Chapter 18: The Real Sweet NC

Mulai dari awal
                                    

Bambam mendorong Mark jatuh ke kasur di belakangnya. Membuatnya dalam posisi berada di atas tubuh Mark.

Ciuman lembut dan hangat, berubah menjadi kasar dan mulai bernafsu. Bambam tidak bisa mengendalikan hormonnya lagi. Lidah yang sedari tadi diam dalam gua masing-masing, sekarang sudah menjelajahi gua yang lain, merasakan sensasi hangat yang berbeda.

Suara desahan keluar dari mulut keduanya, menambah sensasi sensual di ruangan itu. Mengigit lidah, menarik-ulur saliva, juga pergerakan tangan yang meraba kemana-mana.

Jika bukan karena kebutuhan oksigen yang mendesak, mereka tidak akan melepaskan ciuman itu.

"Wow," ucap Bambam menjatuhkan tubuhnya ke samping Mark sambil mengatur nafasnya.

Mark membuka matanya tidak percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya.

Bambam was topped him.

ya, walaupun bukan dalam artian top yang sebenarnya. Tapi ini sesuatu yang luar biasa.

"Bam," akhirnya Mark membuka suara.

"Hm?"

"Kau sadar dengan apa yang baru saja kau lakukan?"

"Mmm, mungkin tidak sepenuhnya."

"Tapi kau harus bertanggung jawab."

"Untuk apa?"

Mark mengangkat tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di sisi kanan-kiri kepala Bambam yang tadi berbaring di sampingnya.

Tidak ada keterkejutan di wajah Bambam. dia hanya tersenyum melihat Mark yang sudah tergoda olehnya.

Mark memandang wajah Bambam di bawahnya dengan tatapan bingung, melihat wajah tidak bersalah yang sangat dibenci Mark.

"Jadi bertanggung jawab untuk apa Mark tuan?" smirk Bambam mulai menggoda Mark lagi.

Tanpa aba-aba, Mark mulai menyerang bibir Bambam lagi. Melahapnya kasar dan menggigitnya lembut. Mark harus tetap yakin kalau Bambamnya tidak tersakiti kali ini.

Lalu Mark melepaskan tautan singkat itu, dan menatap dalam ke manik coklat milik Bambam.

"Bertanggung jawab karena sudah membangunkan little tuan untuk yang kedua kali," ucap Mark.

Bambam hanya tertawa, mendongakkan kepalanya karena melihat wajah lucu Mark yang sedang marah.

Sedikit bingung, tapi Mark tidak mau membuang-buang kesempatan.

Ia langsung menyergap leher jenjang yang di sajikan Bambam, membuat sang empunya leher berhenti tertawa dan menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan.

Mark membuat tanda lain, berdampingan dengan tanda yang ia buat tadi. Sesekali ia menggigit ulang tanda yang membiru membuatnya lebih nyata lagi untuk di lihat. Ia menjilati beberapa karyanya dan kembali melihat Bambam dengan wajah yang memerah, menutup mata dan mengigit keras bibir bawahnya.

Bambam yang merasa tidak ada lagi kuas yang melukis di lehernya, membuka matanya. Menampilkan Mark yang tersenyum manis di atasnya.

"Want to continue to the real session?" tanya Mark.

Sebuah anggukan kecil dari Bambam mengukir smirk di wajah Mark.

Dengan perlahan, Mark melepaskan pakaian Bambam dan juga pakaiannya, menyisakan boxer sebagai perlindungan terakhir mereka.

Mark kembali memposisikan dirinya di atas Bambam, membuatnya lebih leluasa memandang Bambam.

Sebelum memulai semuanya lagi, Mark menyadari ada yang lain di bibir Bambam, bibirnya sedikit berdarah.

Sweet // MarkbamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang