4. Sore yang Indah bersama Putriku

17.5K 1.4K 31
                                    

"Ibu, kalau membuat Donat apakah harus menggunakan Telur?"

"Tentu."

"Harus banyak?"

"Ya jangan terlalu banyak juga. Sesuai takaran saja."

"Oooh."

Inilah kegiatan soreku bersama Mentari setelah pulang bekerja dan Mentari pulang Sekolah.

Kami berdua selalu membuat Kue Donat dan Kue-Kue lainnya yang nantinya akan dijual.

Kami selalu bekerja sama tanpa ada mengeluh sedikitpun.

Sepertinya Mentari tahu jika aku harus kuat dalam menghadapi hidup ini.

Jadi dia tidak akan mempersulitku dengan rengekan-rengekan ala anak kecil seusianya.

Beda sekali dengan anak-anak sebayanya, Mentari justru sudah belajar untuk bekerja mencari Uang tambahan bersamaku untuk melanjutkan hidup kami yang keras ini.

"Ibu, Mentari ambil minum dulu untuk Ibu ya?"

"Iya Nak. Terima kasih ya."

Mentari pergi dari hadapanku untuk mengambil segelas Air Putih untukku.

Mungkin dia melihatku sudah lelah, jadi perhatiannya untuk mengambilkan aku minum di tengah kegiatanku membuat Kue membuat ku sedikit banyak menjadi terharu.

Mentari kecilku, Mentari cintaku.

Dia sumber di segala cinta yang diberikan oleh Allah untukku dan hidupku.

Banyak hal yang berubah di dalam hidupku sejak adanya Mentari.

Salah satunya yaitu kebahagiaan yang berlipat-lipat ganda ku rasakan.

"Ini Ibu." dia meletakkan segelas Air Putih yang diambilnya dari Teko di Meja Makan ke hadapanku.

Ku ambil Segelas Air Putih itu kemudian meminumnya beberapa teguk lalu meletakkannya kembali.

"Terima kasih ya Nak." ujarku dijawab anggukan Kepala oleh Mentari.

Kini bulatan-bulatan adonan Donat sudah jadi. Sekarang tinggal menggorengnya kemudian mengolesinya dengan Mentega dan diberi Coklat Tabur atau Gula Putih halus.

"Ibu, biarkan Mentari yang menaburkan Coklatnya"

"Iya sayang, silahkan."

Ku biarkan Mentari kecilku membantu untuk menaburkan coklat yang sudah tersedia di mangkuk ke atas bulatan Donat yang sudah digoreng dan matang.

Untuk Kue lainnya, aku akan segera membuatnya. Mudah-mudah'an Kue-Kue buatanku bisa habis hari ini seperti hari-hari sebelumnya.

Uang penghasilan Kue akan ku gunakan untuk membelikan Sepatu Baru untuk Mentari. Bismillah.

***

Setelah semua Kue sudah siap ku buat dan dibantu oleh anakku memasukkan ke dalam Nampan besar yang memiliki tutup dan pegangan, aku dan Mentari keluar dari Rumah.

Berbekal Jacket dan Payung untuk persiapan jika Hujan datang tiba-tiba, kami berdua berjalan menuju ke Warung Bu Darsih.

Mentari nampak riang gembira berjalan bersisihan denganku.

Dia membawa Nampan yang berukuran kecil pas dengan Tangannya.

Meski selama di perjalanan ada saja orang yang tidak suka kepadaku atau dengan terang-terang'an membicarakan diriku dan Putriku, aku tetap berusaha tenang.

Namun saat ku lirik ke samping untuk melihat Putriku, Mentari sudah kembali berkaca-kaca.

Tidak biasanya dia sebegini cengengnya. Mungkin dia sedang benar-benar rapuh.

Mentari Kecil ku (Complete)Where stories live. Discover now