Extra Part 4

72.4K 3.1K 41
                                    

Greya menatap Farel dengan wajahnya yang masam. Sekarang mereka sedang duduk kursi tunggu rumah sakit tempat Lery di rawat.

"Grey," Greya mengerucutkan bibirnya, ia menatap Farel dengan sengit.

Greya bangkit berdiri, "aku masuk dulu," katanya lalu ia masuk ke dalam ruangan Lery.

Di sana, di ranjang rumah sakit, sudah ada Devward, Agel, dan Erica. Greya mendekat, Erica yang melihat kehadiran Greya langsung membantu wanita itu duduk di tepi ranjang.

"Selamat atas kelahiran bayi tampannya, Mom," ucap Greya tersenyum dengan lebarnya.

"Terima kasih, Greya. Sebentar lagi kau juga akan menyusul," kata Lery sambil tersenyum.

Greya menatap ke sebelah Lery, menatap Devward yang sedang menggendong putra kecilnya.

"Apa boleh aku menggendongnya?" tanya Greya, Devward langsung menggeleng dengan cepat membuat mereka tertawa.

Memang setelah putra Devward dan Lery diperbolehkan untuk di gendong, Devward sama sekali tidak memberi izin siapa pun menggendong putranya itu selain Lery dan Erica.

"Dasar pelit," dengus Greya membuat Devward tertawa pelan.

Luke Kaleo Clinton namanya.
Luke yang artinya Pembawa Cahaya dan Kaleo yang artinya Murni.

"Di mana Farel?" tanya Agel, Greya mengangkat bahunya.

"Aku di sini," sahut Farel dari pintu, ia mendekati Greya yang kembali cemberut.

"Greya, jangan merajuk terus," tegur Farel yang mendapat cubitan dari Greya.

"Aku tidak merajuk, Farel! Aku hanya kesal padamu," sergah Greya.

Erica menyentuh perut Greya dan mengelusnya, "jangan marah-marah terus, Greya. Kasihan Farelnya dan kasihan bayinya," ucap Erica dengan lembut.

"Aku mengerti," ucap Greya dengan pelan. Ia menatap Farel dan tersenyum pada suaminya itu.

"Oh iya, aku tidak melihat Erin," kata Lery yang sedikit merasa kecewa. Karena Erina begitu sangat berambisi untuk bisa ada saat proses melahirkan Lery meski itu di operasi.

"Jadi benar Erin tinggal bersama Thomas?" tanya Agel.

"Benar," jawab Lery.

"Lalu Erina yang di sini siapa?" tanya Agel lagi.

"Entahlah, Thomas mengatakan akan menjaga Erin dengan baik-baik karena mereka memang tidak tinggal di sini," jawab Devward.

"Tadi sepertinya aku melihat Erin dengan seorang pria," ucap Greya.

"Mungkin itu Thomas?" tanya Greya, Lery hanya mengangguk.

"Astaga, Erin hebat sekali. Pasalnya pria itu sangat tampan dan terlihat gagah," ucap Greya menilai tanpa memperdulikan wajah Farel yang berubah tanpa ekspresi.

"Benar, tidak kusangka pesona Erin hebat juga," Devward menimpali.

Lalu hening, Agel yang sedari tadi menggendong Mike yang tidur memberikan putranya itu pada Erica.

"Mike sudah bangun," ucap Agel memecahkan keheningan diantara mereka.

"Aku keluar dulu," kata Erica, ia berniat untuk menyusui Mike.

"Aku juga," sambung Agel mengikuti langkah Erica.

Setelah mereka sudah ada di luar ruangan, Erica dan Agel duduk di kursi yang tersedia.

"Agel, aku penasaran dengan Erina dan Thomas. Apa boleh aku berkunjung ke rumah mereka?" tanya Erica sembari mulai menyusui Mike.

"Sepertinya tidak, karena mereka tinggal di dunia yang berbeda dengan kita," jawab Agel. Erica mengangguk pelan.

Agel tersenyum, ia menatap lekat wajah Mike yang sedang menyusu dengan lahap.

Agel beralih menatap Erica, ia merangkul istrinya itu dan tersenyum.

"Aku ingin kita bulan madu lagi," bisik Agel, Erica mengangguk-angguk.

Memang mereka ingin memberi Mike adik lagi, sengaja agar usianya nanti tidak terlalu jauh. Tapi sampai sekarang Erica belum hamil juga.

"Tapi aku ingin membawa Mike," kata Erica.

"Iya, tidak masalah, Sayang," balas Agel, ia mengecup puncak kepala Erica berkali-kali.

"Agel, apa Lexia masih bersikeras ingin tinggal sendiri? Di luar kota pula,"

"Iya, Lexia mengatakan kalau tetap tinggal di kota ini, dia tidak akan bisa melupakan kejadian itu. Kau tahu kan kalau traumanya belum bisa disembuhkan," Erica mengangguk.

"Tapi aku kasihan melihatnya. Cobalah bujuk lagi, dia membutuhkan orang-orang di sekitarnya, dia tidak akan bisa hidup sendiri," ucap Erica, Agel hanya mengangkat bahunya.

"Dibujuk bagaimana pun dia tetap pada pendiriannya, sudah di coba berbagai cara tapi dia keras kepala sekali," Erica mengerutkan keningnya.

"Huft, Deril sampai meminta bantuan padaku agar Lexia mau menikah dengannya. Sepertinya Deril memang serius, mengingat selama ini dia tidak pernah dekat dan menjalin hubungan dengan wanita manapun," Agel mengangguk.

"Tapi mau bagaimana lagi? Lexia tidak suka di paksa," ucap Agel.

"Aku mengerti," desis Erica pelan, "semoga suatu saat nanti Lexia bisa sembuh dari traumanya dan dia bisa bahagia," lanjut Erica, Agel tersenyum.

Erica memberikan Mike yang sudah selesai menyusu pada Agel.

"Tapi aku akan mencoba membujuk Lexia," ucap Erica tidak terbantahkan.

"Lakukanlah, semoga membuahkan hasil," ucap Agel.

"Ayo kita masuk lagi," ajak Erica. Agel mengangguk. Sebelum mereka masuk, Agel mengambil kesempatan mencuri cium bibir Erica.

"Aku mencintaimu," bisik Agel yang mendapat ciuman mesra dari Erica.

"Aku juga," bisik Erica mengerling nakal pada suaminya itu.

★•••★

Oke, satu Extra part lagi, ya, Gaess💋💋
Vote-nya jangan lupa, ya😂

Amour VraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang