5. Ayah?

19.9K 1.5K 32
                                    

Pengakuan Mas Dani kemarin malam membuatku jujur tidak bisa Tidur karena terus memikirkannya.

Aku tidak tahu harus mengatakan apa kepadanya mengenai pengakuan itu.

Sebenarnya itu bukan sebuah pengakuan, melainkan kenyataan yang entah kenapa baru ku sadari benar.

Dia mengatakan tanpa ketakutan aku akan menolaknya atau setidaknya menjauhinya.

Mas Dani tahu sekali apa yang terjadi dengan hidupku selama ini.

Dia menjadi Saksi keterpurukan demi keterpurukan yang melandaku bersama Mentari.

Dulu, Mas Dani adalah orang yang mengumandangkan Adzan dan Iqomah di Telinga Putriku. Dia juga yang membantu ku ini itu dalam proses kelahiran Mentari.

Bahkan saat aku Hamil, dia selalu dekat denganku dan seperti enggan jauh-jauh dariku.

Ku akui dia sangat baik, bahkan terlalu baik untuk Perempuan sekotor diriku.

Seharusnya Mas Dani bisa mendapatkan Perempuan yang jauh lebih baik bukan Perempuan kotor yang diperkosa dan melahirkan anak dari hasil perkosaannya.

Mas Dani berhak memiliki Istri yang baik, Sholehah, dan mampu melayani Mas Dani dengan baik.

Dan jika bisa ku jawab itu bukan aku karena hidupku hanya untuk Mentari. Ya, hanya untuk Mentari kecilku.

Tidak ada tujuan lain yang bisa ku raih selain Putriku, Mentari Kehidupanku.

Bahkan aku berpikir tidak perlu menikah dengan Lelaki manapun karena aku tidak ingin Lelaki yang akan menjadi Suamiku nanti tidak bisa dengan tulus dan ikhlas menyayangi Mentari seperti anak kandung, tepatnya seperti aku menyayangi Putriku.

Ketakutan terbesarku adalah itu. Alangkah baiknya aku hanya akan terus sendiri tanpa pendamping meski usiaku masih sangat muda untuk memulai segalanya kembali.

Kehidupan awal yang mungkin saja bisa tercipta berasal angan-angan ku yaitu memiliki Keluarga baru.

Tapi tidak, aku akan menampiknya. Kan ku hapus dari daftar tujuan hidupku lima atau lima puluh tahun lagi.

Biarlah aku begini saja, hanya dengan Mentari hidupku sudah jauh lebih sempurna.

Sekarang aku sedang menina bobokan Mentari yang kelelahan setelah dia pulang Sekolah.

Tubuhnya yang kecil dan kurus ini selalu membuatnya nampak lincah tapi cepat lelah. Kelahirannya dulu yang tidak tepat pada usia yang seharusnya membuat Mentari tidak tumbuh sempurna secara psikis.

Daya tahan Tubuh Mentari sangat lemah, terkadang jika dia terlalu lelah, Hidungnya akan mengeluarkan Darah alias Mimisan.

Jika sudah seperti itu, yang bisa ku lakukan adalah mengobatinya dan memohon ampun kepada Sang Pencipta.

Aku memohon agar Allah tidak menghukum Mentari, biarlah hanya aku yang menanggung dosa-dosa yang telah ku perbuat di masa lalu, dosa Zinah yang tidak pernah ku inginkan.

"Ibu sayang Mentari." ku bisikkan setiap kalimat cintaku di dekat Telinganya.

Terkadang aku harus beruraian Air Mata jika mengingat bagaimana kehidupan kelamku dulu, berjuang melahirkan Mentari di usiaku yang masih sangat muda.

Pernah sekali aku memeriksakan Kandunganku dan Dokter mengatakan jika melahirkan dibawah usia dua puluh tahun bisa terancam terkena Kanker endometrium.

Yaitu adalah Kanker yang menyerang Endometrium atau jaringan yang melapisi Rahim (rahim), dan merupakan Kanker Ginekologi yang paling umum di Amerika Serikat.

Mentari Kecil ku (Complete)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum