Chapter 17: Mark's Room

Start from the beginning
                                    

'Jangan Mark, kau hanya akan menyakitinya,'

'Tidak, dia akan menyukainya. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali!'

Batinnya terus berperang satu sama lain, mengabaikan sang pemilik tubuh yang sudah lelah dengan peperangan itu.

"Baiklah lebih baik aku turun dan meneguk segelas air. Mungkin itu bisa membuat pikiranku bersih untuk sementara," ucapnya lalu meletakkan pakaian yang akan di pakai Bambam di atas tempat tidurnya.

Ia berjalan ke arah pintu kamarnya, dan saat akan memutar knop pintu..

Klik

Terdengar sesuatu terputar dari arah berlawanan.

Mark menarik-narik paksa knop pintu itu dan mulai mendorong-dorongnya.

"Hihi, maaf Mark, untuk hari ini aku yang pegang kunci kamarmu. Aku tidak akan membukanya sampai ku dengar sesuatu dari dalam sana," ucap mina cekikikan.

"Hei mina! Aku tau kau di depan sana, cepat buka pintunya!"

"Aku tidak mau, kau mau apa?" teriak mina kemudian.

"Heii wanita iblis, buka pintunya sekarang!" balas Mark berteriak.

"Daddy!! Mark memanggilku iblis, dia harus di hukum.." respon mina berteriak menjauh dari pintu kamar Mark.

"Haissh, wanita sialan. Sekarang apa yang harus kulakukan untuk menetralkan tubuhku?" ucapnya membentur-benturkan kepala ke pintu kamarnya. Sampai akhirnya, suara pintu lain terbuka, dan menghentikkan aktivitas Mark membenturkan kepalanya.

Masih dengan posisi menghadap pintu, Mark mendengar suara langkah kaki perlahan mendekati arah tempat tidurnya.

Mark menutup mata dan meneguk salivanya berulang-ulang, menahan diri untuk tidak berbalik. Tapi sebuah suara menginterupsi semua pikiran kotornya.

"Apa yang kau lakukan di sana Mark? kau kelihatan seperti orang bodoh," ucap Bambam.

Mark terpaksa membalikkan tubuhnya.

Pertahanan yang ia buat hancur seketika, saat ia melihat Bambam sedang duduk di kasurnya dengan hanya lilitan handuk melingkar di pinggangnya. Kedua tangannya memegang handuk yang lebih kecil dan mulai bergerak mengeringkan rambutnya yang basah.

Wajah Mark memanas lagi. Pemandangan sensual terjadi di depan matanya.

Siapa yang tidak tergoda melihat tubuh half-naked seorang Bambam? ditambah lagi sisa-sisa air mengalir bebas melewati leher dan dadanya, menambah kesan sexy di tubuh Bambam. Mark sangat berharap bisa bertukar posisi dengan air itu.

"Berhenti menatapku mesum seperti itu, aku bukan objek fantasi seksualmu," ucap Bambam sambil tetap mengacak rambunya yang basah dengan handuk.

Mark meneguk salivanya lagi, tersadar dari otaknya yang sudah mulai tidak waras.

"Oh, ini pakaian yang akan kupakai?" ucap Bambam sambil memegang pakaian yang di siapkan Mark untuknya.

"Sebenarnya ini tidak sesuai gayaku, tapi tidak apa, hanya untuk sementara," lanjutnya.

"Hei sampai kapan kau berdiri di situ? Kau tidak mandi?" ucap Bambam lagi.

"H-hm," jawab Mark berjalan gugup ke arah kamar mandi. Dan pada saat ia melewati kasurnya yang di duduki Bambam, ia teringat sesuatu.

Akan lebih baik, jika dirinya langsung memakai pakaian di kamar mandi.

Refleks Mark membalikkan badannya untuk mengambil pakaiannya yang tepat berada di sebelah tempat tidurnya.

Sweet // MarkbamWhere stories live. Discover now