Part 24

93.6K 4.8K 86
                                    

Erica melenguh pelan saat merasakan puncak kepalanya yang terasa panas. Ia mendongak dan mendapati Agel yang tersenyum padanya.

Erica kembali menunduk dengan pikiran yang berkelana. Ia masih sangat takut kalau Agel tidak menyukai wajahnya. Erica bergerak mundur, ia juga menggeser tangan Agel dari perutnya membuat Agel mengernyit bingung. Jantungnya berdebar dengan kencang, rasa takut di hatinya datang kembali.

"An, kenapa?" tanya Agel dengan suara bergetar. Erica tidak menjawab, ia mengambil posisi duduk sembari menatap Agel sedih.

"An...." desis Agel yang juga sudah duduk. Ia maraih tangan Erica yang dingin ke dalam genggamannya.

"An, kau kenapa? Apa yang sakit, hmm?" tanya Agel cemas. Ia mendekat pada Erica, menarik Erica kepelukannya.

Erica bergeming, membenamkan wajahnya di dada Agel.

"Apa kau lapar?" tanya Agel tidak menyerah, Erica mengangguk-anggukan kepalanya.

Agel mengecup puncak kepala Erica, kemudian menarik Erica kepangkuannya agar ia bisa menggendong istrinya itu.

"El, aku ingin mandi dulu...," gumam Erica dengan pelan.

"Biar aku yang melakukannya, oke?" Erica mengangguk saja. Ia memeluk leher Agel dengan erat saat Agel turun dari tempat tidur. Ia memejamkan matanya, mengendus di ceruk leher lelaki itu.

Setelah sampai di kamar mandi, Agel melepas semua pakaian Erica, berjongkok di depan Erica lalu menciumi perut Erica membuat wanita itu kegelian. Dengan perlahan, Erica menjulurkan tangannya. Ia mengelus kepala Agel dan senyum itu terlihat jelas di wajahnya.

Puas menciumi perut buncit itu, Agel kembali berdiri. Ia membungkukkan tubuhnya, mengecup kening Erica dengan penuh perasaan. Lalu mengecup bibir Erica dengan sekilas.

Menarik Erica dengan lembut dan ia mulai memandikan Erica. Selesai memandikan, Agel dengan telaten memakaikan pakaian untuk Erica.

Erica tertawa pelan saat Agel sudah selesai memakaikan pakaian untuknya.

"El, kemejanya besar ... tubuhku tenggelam, hihi...." kekeh Erica karena Agel memakaikan kemejanya pada Erica.

Agel menyentil hidung Erica dengan pelan lalu kembali ia menggendong Erica.

"Sekarang kita akan memasak...." kata Agel dengan semangat. Erica mengangguk dengan cepat, wajahnya juga sudah kembali cerah.

Agel mendudukkan Erica di kursi yang ada di dapur, lalu mulai mengeluarkan bahan makanan dari dalam kulkas, mengolah bahan makanan itu dengan telaten. Agel benar-benar memasak khusus untuk Erica.

Erica mengikuti terus gerak-gerik tubuh Agel sampai ia sudah tidak tahan lagi. Bangkit dari duduknya, lalu mendekat pada Agel. Memeluk Agel dari belakang dengan erat.

"Agel, peluk...." rengek Erica manja. Agel tersenyum lebar, ia menghentikan pergerakan tangannya, mematikan kompor kemudian ia membalikkan tubuhnya.

Ia memeluk Erica dengan erat. Kembali ia membawa Erica kegendongannya karena tak ingin membuat Erica kelelahan berdiri.

"Sudah selesai?" tanya Erica tepat di depan bibir Agel.

"Sudah, sayang...." jawabnya dengan gemas. Agel membalikkan tubuhnya lagi ke arah kompor dan sebisanya ia memindahkan makanan ke piring dan wadah.

Sementara Erica hanya mengendus di ceruk leher Agel membuat lelaki itu mengerang tertahan.

Agel memejamkan matanya sejenak,ia sekuat tenaga agar tidak menerkam Erica yang sedari tadi terus memancingnya.

Amour VraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang