang sudah selayak saudara kandung.

"Sudah berapa lama dia bekerja di perusahaan kita?" tanya Chanyeol sambil lalu, dia mengusap tengkuknya sekilas, berdehem, membenarkan tata letak dasi teal yang dia kenakan, entahlah Chanyeol merasa sedikit gugup.

"Siapa? Maksudmu... Ryu Jisoo?"

Jongin mengernyit, Chanyeol tersenyum, agak kaku dan terlihat aneh.

"Ah, ya... dia... Ryu Jisoo, iyah dia. Sudah berapa lama?" ulang Chanyeol, ada rasa yang mengelitik detak jantungnya ketika dia menyebutkan nama gadis itu. Rasanya aneh, terasa mendebarkan sekaligus membahagiakan.

"Sejak kapan kau peduli pada karyawanmu, Chanyeol? Hey, jangan bilang kau tertarik pada gadis tidak tahu sopan santun itu."

"Apa? Tidak, tentu saja tidak. Aku... hanya bertanya. Memangnya tidak boleh? Kau tahu, kami berdua, selalu saja berada disituasi yang salah." kata Chanyeol, dia mengingat kejadian di dalam lift kemarin.

"Maksudmu?"

"Entahlah... aku hanya merasa----dia punya pandangan yang buruk tentang diriku."

"Memangnya penting ya? Sudahlah Chanyeol, masih banyak hal yang lebih penting yang perlu kita pikirkan, ketimbang memikirkan gadis itu, kerjanya lamban, membuatku pusing saja."

Jongin beranjak lalu kembali duduk di kursi kuasanya, meninggalkan Chanyeol yang masih termenung. Chanyeol kembali mengingat kejadian beberapa saat lalu, dimana dia memandangi wajah Jisoo dengan jarak hanya sejauh helaan napas. Chanyeol mengusap dadanya yang bergumuruh, dia ingin cepat pulang, lalu menceritakan pengalamannya hari ini pada Ruffier.



~000~

"Lili?"

Sehun terperanjat lalu tersenyum kaku, Lilian tiba-tiba muncul di depan pintu ruang kerjanya, wanita cantik itu tersenyum seraya menghambur dalam pelukan Oh Sehun. Lilian cemberut, Sehun tidak membalas pelukannya, tangannya masih setengah mengalung di leher Sehun yang bahkan tidak beranjak dari kursi kuasanya. Sehun masih tidak menyangka istrinya akan pulang secepat ini, dia bahkan sangat berharap Lilian tidak pernah pulang.

"Kau terlihat tidak senang dengan kepulanganku?" Lilian duduk di atas pangkuan Sehun, dia mengeratkan rangkulan pada pria yang sangat dicintainya itu.

"Tidak juga, aku hanya----aku pikir kau masih betah di Paris bersama teman-temanmu di sana."

Lilian yang memang pada dasarnya sangat sibuk dengan profesinya sebagai model dan Sehun dengan segudang pekerjaannya, sering kali membuat mereka berdua sulit bertemu. Lilian tertawa, dia tahu Sehun sedang menyindirnya, sudah hampir delapan bulan dia meninggalkan Sehun dan menetap di Paris untuk menyelesaikan semua pekerjaan terakhirnya sebagai model.

After Twilightजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें