Win

1.7K 208 27
                                    

Yoora POV

Kaki kecilku berlari menyamai langkahnya.

Sambil menatap punggung lelaki yang ada di depanku saat ini.

Ia terus menarik tanganku berjalan ke area parkir.

Lalu, dirinya tepat berhenti di samping sebuah mobil sedan hitam. Tangannya kemudian membuka salah satu pintu.

Tanpa perintah, ia menuntunku masuk. Memasangkan sabuk pengaman pada tubuhku.

Sepertinya ia marah. Terlihat dari raut wajahnya yang dingin dan tanpa ekspresi.

Ia kemudian berputar arah menuju pintu kemudi.

Kulihat jam tanganku sekilas.

Aku menghela napas pasrah. Kusandarkan kepalaku pada kepala kursi.

Terlambat.

Baiklah. Ini pertama dan terakhir kalinya.

Sembari sibuk memikirkan hal tersebut, tidak kurasa mobil ini sudah berjalan dengan Taehyung yang fokus ke depan.

"Kenapa kau ada disana?" Tanyanya tiba-tiba.

"Aku mencarimu." Jawabku ragu.

"Untuk apa?" Tanyanya lagi tanpa melihatku.

"Hentikan mobilmu!" Pintaku dengan lembut.

Awalnya ia memandangku dengan raut wajah heran. Tapi aku menatapnya balik.

Seakan bisa membaca mataku, ia meminggirkan mobilnya dan berhenti.

Lalu, aku membuka suara, "Tae, ada beberapa hal yang harus kau tahu."

Matanya tetap lurus memandang jalanan yang penuh dengan puluhan mobil dan kendaraan lain yang lewat.

"Mulai sekarang, jangan menggangguku lagi. Kau tidak bisa bersikap seperti ini padaku. Seenaknya membawaku pergi saat aku bekerja atau pun dilain waktu. Biarkan aku sendiri. Semuanya tidak bisa seperti dulu lagi." Suaraku kini terdengar memelas.

Memohon padanya agar ia mengerti dengan keadaan saat ini.

Mataku memancarkan kesedihan saat berbicara padanya.

Aku melanjutkan kembali, "It's over. Kau bukanlah tunanganku lagi, Taehyung-ah."

"Bukan." Aku menggeleng tipis.

Kulihat cengkramannya yang mengeras pada setir mobil. Ia menoleh padaku.

"Kau tunanganku. Dan selamanya akan seperti itu." Satu pernyataannya yang spontan membuatku termangu menatapnya.

Dirinya memang egois.

Aku mulai frustasi dengan sikapnya. Seolah-seolah dunia ini adalah miliknya. Tidak memikirkan perasaan orang lain.

Aku menggigit bibir bawahku. "Siapa Hyerin bagimu?"

Pertanyaan yang selama ini ingin kutanyakan. Akhirnya kuberanikan diriku menanyakan hal itu.

"Itu bukan urusanmu." Ia memalingkan wajahnya. Ekspresinya berubah menjadi dingin.

"Kau bahkan tidak bisa memutuskan pilihanmu." Kini mataku berair.

Sudah cukup.

Hatiku perih.

Aku berusaha untuk menahan tangisku agar tidak pecah.

Tanpa berpikit panjang, aku membuka pintu dan pergi.

Memanggil taxi dan berangkat ke sekolahku.

Reverse [BTS Taehyung FF]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt