15

3.6K 335 18
                                    

Rafi memejamkan kedua matanya. Giginya bergemeretak geram. Rahangnya tegap mengeras menyadari kedatangan Ali yang baginya seperti 'pengacau' itu.

"Gak usah ikut campur Lo! Ini urusan gue sama Prilly. Bukan sama Lo" desis Rafi menunjuk Ali.

"Kalo Lo nyakitin dia, lo juga harus berurusan sama gue"

"Ck! Lo siapanya? Bokapnya? Pembantunya? Satpamnya? Hebat banget lo bisa ngomong begitu! Udah kayak orang paling berpengaruh di hidup Prilly aja lo!"

Pertanyaan Rafi membuat Ali terdiam. Ya Rafi benar. Siapa dia bagi Prilly? Saudara bukan. Pacar? Apalagi! Tapi apakah dia hanya bisa membisu dan takluk oleh Rafi?

Tentu saja jawabannya tidak! Tidak sama sekali!

Tapi ia harus jawab apa?

"Dia sahabat gue! Sahabat yang bakalan ngelindungi gue, sahabat yang akan selalu sayang sama gue dan sahabat yang aelalu bersedia ada di saat suka dan duka gue!"

Prilly menarik tangan Ali berlalu dari taman. Meninggalkan Rafi sendirian mematung

"Gue gak bakal biarin Prilly jatuh hati sama laki-laki bernama Ali itu!" Ujar Rafi kemudian berlalu meninggalkan taman sekolah.

*****
"Dia sahabat gue! Sahabat yang bakalan ngelindungi gue, sahabat yang akan selalu sayang sama gue dan sahabat yang aelalu bersedia ada di saat suka dan duka gue!"

Kalimat yang dilontarkan Prilly secara tiba-tiba tadi benar-benar memakan sebagian otak Ali.

Tak hentinya otak Ali menelaah dengan baik ucapan Prilly. Ada rasa rela tak rela. Entah mengapa perasaan tersebut muncul begitu saja.

"Ali! Coba stop dulu bentar" suara Prilly menyadarkan Ali dari pandangan kosongnya dalam mengendarai mobilnya. Ali menurut. Menepikan mobilnya dan menghentikannya. Sesuai ucapan Prilly.

"Gue aja deh yang bawa mobil lo" mendengar permintaan Prilly, Ali mengerutkan dahinya. Terheran dengan permintaan Prilly yang tiba-tiba.

"Loh kenapa? Biar gue aja"

Prilly menghela nafasnya panjang dan malas lalu kembali menatap Ali.

"Gue perhatiin dari keluar parkiran sekolah tadi kerjaan lo melamun doang. Gue takut kalo lo yang bawa mobil, bakalan nabrak nih mobil"

Ali menghembuskan nafasnya. Ternyata Prilly menyadari ia menatap kosong ke jalanan sambil mengendarai mobilnya.

"Lagian lo ngelamunin apaan sih Li? Hampir setengah jam perjalanan lo habisin buat ngelamun. Lo lagi ada masalah ya?"

Ali berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya. Tidak mungkin bukan ia mengatakan yang sebenarnya pada Prilly?

Ali menatap Prilly dengan senyumnya. Lalu ia menggelengkan kepalanya.

"Gue gkpp kok Prill" sahut Ali singkat. Kemudia kembali menstrater mobilnya. Melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan yang hampir padat oleh kendaraan.

*****
Prilly's Pov
Kenapa lagi Rafi? Kenapa dia seolah membuka harapan samar seperti itu? Sebenarnya apa maunya? Sebenarnya apa yang ada di otaknya itu?

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang bercover doraemon. Kartun favoritku.

Seusai dari rumah Ali tadi, aku langsung menyantap makan malamku bersama mama dan langsung masuk ke kamar.

Kejadian dengan Rafi tadi benar-benar membuatku bimbang. Di lain sisi aku masih menyimpan asa untuk bersamanya. Tapi mengingat sifat buruknya yang menjijikkan itu membuatku harus berfikir berulang kali.

ITU AKU DULUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang