8. If This The Start?

Start from the beginning
                                    

"Iyaiya tak perlu kau dorong begitu" Taeyeon masuk ke mobilnya dan menghidupkan mesin, ia tidak tau apa yang akan dia katakan jika Miyoung bertanya kenapa menjemputnya, tidak mungkin bilang disuruh Jessica.

"Jalan Taeng kenapa kau masih disini" suara redam Jessica terdengar sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil.

"Iish dasar cerewet" Taeyeon menukar persneling lalu menuju kantor Miyoung.

Sesampainya di kantor Miyoung, Taeyeon meninggalkan mobilnya di depan lobi, security jaga malam memberi hormat pada Taeyeon sebelum ia masuk.

Taeyeon berjalan mendekati lift untuk menuju lantai 20 ke kantor Miyoung. 'sepi sekali' pikir Taeyeon, hanya ada security yang ia lihat dari tadi. Sesampainya di lantai 20 Taeyeon tercengang, pukul 11:23 pm hanya lampu ruangan Miyoung yang menyala, ini seperti film horor, apa Miyoung tidak takut.

Tak sengaja Taeyeon menyenggol meja Seohyun karna saking takutnya dan ingin cepat sampai ke ruangan Miyoung.

"Pak Go apa itu kau?" Sorak Miyoung dari dalam, ternyata Miyoung takut juga, dan muncul lah ide jahil Taeyeon, dijatuhkannya tumpukan pena Seohyun.

"Kupikir itu bukan pak Go, kalian siapa? Ku mohon pergi lah, jika kalian ingin memerasku kirim saja aku surat, jangan sakiti aku kumohon" suara Miyoung terdengar seperti sedang menangis, tapi itu menyenangkan bagi Taeyeon. Ini seperti masa kecil mereka, membuat Miyoung menangis karna ulahnya.

Taeyeon melemparkan pena pada pintu ruangan Miyoung, 2 kali, 3 kali tidak ada respon dari Miyoung, membuat Taeyeon khawatir.

"Kumohon jangan, jangan sakiti aku, kumohon jangan sentuh aku. Bunuh saja aku dari jauh jangan menyentuh tubuhku, kumohon pergilah, aku akan berikan seluruh uangku jika kau mau" Taeyeon sangat cemas mendengar racauan Miyoung. Dengan segera ia membuka pintu ruangan gadis itu, namun tak menemukan Miyoung.

"Jangan kumohoonn, jangan sentuh aku" rintih Miyoung dari bawah meja, langsung saja Taeyeon menarik Miyoung keluar dari bawah meja besar itu.

"Aaaaa andewee aaa" Miyoung semakin histeris dan memukul-mukul Taeyeon.

"Miyoung ini aku kau kenapa? Apa aku membuatmu takut? Kumohon maafkan aku" Taeyeon memeluk Miyoung erat.

"U-unnie?" Lirih Miyoung yang sudah gemetar.

"Kau kenapa? Apa aku menyakitimu? Bagian mana? Katakan padaku" Taeyeon tidak bisa menahan air mata nya melihat keadaan Miyoung seperti ini apalagi semua ini karna ulahnya.

Miyoung hanya diam, tangannya meremas ujung baju Taeyeon, jelas sekali ia sedang ketakutan. Taeyeon terus menimang Miyoung, mengelus kepalanya dan menyanyikan lullaby.

"Eomma..." Miyoung sudah tertidur. Dia memanggil eomma dalam tidurnya, itu membuat dada Taeyeon nyeri. Kini Taeyeon tau Miyoung lebih terluka dari dirinya, saat seperti ini eomma selalu memeluk Miyoung. Namun kini hanya ada dirinya untuk Miyoung, ia harus bisa menjaga Miyoung dengan baik, itu yang ia tekadkan dalam hatinya kini.

"Bawa aku.. appa aku rindu.." air mata Miyoung tetap mengalir deras walaupun sedang tidur.

"Miyoung-ah.. apa unnie menyakitimu terlalu dalam? Apa unnie sudah terlalu keterlaluan sayang? Apa unnie terlalu buta dengan semua sakitmu? Maafkan aku Miyoung, unnie mencintaimu" Taeyeon mencium puncak kepala Miyoung dengan air mata membanjiri.

~~~~~~~~~~~~~~~

Miyoung membuka matanya, dia masih mengenakan seragam kantor, dia sadar sebuah tangan kini tengah memeluknya hangat.

"Unnie.." lirih Miyoung hampir tak terdengar.

Miyoung beranjak dari pelukan Taeyeon dengan hati-hati agar tak membangunkan unnienya itu, dipanggilnya security untuk mengangkat Taeyeon ke kamar istirahatnya. Ia yakin 2 bulan menjadi CEO Taeyeon masih belum berhasil menemukan kamar itu, karna letak pintunya dibalik rak buku besar.

Setelah Taeyeon berbaring dengan nyaman Miyoung berinisiatif membuka aksesoris yang mengganggu unnie kesayangannya itu tidur. Membuka rompi dan celana Taeyeon, menyisakan kaos dalam dan celana pendek gadis itu. Miyoung beruntung Taeyeon tidak terbangun.

Selesai mandi Miyoung memutuskan untuk berbaring di samping Taeyeon, pinggangnya sakit harus tidur di lantai dengan posisi dipeluk Taeyeon begitu.

Miyoung berbaring menghadap Taeyeon yang juga menghadap padanya. Diperhatikannya wajah sempurna unnienya, ingin sekali dia memandang wajah itu dari dekat ketika bangun. 'Mana bisa haha' kata Miyoung dalam hatinya, pasti ia akan dimarahi dan disuruh pergi setelahnya.

"Unnie kau tak terlihat seperti unnieku, apa kau benar unnieku? Karna wajahmu lucu seperti anak 10 tahun" bisik Miyoung merapikan rambut Taeyeon yang menghalangi pemandangannya.

Chu~

Ciuman ringan mendarat di bibir Taeyeon, Miyoung tersenyum setelahnya lalu menutup matanya kembali ke alam mimpi.

Taeyeon tertidur? Tentu tidak, ia sudah bangun semenjak mendengar suara air di kamar mandi, tau ada yang keluar dari kamar mandi Taeyeon langsung menutup matanya pura-pura tidur.

Setelah memastikan nafas Miyoung teratur Taeyeon perlahan membuka matanya, memperhatikan setiap jengka wajah miyoung. Tentu adiknya adalah wanita paling cantik setelah eommanya, itu yang Taeyeon katakan sejak ia kecil.

Waktu kecil Taeyeon sangat memuja Miyoung, bahkan ia akan menarik Miyoung kemana-mana, mengatakan pada semua orang bahwa sigendut lucu ini adalah adiknya.

Setelah Miyoung bisa berjalan pun Taeyeon akan menarik tangan Miyoung untuk mengatakan pada orang di taman bermain bahwa sigendut lucu ini adalah adiknya.

"Tentu saja eomma paling cantik di dunia ini, setelahnya adalah Miyoung" perkataan itu masih terngiang di telinganya, perkataannya sendiri.

"Lalu apa Taeyeon tidak cantik? Bagaimana dengan Taeyeon" nanny bertanya lagi.

"Taeyeon tidak cantik, Taeyeon itu keren" jawabnya polos membuat eommanya yang sedang merajut sweater tak jauh dari mereka tersenyum bahagia.

"Eomma, bantu aku menjaga malaikat cantikmu ini" bisik Taeyeon lalu mencium bibir Miyoung dengan sayang.

##############

Saranghae.. ❤

[Completed] I Just Wanted You To Love Me Where stories live. Discover now