AA20 : kembalinya Zahra

5.8K 384 20
                                    

20 : Kembalinya Zahra

Sudah berapa hari ini Gabriel bolak-balik ke rumah sakit, entah untuk mengunjungi Ashilla atau melihat kondisi Oma yang sudah mulai melemah. Gabriel tidak tega melihat omanya yang selalu mementingkan Alyssa dibandingkan kesehatannya. Gabriel terus mengingat ucapannya saat kecil dulu, yang selalu ingin menjaga kedua adik kembarnya.

'Lo enggak bisa egois begini terus, adik lo ada dua dan keduanya butuh kasih sayang lo. Sampai kapan lo mau marah sama dia? Dia butuh lo juga, Gabriel!' Hati Gabriel berteriak kencang, namun pikirannya terus mengikuti egonya saja.

'Buat apa lo maafin dia? Dia udah buat hidup Shilla menderita, dia ambil kebahagiaan Oma lo dan dia juga sok polos sama semua orang. Lo tahu kan kalau Alyssa cuma pembawa sial aja buat lo dan keluarga lo?' Pikiran Gabriel terus menentang kata hatinya.

'Alyssa enggak salah sepenuhnya. Oke kalau lo bilang dia salah, tapi inget dia juga korban. Coba bayangin kalau lo ada diposisi dia, lo bakalan menderita banget!' Lagi-lagi Hatinya bertentangan.

Ingin sekali Gabriel memaafkan Alyssa, tapi dia tidak bisa. Dia terlalu benci pada Alyssa.

Tiba-tiba sebuah tangan terasa menyentuh pundak kiri Gabriel, seorang perempuan yang memakai celana putih panjang dan kemeja biru sedang tersenyum sendu.

Perempuan itu adalah Zahra, mantan kekasih Gabriel yang memilih untuk kuliah di luar kota. Mantan yang sudah meninggalkannya begitu saja.

"Lo kok bisa di sini?" tanya Gabriel sedikit terkejut. Gabriel tidak menyangka akan bertemu dengan Zahra lagi.

Zahra tersenyum, kemudian duduk di samping Gabriel. "Kamu kenapa, aku lihat kamu lagi sedih? Ada masalah lagi?"

Gabri tersenyum miris sebelum menggelengkan kepalanya. "Gue enggak apa-apa. Kenapa lo di sini?"

"Bokap masuk UGD karena serangan jantung," balas Zahra.

Gabriel kembali diam, dia bingung harus mengatakan apa dengan kedatangan Zahra. Mungkinkah dia akan luluh kembali kepada Zahra? Tapi apa dia siap untuk merasakan patah hati kembali? Dia belum siap dengan semua ini.

"Kenapa kamu di sini? Siapa yang sakit, Gabriel? Apa Ashilla sakit lagi?" tanya Zahra. Zahra tahu tentang kondisi Ashilla. Bahkan Zahra juga sangat akrab dengan Ashilla, tapi sejak kepindahaannya, Ashilla menjauhinya.

Gabriel mengangguk lemah, "Iya. Tapi kali ini yang di ICU itu Alyssa. Ashilla habis mengalami kecelakaan dan Alyssa yang menolong Ashilla saat itu."

Zahra tampak terkejut, kemudian dia memasang wajah ibanya. Zahra mengelus punggung Gabriel, "Aku turut berduka ya atas masalah yang adik kamu alami. Aku enggak tahu kalau Alyssa dan Ashilla baru saja mengalami kecelakaan."

Gabriel mengangguk, kemudian tersenyum sendu. "Makasih, Zah."

"Sama-sama, Iel. Aku akan selalu doain mereka," kata Zahra, "Terus kondisi Ashilla bagaimana? Alyssa separah apa sampai bisa di ICU?"

"Ashilla cuma mengalami cidera saja, sementara Alyssa dia kritis. Gue enggak tahu harus apa. Karena Alyssa, sekarang Oma gue gak mau makan dan minum obat. Kerjaannya memperhatikan Alyssa saja, gue bingung kenapa dia lama sadarnya."

"Ya Tuhan, kenapa bisa seperti itu? Terus orang yang nabrak gimana? Apa udah ketahuan apa motif kecelakaan itu?" tanya Zahra lagi.

"Keluarga udah menindak lanjuti kasus ini, Oma udah suruh seorang detektif untuk mencari pelaku tabrak lari itu. Polisi juga bilang kalau kecelakaan ini murni kesengajaan," cerita Gabriel.

Zahra menghela nafasnya pelan. "Semoga orang yang mencelakai adikmu dapat ditemukan ya."

Gabriel mengangguk saja. "Aamiin. Semoga saja."

—ooo0ooo—

Mario duduk di samping Alyssa, dia memegang jemari Alyssa. Matanya memerah karena sudah beberapa hari ini dia selalu menunggu Alyssa membuka mata, tapi sayang yang dia tunggu sia-sia. Alyssa tetap menutup matanya, gadis masih sangat betah tidur di dalam sana.

"Mau sampai kapan kamu tidur seperti ini, Al? Kamu enggak pikirin keadaan orang-orang yang mencemaskanmu?" tanya Mario.

Mario mencium tangan Alyssa, setiap hari dia berdoa untuk kesembuhan Alyssa, setiap hari dia berharap Alyssa membuka mata tapi sayangnya semua doanya tidak dikabul.

"Aku kangen kamu Alyssa, Oma kangen kamu, Sivia juga kangen kamu, kenapa kamu enggak bangun?"

Di luar Cakka menemani Ashilla untuk masuk ke dalam ruangan Alyssa, tapi langkah mereka terhenti karena mendengarkan ucapan Mario pada Alyssa. Ashilla menahan tangisnya, dia tidak pernah melihat perhatian Mario yang seperti ini.
Ashilla merasakan jika semua perhatian Mario hanya diberikan kepada Alyssa bukan dirinya.

"Kenapa enggak masuk?" tanya Cakka membuat Ashilla menggelengkan kepalanya. "Gue enggak mau ngegangguin Mario sama Alyssa," balas Ashilla.

"Lo udah lihat kan perhatian Mario ke Alyssa? Mereka sama-sama saling sayang, walaupun lo ngehalangin hubungan mereka setinggi mungkin, mereka pasti bisa melewatinya. Mario benar-benar mencintai Alyssa."

Ashilla hanya diam, jauh di dalam hatinya dia merasa sakit. Mario kekasihnya lebih peduli dengan Alyssa, saudara kembarnya.

Gue akan kasih kesempatan untuk lo bisa milikin Mario, Al. Tapi gue mohon lo bangun. Gue kasihan sama dia, lirih Ashilla dalam hati.

*********AA*********

Kasihan Alyssa ..

ayo yang sayang Alyssa mana???

AA [Alyssa & ASHILLA]Where stories live. Discover now