#20: End

9.2K 241 0
                                    

Aku bangun dengan jantung yang berdebar-debar.
Ini adalah hari dimana aku akan mengakhiri hubunganku dengan "cinta sejatiku".
Aku mempersiapkan diriku dan turun ke bawah.

Aku menyalakan handphoneku.
Baru saja aku akan menelepon Chiko saat handphoneku berdering.
Ternyata itu telepon darinya.
Aku tak boleh terlihat seperti memiliki masalah dengannya.
Ataupun terlihat seperti aku sudah tahu apa yang ia rahasiakan.
Aku harus bersikap manis seperti biasanya.

"Halo, Sayang."

"Halo, Sayang.. Yang.. hari ini ke Viper's ya. Aku perlu ngomongin sesuatu yang penting banget."

"Oke.. aku juga mau ngomong sesuatu."

"Ya udah kutunggu sejam lagi. Langsung ke rooftopnya aja ya Yang.."

"Iya Sayang.."

"Oke.. kutunggu ya.. bye.."

Ia mematikan sambungan.

Aku mematikan handphone dan menaruhnya di sofa yang ada di sebelahku.

Tiba-tiba Senandung turun dari kamar.
Ia menaruh senyuman kecil pada wajahnya.
"Semoga sukses. Apapun yang terjadi, lakuin yang terbaik buat dirimu, dan dia." Katanya sambil menepuk bahuku.
Aku tersenyum dan mengangguk.

Setelah acara kabur dari mall kemarin, sahabat-sahabatku memutuskan untuk menyusulku ke kostan dan aku menceritakan segalanya pada mereka.
Untunglah mereka mendukungku.
Aku merasa beruntung memiliki teman-teman seperti mereka.

Aku menghela napas.
Ini momen terpenting dalam hidupmu, Nadine.
Jangan sia-siakan kesempatan ini.
Jangan buang cintamu untuk orang yang tidak mencintaimu Nadine.
Akhiri. Hubungan. Ini.

>>>

Aku menaiki tangga ke rooftop.
Beberapa menit yang lalu aku baru sampai di Viper's.
Entah mengapa jantungku mulai berdetak lebih kencang.
Tenangkan dirimu, Nadine..

Aku akhirnya sampai di rooftop.
Kerumunan orang-orang langsung menyerbu mataku.
Kenapa ramai sekali?
Pertanyaanku itu terjawab dengan kemunculan Chiko.

Dia tersenyum padaku.
Biasanya aku luluh karena senyumannya yang manis itu tapi sekarang aku malah membencinya.
Aku menyembunyikan kebencianku dengan senyuman.

"I-ini ada apa?" Tanyaku.
"Ayo ikut aku, Sayang." Katanya.
Aku mengikutinya ke tengah kerumunan orang yang sepertinya, adalah keluarga Chiko.
Aku tersenyum kaku ke orang-orang di sekitarku.

Chiko berlutut di hadapanku.
Pikiranku berlabuh kepada sebuah momen lamaran tapi aku buru-buru menyingkirkannya dari otakku.
"Eh.. uh.." aku berdeham kecil.

"Ya.. hari ini aku sengaja ngedatengin keluargaku karena aku butuh kepastian. Kepastian dari hubungan kita." Kata Chiko.
Ia mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin dari sakunya.
"Will you marry me?"

Aku melirik keluarganya dan melihat wajah mereka yang seperti harap-harap cemas menunggu jawabanku.
Aku menatap wajah Chiko yang dihiasi senyuman.
Aku bisa melihat kebohongan dan aku teringat akan perselingkuhannya.
Amarah dan rasa benciku memuncak.

Tanpa pikir panjang aku langsung mencampakkan kotak itu, sehingga cincinnya terlempar agak jauh.
Orang-orang di sekitarku sontak terkejut.
Chiko juga terlihat kaget.

"Sayang kamu-"

"Bagus, ya. Bagus. Dua hari lalu kamu baru aja jalan sama perempuan lain dan hari ini kamu mau ngelamar pacarmu. Bagus! Biadab!"

"Apa maksudmu?"

"Jangan pura-pura. Apa perlu aku yang bongkar kebiadabanmu? Yakin kamu nggak mau bongkar itu sendiri?"

Apa Itu Cinta? [COMPLETED✔]Where stories live. Discover now