#7: Official

12.2K 332 8
                                    

Aku mendekap laptopku.
Tugasku sudah mulai banyak.
Aku menghela napas sambil berjalan keluar kampus.

Hari ini aku memang tidak masuk kerja karena Reza memiliki urusan keluarga, jadi cafe ditutup.
Aku sedang memikirkan tempat untuk mengerjakan tugas, mengingat wifi di kostan sedang rusak.

Tiba-tiba, seseorang menepuk bahuku.
Aku menoleh dan wajah hangat milik Chiko langsung menyambutku.
"Hei.. kamu mau ngerjain tugas?" Tanyanya.
"Iya nih.. tapi lagi bingung mau kerjain di mana.." jawabku.

"Kita ke coffee shop aja. Agak jauh sih, tapi wifi-nya kuenceng banget." Saran Chiko.
"Hmm.. boleh sih. Kamu mau kerjain tugas juga?" Tanyaku.
"Iya. Tinggal touch-up sih. Tapi, ya.. hitung-hitung nemenin kamu." Jawabnya.

Lagi-lagi aku tersipu.
"Udah, ayo berangkat!" Kata Chiko.
Aku mengangguk.
Kami berangkat ke coffee shop yang disebutkan Chiko tadi.

>>>

Aku melirik Chiko yang sedang fokus menatap layar laptopnya.
Kami telah sampai di Vector's Coffee, coffee shop rekomendasi Chiko.
Aku kembali menatap layar laptopku.
Sudah agak lama aku berhenti mengerjakan tugasku.

Tiba-tiba...
"Oke, aku udah selesai!"
Chiko menutup layar laptopnya.
"Cepet banget." Kataku.
"Kan tinggal touch-up." Sahut Chiko.

Aku menghela napas dan berusaha melanjutkan tugasku yang sudah setengah jadi itu.
Jemariku mulai menari diatas keyboard laptop.

Setelah agak lama, aku mulai frustrasi karena apa yang lakukan selalu salah.
Aku menarik poniku ke belakang dan menahannya dengan tanganku.
Aku menghela napas berat dan menopang kepalaku dengan tangan sebelahku.

Aku melepaskan poniku dan kembali berusaha mengerjakannya lagi.
"Susah, ya?" Tanya Chiko.
"Nggak kok." Jawabku.
"Kalo susah bilang aja, siapa tahu aku bisa bantu." Kata Chiko.
"Nggak usahlah.. lagian ini kan kerja sendiri-sendiri." Kataku.
"Ya udah deh.." sahut Chiko.

Setelah beberapa menit aku mulai tersenyum lega karena sepertinya usahaku kali ini berhasil.
Namun..

"Ahh! Kenapa sih dari tadi nggak bisa-bisa?!" Aku sudah benar-benar frustrasi karena usahaku lagi-lagi gagal.
Aku mengepalkan tanganku dan meninjunya ke pahaku.
"Hei.. hei.. Nad.. Nadine.." Chiko lamgsung duduk di sampingku.

"Dari tadi gagal terus!! Susah banget sih?! Aku kembali merutuk sambil mencengkeram erat cardigan-ku.
"Hei.. tenang.."
"Aku nggak bisa tenang! Tugas ini udah deket deadlinenya dan aku masih nggak bisa nyelesain tugas ini. Kenapa?! Ke-"

Kata-kataku terputus karena sekarang kepalaku berada di dada Chiko.
Aku bisa merasakan pelukan hangat dari Chiko dan aku bisa mencium parfumnya yang lembut.
Aku merasa lebih tenang dalam pelukannya.

"Hei... hei tenang, oke? Aku di sini. Sekarang kamu tenang. Kamu tarik napas.. terus buang.. tarik lagi.. buang lagi.." Chiko dengan lembut membisikan kata-kata itu padaku.
Aku mengikuti saran Chiko dan berusaha mengatur napasku.

"Oke.. udah tenang kan? Sekarang.." Chiko melepaskan pelukannya dan merangkulku, "Apa yang susah, hm? Coba kasih tahu aku." Kata Chiko.
Aku menarik napas.
"Yang ini lho.. dari tadi nggak bisa-bisa.." aku menunjuk layar laptopku.
"Oh ini ternyata.." Chiko menaruh tangan kanannya diatas keyboard laptop.
"Begini caranya.. perhatikan baik-baik ya.."

Chiko mulai menjelaskan cara mengerjakan tugasku tanpa melepas rangkulannya.
"Nah, ngerti kan?" Tanyanya setelah selesai menjelaskan.
Aku mengangguk pelan.

"Tuh kan.. jangan nyerah dulu. Pasti semuanya bisa kok." Kata Chiko.
Lagi-lagi aku mengangguk, "Makasih ya.."
"Iya. Sama-sama. Kan kamu temanku.." kata Chiko.
Aku tersenyum senang.
Rasanya aku sangat senang bisa menjadi teman Chiko!

Apa Itu Cinta? [COMPLETED✔]Where stories live. Discover now