6-Kim Jongin

750 93 14
                                    

Author POV

Seulgi dan Jongin sedang bersama, di cafe tempat mereka biasa bertemu. Seulgi berniat untuk memberitahu Jongin bahwa dirinya sudah dijodohkan oleh orangtuanya. Lagi pula, ini kesempatannya untuk putus dengan Jongin. Seulgi memang tidak ingin memutuskan hubungannya secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas, maka dengan cara memberitahukan Jongin mengenai Seulgi yang dijodohkan ini menjadi kesempatan bagus untuk Seulgi.

"Aku sudah dijodohkan."

Mata Jongin sukses membulat sempurna. Dia bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Dengan siapa?"

"Anak teman ayahku." Seulgi mulai menatap Jongin. Bukan tatapan sedih yang Seulgi tunjukkan. Dia bahkan berekspresi datar, "ayo, sudahi saja."

"Kau menerima perjodohan itu?" Tanya Jongin yang membutuhkan kepastian.
Seulgi hanya membalas dengan anggukan. Lagi-lagi Seulgi tidak menunjukkan kalau dirinya sedih akan berpisah dengan Jongin.

"Malam ini temui aku di club tempatmu bekerja sebagai bar tender. Kita akan membahasnya di sana." Ucap Jongin yang langsung pergi meninggalkan Seulgi sendiri di cafe itu.
Seulgi hanya bisa membuang napasnya kasar karena Jongin tak langsung memutuskannya di tempat ini.

***

Malam ini Seulgi sedang bersiap-siap untuk datang ke club. Apalagi kalau bukan untuk menemui Jongin di sana. Seulgi sudah mantap untuk mengakhiri hubungannya dengan Jongin. Tetapi ponselnya bergetar, seseorang sedang menghubunginya.

'OH SEHUN'

Melihat orang yang menghubunginya, raut wajah Seulgi makin kusut. Dengan kasar dia menerima panggilan dari Sehun.

"Ada apa?"
"Kau di mana?"
"Apartemen, aku akan ke club"
"Dengan siapa?"
"Apa urusanmu?"
"Aku tabya dengan siapa? Aku ini calon suamimu, bodoh. Ya sudah, hanya itu yang ingin aku tahu. Ayah menyuruhku untuk menanyai keberadaanmu."

Pip...

Dengan tidak sopannya, Sehun mematikan sambungan teleponnya dengan Seulgi secara sepihak.
"Orang aneh" gerutu Seulgi.

***

Seulgi sudah sampai tujuan, ya di club. Penampilan Seulgi tak seterbuka biasanya. Hari ini dia lebih tertutup, meskipun sedikit.
Seulgi duduk di sofa paling pojok, sekarang dia malah terlihat seperti jalang yang ada di sana. Tetapi percayalah, Seulgi tak ada niat sedikitpun untuk menjual tubuhnya. Menjadi bar tender juga bukan alasan dia untuk mencari uang. Menjadi bar tender hanyalah hobi yang tak disengaja bagi Seulgi.
Setelah lama menunggu, Jongin, orang yang ditunggu Seulgi akhirnya datang.
"Apa aku membuatmu menunggu?" Tanya Jongin pada Seulgi. Masih sama seperti tidak terjadi apa-apa, Jongin bersikap lembut pada Seulgi.
"Ya, lumayan." Balas Seulgi malas. Dia hanya ingin mengakhiri hubungannya dengan singkat, padat dan jelas, tanpa berbelit-belit seperti ini.
"Tunggu di sini, akan kupesankan minuman." Jongin pergi meninggalkan Seulgi untuk memesan minuman. Inilah yang Seulgi benci dari Jongin. Dia mencoba mengulur-ulur waktu.
Tak disadari keduanya, sepasang mata menatap serius ke arah mereka dari sudut yang mungkin tak bisa didapati oleh mata Seulgi maupun Jongin.

Ya, itu Oh Sehun...

Oh Sehun POV

Setelah menghubungi Seulgi, aku pun jadi penasaran. Hari ini dia akan ke club. Sepertinya dia akan menemui kekasihnya. Tadinya aku ingin mengabaikan Seulgi yang datang ke club. Tetapi, lama-kelamaan aku tidak fokus dan malah memikirkan Seulgi. Aish! Apa -apaan ini? Akhirnya akupun memutuskan untuk datang juga ke club.

***

Sesampainya di club, aku berusaha keras untuk menjauh dari jalang-jalang yang sedang merayuku. Mereka benar-benar buas, memohon, memelas dihadapanku. Seakan aku ini satu-satunya lelaki yang dapat memuaskan hasratnya. Sungguh menjijikkan! Kembali pada tujuanku, aku pun berusaha mencari sesosok Seulgi. Gotcha! Dia duduk sendirian di sudut kanan club. Ck, dia malah terlihat seperti jalang yang menawarkan dirinya.
Tiba-tiba seorang lelaki datang menghampirinya. Samar-samar aku melihat wajahnya. Tak asing, wajah itu. Aku oun mencoba untuk mengingat-ingat wajah lelaki itu. Ahh! Dia adalah kekasih Seulgi, lelaki berkulit tan itu. Apa lelaki seperti itu yang disukai Seulgi? Ck, seleranya benar-benar eksotis.

***

Seulgi POV

"Minumlah" ucap Jongin menyodorkan minuman yang telah dipesannya.
Aku membalas dengan senyum, "hmm, gomawo "
Tanpa basa-basi, aku oun langsung meneguk habis minuman yang telah diberikan Jongin.
"Jadi kau tetap ingin mengakhiri hubungan kita?"
"Ohh."
"Seulgi-ah dengarkan aku baik-baik," Jongin tersenyum menampilkan smirk nya. "Lidahmu sebentar lagi akan kelu, seluruh tubuhmu akan melemas. Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa."
Aku terkejut, "apa-mak-sud-mu?" Tanyaku terbata-bata. Aku benar-benar kesulitan berbicara.
"Kau tahu? -bukan, aku sangat dan sangat mencintaimu, tetapi kenapa? Kenapa kau begini? Lebih baik kau mati daripada berbahagia dengan orang lain, Seulgi-ah"
Jari-jari Jongin mendarat sempurna mengelus kedua pipiku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk berteriak, tetapi nihil, iringan musik dalam club menenggelamkan suaraku.
"Sampai bertemu di neraka, sayang" Jongin mengecup punggung tanganku dan langsung pergi meninggalkanku yang sedang sekarat ini. Orang-orang sama sekali tidak mengetahui kondisiku, mereka sibuk menari-nari dengan liarnya. Aku hampir kehabisan napas dan benar saja, badanku sudah mulai melemas. Pandanganku pun kabur, aku tidak bisa melihat dengan jelas aoa yang ada di sekelilingku, tak lama pandangan itu berubah menjadi gelap dan hitam.

TBC~
Gimana? Cerita ini menarik ga? Engga ya pasti? Wkwk, butuh commentnya dong mengenai cerita ini. Jangan cuma di baca:( tapi kasih vote dan commentnya juga dong:( yang vote juga jangan vote aja. Yang comment juga jangan comment aja. Kita belajar sama-sama di sini. Okeyy??

See you in the next chapter❤❤

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang