#3: UMN

24.1K 507 2
                                    

Alarmku berbunyi pukul 6 pagi.
Aku langsung mematikan benda berisik itu dan mengucek mataku.
Aku melihat ke arah Senandung.
Dia masih terlelap.

Aku duduk di kasur dan meregangkan ototku.
Aku berjalan ke arah Senandung.
"Na, bangun! Hari ini ngampus!" Seruku.
"Mmhh.. lima menit lagi.." kata Senandung sambil menutupi wajahnya dengan selimut.

"Hei, ayo dong, bangun! Nanti telat lho!" Kataku.
Senandung membuka selimut yang menutupi wajahnya.
"Oke, oke.. aku bangun.." katanya.
Ia duduk di kasur dan mengucek matanya.

"Jam berapa sekarang?" Tanyanya.
"Jam 6." Jawabku.
"Oh, jam 6. Ya udah kamu mandi dulu sana. Aku belum siapin barang-barangku." Kata Senandung.
"Jangan tidur lagi ya.." kataku sambil berjalan ke lemari.

"Iya, iya.." Senandung bangkit dari kasur dan menyiapkan barang-barangnya sementara aku mandi.

Setelah mandi, aku memakai baju.
Aku memutuskan untuk memakai kaus lengan panjang berwarna ungu tua dan jeans putih.
Benar-benar simple.

Aku keluar dari kamar mandi dan melihat Senandung yang sedang memilih baju.
"Aku udah selesai, nih. Sana kamu mandi!" Ujarku.
"Sip.." sahut Senandung.

Aku mengambil tas selempangku yang semalam sudah aku isi dengan perlengkapan kuliahku.
Aku memakai sneakers putihku dan merapikan rambutku.
Tak lama kemudian, Senandung keluar dari kamar mandi.

"Ayo berangkat!" Katanya sambil mengambil tas miliknya.
Aku mengangguk.
Kami pun berangkat ke kampus.

>>>

Sesampainya di kampus...
"Oke, kelas kita ada di sebelah.. ah! Ini dia!"
Kami masuk ke dalam kelas.
Ternyata, kelas sudah agak ramai.

Aku dan Senandung langsung menempati dua bangku kosong di belakang.

"Ternyata anak-anak DKV rame juga ya.." kataku.
"Iya. Sayang, temen-temen lamaku pindah semua." Kata Senandung.
"Nggak semua dong. Trisha, Rasyid, sama Arsya?" Tanyaku.
"Ya... kecuali mereka." Kata Senandung.

Aku tertawa kecil.
Tiba-tiba, kelas menjadi agak sepi.
"Kok tiba-tiba sepi ya?" Tanya Senandung.
Aku melihat ke depan dan melihat dosen yang sudah berdiri di depan kelas.
"Dosennya udah dateng." Jawabku.
Senandung mengangguk.
Kami pun memulai hari pertama kuliah.

>>>

Hari pertama kuliah ternyata singkat.
Sekarang, aku sedang berkumpul bersama Trisha, Rasyid, Arsya, dan Senandung di tempat kerja.
"Untung sepi ya.. jadi bisa ngobrol bareng." Kata Arsya.
"Iya nih. Bisa kongkow-kongkow bareng." Kata Rasyid.

"Bentar, lo pada nyadar nggak sih kalo mukanya Acid tua banget?" Kata Trisha.
"Lha, iya gue baru sadar!" Sahut Arsya setelah memperhatikan wajah Rasyid.

"Wah lo pada jahat banget sih! Gue masih muda kali!" Kata Rasyid.
"Masa? Lahir tahun berapa?" Tanya Senandung.

"Tahun 91." Jawab Rasyid.
"Oke, coba ya.. kita liat siapa yang paling tua dan siapa yang paling muda. Ara, lo lahir tahun berapa?" Tanya Trisha.
"92." Jawab Arsya.
"Nadine?" Tanya Senandung.
"92." Jawabku.

"Tris?" Tanya Senandung.
"93." Jawab Trisha.
"Gue 93." Kata Senandung.
"Nah! Terbukti kan! Acid paling tua!" Kata Arsya.
Kami tergelak.

"Apa salah hamba, ya Tuhan.. dari dulu sampe sekarang.. hamba selalu di-bully.." ujar Rasyid, menirukan gaya bicara aktor di film-film.

Arsya memegang bahu Rasyid.
"Kamu nggak pernah berbuat salah, wahai Rasyid. Hanya saja.. kamu pernah mencuri pakaian Ibu Kost, dan sampai sekarang belum dikembalikan." Kata Arsya sambil menirukan gaya bicara Rasyid.

"Sialan lo Ra!" Rasyid menggebuk Arsya dengan gulungan kertas yang ia pegang.
Lagi-lagi, kami tertawa.

"Wah, wah.. seru banget ya ngobrolnya.." tiba-tiba kami mendengar suara.
Suara itu tak lain tak bukan adalah milik Reza.

"Eh, Za. Iya nih. Abis sepi banget.. daripada nggak ada kerjaan mendingan ngobrol, ya kan?" Kata Trisha.
"Haha.. terserah kalianlah. Ya udah duluan ya.." katanya.
Ia berlalu.

"Cid!" Tiba-tiba Reza memanggil Rasyid.
"Kenapa Za?" Tanya Rasyid.
"Lo emang tua." Kata Reza dengan senyuman jahil.
Reza pun pergi tanpa mempedulikan Rasyid.

Aku, Arsya, Senandung, dan Trisha tertawa lepas.
"Sabar ya Cid. Ini emang takdir lo." Kata Arsya.
Tawa kami mereda.

Suasana menjadi sepi.
Aku memutuskan untuk memecah suasana dengan menanyakan pertanyaan yang selalu ada di kepalaku.

"Guys.." kataku.
"Kenapa?" Tanya Trisha.
"Aku mau tanya dong.." kataku, "Menurut kalian apa sih arti cinta?"

Mereka terdiam sejenak.
"Cinta itu... sebuah perasaan yang artinya beda ke setiap orang." Kata Trisha.
"Cinta itu hal terpenting dalam hidup." Kata Senandung.
"Cinta itu butuh ketulusan, kepercayaan, dan rasa sayang." Kata Arsya.
"Cinta itu bisa datang dari siapa saja, dan untuk siapa saja. Cinta nggak selalu perasaan cewek ke cowok. Bisa aja cinta keluarga, cinta antar sahabat, hewan, alam, dan lain-lainnya." Kata Rasyid.

"Cia, Acid bahasanya..." kata Trisha.
Mereka mulai bercanda lagi.
Sementara itu, aku mencerna definisi cinta menurut teman-temanku.

"Nad.. Nadine!" Tiba-tiba Senandung membuyarkan lamunanku.
"E-eh, kenapa?" Tanyaku.
"Kamu kok ngelamun?" Tanya Senandung balik.
"Ah, nggak kok. Cuma lagi mikir.." kataku.
"Oh, ya udah. Yuk balik kerja. Udah ada pelanggan baru tuh." Kata Senandung.

Aku mengangguk dan mengikuti Senandung ke working station.

Apa Itu Cinta? [COMPLETED✔]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz