11

886 145 6
                                    

Shawn terus-terusan memberikanku cerita konyolnya dan aku tak henti-hentinya tertawa. Bahkan, perutku sampai sakit dibuatnya.

"Cukup! Perutku sakit!" kataku disela-sela tawaku. Aku terus-terusan memegangi perutku dan tertawa.

Shawn memandangku dengan tersenyum. Aku mengernyitkan dahiku bingung melihat tatapannya. "Apa?" tanyaku. 

Dia menggeleng pelan tersenyum membuang wajahnya, "tidak. Aku senang melihatmu tertawa seperti itu."

Aku tertegun sesaat mendengar ucapannya. Tentu saat itu juga aku langsung terdiam seraya menatapnya tak percaya. Dan kali ini, dialah yang menatapku bingung. "Apa?"

Aku menggeleng. "Tidak. Tapi, Shawn, apa kau tahu bahwa kaulah orang pertama yang bisa membuatku tertawa terpingkal-pingkal seperti ini selama beberapa tahun aku hidup didunia?"

Shawn mengedikkan bahunya lalu senyuman bangga miliknya langsung terpampang diwajahnya. Dia tidak mengatakan apapun. Ia hanya terus berjalan dan berjalan. Tetapi, aku mendengarnya menggumamkan sebuah lagu. 

"Lagu siapa yang kau nyanyikan?" tanyaku pada akhirnya.

Dia menoleh dan tersenyum kecil, "laguku." jawabnya.

"Benarkah? Nyanyikan untukku!" 

"Kau yakin ingin mendengar suaraku?" Aku mengangguk antusias. Dia kembali membuka mulutnya, "lagipula, laguku amat sangat jelek."

"Kalau dilihat dari wajahmu, aku tidak terlalu yakin hasil karyamu itu buruk."

---

Aku mengedarkan pandanganku kekiri dan kekanan. Menatapi penjuru ruangan rumah Shawn.

Rumahnya tidaklah besar, juga tidak kecil. Sederhana namun ada rasa nyaman yang langsung menyambutku kala menginjakkan kaki disini.

Mataku beralih kearah foto berukuran besar yang terpajang didinding.

Itu foto keluarga Shawn.

Aku mendekat kearah foto itu dan sedikit mendongak untuk melihatnya. Aku hanya tersenyum memandang foto keluarga kecil itu.

"Aku tidak ingin menurunkan foto itu." Ucap Shawn tiba-tiba membuatku sedikit terkejut.

Aku menoleh, "tidak ada yang menyuruhmu untuk menurunkannya kan?"

"Semua orang bilang begitu."

"Kenapa begitu?"

"Entahlah, mungkin karena mereka sudah tak ada. Anyway bukankah aku ingin menyanyikan laguku untukmu?" Tanyanya yang kujawab dengan anggukan.

"Ayo ikut aku," Katanya. Aku mengekorinya dari belakang.

"Dimana adikmu?"

"Sedang di playgroup. Mungkin sebentar lagi dia pulang."

Aku hanya mengangguk dan duduk disebelahnya ketika kita berdua sudah sampai dihalaman belakang rumahnya.

"Sebelumnya, lagu ini belum selesai kubuat jadi hanya baru separuh saja. Dan, lagu ini tidaklah bagus."

"Ya...Ya...Ya, cepat nyanyikan!" perintahku diselingi tawa kecil.

Dia tersenyum dan mulai memetik gitarnya. Tak lama kemudian, ia mulai bernyanyi. Dan, suaranya itu membuatku terhipnotis untuk sesaat.

"She would not show that she was afraid,

But being and feeling alone was too much to face,

Though everyone said that she was so strong,

What they didn't know is that she could barely carry on,

But she knew that she would be okay,
So she didn't let it get in her way,"

Aku terus mendengarkan suaranya yang merdu. Tetapi, pikiranku berusaha untuk mencoba mencerna lirik lagu yang dibuatnya.

Entah mengapa, ada sepenggal kata yang pas denganku.

"Sometimes it all gets a little too much,

But you gotta realize that soon the fog will clear up,

And you don't have to be afraid, because we're all the same,

And we know that sometimes it all gets a little too much," tanpa sadar, petikan gitarnya mulai memelan. Dan ia menoleh kepadaku.

"Baru sampai situ aku membuatnya." Ucapnya.

Aku hanya terdiam memandangnya. Tidak tahu harus mengucapkan apa.

"Kar, say something?"

"Selesaikan lagu itu secepatnya, Shawn. Dan, nyanyikan lagi untukku ketika lagu itu selesai." Aku tersenyum, "aku pulang. Sampai bertemu lagi, nanti!" Kataku seraya berberes.

Entah mengapa aku ingin pergi sekarang juga dan menangis atau bahkan...

Menghisap rokokku, lagi.

---

Makin kagak nyambung aja ye ini cerita ingin menangos.

Btw, kalian kenapa sih nyuruh gue buat apdet cerita ini? Gue ngestuck sebenernya huhu:(

Udah ah semoga kelen suka y muehe.

Cigarette || c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang