20

1.7K 165 12
                                    

"Prill pulang bareng yuk." Saat bel sekolah berbunyi menandakan semua pelajaran hari ini telah selesai, Prilly tanpa kata langsung saja meninggalkan kelas.

"Hmmm?" Sahut Prilly saat Ali sudah berada tepat disisinya.

"Pulang bareng sama aku gimana?"

"Hmm kayaknya nggak dulu deh Li. Gue lagi kepengen sendiri dulu." Ali mengernyitkan dahinya mendengar alasan Prilly.

"Kamu ada masalah ya? Cerita dong sama aku." Ali tetap mengikuti Prilly. Seakan tak ingin wanita didekatnya ini pulang sendiri seperti apa yg diinginkannya.

"Bisa gak ikut campur nggak?" Bentak Prilly membuat Ali sedikit terlonjak kaget. Sesudahnya, Prilly langsung melangkah cepat meninggalkan sekolahnya tanpa menghiraukan Ali.

---------------------------------------------
Disinilah Prilly sekarang. Duduk di halte bus dekat sekolahnya. Menantikan bus ataupun taksi yang lewat.

Prilly terdiam. Merenungkan kata-kata Cinta tadi. Ucapan Cinta sangat amat mengusiknya saat ini.

"Apa bener Rafi masih cinta sama aku?" Tanya Prilly pada dirinya sendiri.

Prilly menghela nafasnya berat. Semua yang ia alami saat ini terasa rumit sekali. Ucapan Cinta yang mengatakan bahwa Rafi masih mencintainya. Dan kehadiran sosok Ali yang membuatnya sangat nyaman.

Jujur, berada di sisi Ali membuat Prilly merasa nyaman. Separuh kebahagiaan yang terenggut akibat berakhirnya hubungannya denga Rafi kemarin berhasil terbawa kembali berkat kehadiran Ali.

Namun, kehadiran Ali belum sepenuhnya membuat Prilly menghilangkan Rafi di sudut hatinya. Entah masih cinta atau karena merasa belum move on saja. Tapi yang pasti, sosok Rafi masih berdiri tegap di sudut hatinya. Belum ada yang mampu menggesernya bahkan kehadiran Ali yang mampu menyamankan suasananya.

"Hai Prill..." Satu suara panggilan itu membuat Prilly terlonjak kaget. Ia yang mulanya menunduk mengangkat kepalanya.

Prilly membelalak kaget saat mengetahui siapa yang berdiri dihadapannya saat ini. Ia benar-benar tak menyangka.

"Ra..fi?" Ucap Prilly tergagap. Sedangkan Rafi hanya menatap Prilly dengan senyumnya.

"Ngapain kamu masih disini? Kok belum pulang?"

"Eh? Aku masih nungguin taksi atau bus lewat" jawab Prilly sedikit gugup.

"Gimana kalo pulang bareng aku?"

"Eh?"

Respon Rafi malah terkekeh kecil. Prilly sangat amat menggemaskan saat sedang gugup seperti saat ini.

"Udah bareng aku aja yuk. Bentar lagi mau hujan tuh. Daerah ini juga agak sepi. Nanti kamu diapa-apain loh!"

Prilly menatap sekitarnya. Ya, benar kata Rafi. Daerah sini agak sepi. Ia jadi bergidik ngeri saat membayangkan ada orang jahat yang akan menyakitinya.

Akhirnya, Prilly menerima tawaran Rafi. Rafi tersenyum bahagia. Ia mengenggam tangan Prilly dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Di jarak 200 meter, seseorang menatap keduanya. Menatap keduanya dibalik kursi kemudinya. Menatapnya dengan tatapan yang sedikit bingung.

Dia Ali. Sejak tadi Ali tidak benar-benar pulang. Ia mengawasi Prilly dari kejauhan. Saat melihat langit sudah mulai gelap, Ali berniat bergegas menghampiri Prilly. Namun sayang sekali, satu mobil sudah menghampiri Prilly terlebih dahulu.

Ali yang penasaran, akhirnya mengurungkan niatnya. Betapa kagetnya dia saat melihat Rafi lah yang menghampiri Prilly.

'Apa mereka menjalin hubungan lagi ya? Apa ini alasan Prilly yang terkesan menjauh dari gue?'

ITU AKU DULUWhere stories live. Discover now