#24: Epilog

15.8K 371 8
                                    

Thanks to pristine_ayn, keziavaleriee, Gillian_yong, and elleana796 I am (forced) asked to write this chapter. So, yeah. Go ahead and read :') -octv-
================================

Aku duduk di sofa dengan helaan napas.
Rasanya melelahkan jika harus membawa 'semangka' yang menempel pada perutku.

"Halo, Sayang.. apa kabar? Papa kangen nih sama kamu.." Chiko tiba-tiba muncul dan mengecup perutku yang ukurannya dua kali melebihi biasanya.
"Sama aku nggak kangen?" Tanyaku.
"Hm, nggak." Jawab Chiko.

Aku menatapnya dengan tatapan andalanku.
"Iya.. iya.." Chiko mengecup pipiku dan duduk di sebelahku.
"Juna mana?" Tanyaku.

"Mama!" Aku bisa mendengar teriakan dari ruangan di sebelah kananku.
Arjuna, anak sulungku, berlari ke arahku dan langsung memelukku-tepatnya perutku-sambil membisikkan kata-kata yang tidak jelas.

"Kamu habis ngapain Sayang?" Tanyaku.
"Main." Jawabnya dengan senyuman polosnya.
Aku tersenyum dan mengecup kepalanya.
"Juna punya dede kembar kan?" Tanya Juna.
"Hmm.. i-"

"Nggaklah. Satu aja. Kebanyakan kalo dua." Kata Chiko sambil merengkuh Juna di pelukannya.
"Yah.. Juna maunya kembar." Kata Juna.
"Papanya nggak mau." Kata Chiko sambil menirukan suara Juna dan menggelengkan kepala.
"Juna maunya kembar, Papa.." katanya.

"Papa nggak mau. Maunya gelitikin kamu aja.." mereka mulai bermain dengan iseng, seperti biasa.
Aku melihat suami dan anakku yang wajahnya mirip.
Mirip sekali.
Meskipun Juna baru berusia 4 tahun, aura ketampanannya sudah terpancar.

Gelitikan Chiko dan tawa Juna mendadak berhenti ketika pintu diketuk.
"Eh.. siapa ya itu? Ayo buka pintunya yuk.." kata Chiko.
"Ayo!" Kata Juna.
Mereka berlari ke pintu dan aku bisa mendengar tawa familiar.

"Nadine! Udah lama ya nggak ketemu!"
Aku menoleh.
Aku bisa melihat keempat sahabatku.
Sudah lama sekali kita tidak bertemu.
"Wih.. sini, sini." Kataku.

Mereka duduk di sofa yang ada di ruang tamuku.
Chiko dan Juna kembali duduk.
Aku menatap sahabatku satu-persatu.
"Luna nggak ikut Cid?" Tanyaku.
"Nggak. Dia lagi biasalah.. pemilik cafe laris mah sibuk." Jawab Rasyid.

"Iya deh.." kataku, "Dewi mana Na? Biasanya kan ikut terus main sama Juna."
"Dewi lagi sama hubby tuh. Ada lomba gambar." Jawab Senandung.
"Kalo Trisha lancar-lancar aja kan acaranya?" Tanya Chiko.
"Lancar! Minggu depan dateng ya.." jawab Trisha.
"Iya, bride-to-be." Kataku.

"Nah, berarti tinggal Ara yang masih menjomblo." Kata Rasyid.
"Iya tuh. Lo kapan kawin Ra?" Tanya Trisha.
"Nantilah." Jawab Arsya, "Gue masih mau keliling dunia. Nikmatin masa lajang. Lagian gue belum siap nikah."

"Tenang aja, Sya. Jodoh pasti bertemu." Kata Chiko, mengulangi perkataannya 4 tahun lalu.
"Iya, gue juga yakin kok." Kata Arsya.
"Eh, tapi ada bagusnya juga sih kalo Arsya keliling dunia terus. Kita bisa dapet oleh-oleh. Gratis!" Kata Rasyid.
"Dasar Mr. Gratisan!" Kata Senandung sambil menggebuknya pelan dengan bantal.

"Heh, bantal gue!" Kataku.
Senandung menyengir kuda dan menaruh bantal di sofa.
Tahun-tahun berselang namun mereka masih saja seheboh dan segila dulu.
Aku senang persahabatan kami abadi.

"Eh Juna.. main sama Om Rasyid yuk." Kata Rasyid.
"Ayo!" Juna langsung berlari ke arah Rasyid.
"Pinjem ya!" Katanya.
"Iya! Bawa aja ke backyard." Sahutku.
Keempat sahabatku bermain bersama Juna ke halaman belakang.

Lagi-lagi aku ditinggal berdua bersama Chiko.
Kami saling bertatapan.
Chiko melingkarkan lengannya di pundakku.
"Udah 4 tahun Yang. Bayangin deh." Katanya.
"Nggak bisa dibayangin. Habisnya adanya kamu di hati aku." Kataku, balas menggombalinya.

Chiko mengecup dahiku, dan kecupannya beralih ke bibirku.

"Aku udah dapet lho nama buat anak kembar kita." Kata Chiko.
"Siapa?" Tanyaku.
"Cinta dan Sama." Jawab Chiko.
"Lho kok gitu?" Tanyaku.
"Iya dong. Biar kalo disebut jadi nyambung. Kan jadinya Chiko Cinta Sama Nadine." Jawab Chiko.

"Juna dikemanain?" Tanyaku.
"Oke, oke.. Chiko Sama Juna Cinta Nadine." Kata Chiko.
"Bisa aja sih.." kataku sambil mencubit lengannya perlahan.

"Tapi aku cinta sama kamu. Karena.." Chiko mengelus pipiku dan mendekatkan wajahku ke wajahnya.
"Kamu sempurna. Kamu cinta sejatiku." Kata Chiko.
"Kamu juga cinta sejatiku." Kataku.

"I love you. Forever and ever." Kata Chiko.
"I love you more." Kataku.
"Oke, aku tahu pasti ini bakal berakhir ke more yang nggak berujung. Jadi.. aku cuma mau kita janji." Kata Chiko.
"Janji apa?" Tanyaku.

"Kamu janji sama aku.. kita akan bareng-bareng terus, dan kita akan didik anak kita apa itu cinta. Dan kita didik mereka bagaimana untuk mencintai orang-orang. Janji?" Kata Chiko.
"Aku janji." Kataku.

Chiko tersenyum dan dia mengecup bibirku.
"I love you my true love."

THE END

Apa Itu Cinta? [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang