Kau bodoh Selena Rutuk Selena dalam hati.

***

Carmen menginjak bandara London. Tanpa membawa koper hanya tas tangan kecil mungil yang berisi identitas warganegara asing dan beberapa kartu kredit dan debit yang berjejer rapi di dompetnya. Carmen tampak tak bernafsu saat Andy menyodorkan bungkusan roti untuknya. Dia menggeleng pelan menolak roti yang tampak fresh dengan bau sedap yang menguar menggoda indera penciumannya. Tapi Carmen tak merasakannya. Yang ada rasa sesak dan sakit di hatinya. Dia masih ingat tatapan mata Mike yang tampak kaget dan terluka melihatnya berlari menjauh. Pandangan mata Mike menyiksanya hingga saat ini.

"Makanlah Carmen. Kau belum makan apapun dari kemarin kita kabur"

"Aku tak lapar Oppa"

"Walau tak lapar setidaknya makanlah roti ini beberapa suap saja. Nanti kau sakit kau bahkan tak minum coklat panas yang di sediakan pramugari di pesawat tadi"

"Aku tak apa. Tenanglah oppa. Aku pergi sebentar ke toilet" ucap Carmen kemudian berjalan menjauh dari Andy. Sungguh ia tak kuasa menahan air mata yang memaksa ingin keluar. Hatinya kini sakit dan rapuh. Carmen tak sanggup menjauh dari Mike. Tapi dia juga tak mungkin berlari dan kembali. Kenyataan yang di ucap Selena kalau dirinya seorang pembunuh pasti membuat Mike tak ingin berada disampingnya.

Sesaat setelah kembali. Carmen tampak melihat Andy menelpon sambil berbisik-bisik. Bahkan lelaki itu tampak melihat sekitar seperti takut percakapannya terdengar oleh orang lain. Carmen pun mendekat ingin tahu. Tapi Andy segera menutup teleponnya saat melihat Carmen mendekat.

"Kau sudah selesai?" Carmen mengangguk.

"Sebaiknya kita segera pergi" ucap Andy kemudian menarik Carmen menuju tempat taksi.

Mereka pun segera bergegas masuk. Andy mengucapkan alamat pada supir dan taxi pun berjalan menyusuri sudut kota London.

Hampir dua jam perjalanan mereka. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah gedung apartemen. Carmen tampak kaget. Ternyata Andy mempunyai apartemen disini juga. Lelaki itu tak pernah menceritakannya pada Carmen.

"Masuklah" ucap Andy mempersilahkan Carmen masuk setelah Andy memencet beberapa digit angka pasword apartemennya.

Carmen tampak lebih kaget saat tahu bahwa di dalamnya sangat luas dan mewah. Sedikit curiga bahwa Andy memilikinya. Tapi Carmen mengenyahkan pikiran negatifnya dan berpikir mungkin bayaran Andy cukup banya hingga memiliki apartemen semewah ini di London.

"Buatlah dirimu nyaman. Kau bisa memilih kamar sesukamu. Aku akan keluar sebentar" Carmen mengangguk.

"Kumohon jangan bersedih. Ini jalan yang terbaik. Mengertilah Carmen. Aku melakukan ini untukmu. " ucap Andy kemudian keluar dari apartemen. Carmen menatap pintu yang tertutup dengan pandangan letih. Selalu kata itu yang di ucapkan Andy.

Carmen memutuskan membuka pintu kaca dan keluar menuju balkon. Udara siang yang lembab dan dingin. Angin yang bertiup cukup kencang tak membuatnya dingin. Hatinya yang hangat karena cinta yang di berikan oleh Mike. Lelaki itu yang membuatnya mengerti berbagai emosi. Memberikan warna pada hidupnya yang kelam. Mengingat itu membuatnya makin merindukan Mike. Sudah 24 jam lebih sejak Carmen meninggalkan Hawai dan itu sudah membuatnya merindukan Mike.

Cukup lama Carmen berdiri disana hingga tak menyadari Andy datang dan berdiri tegap di belakangnya. Andy tampak terluka saat melihat airmata Carmen untuk pertama kalinya keluar sejak pertemuan mereka kembali. Andy sudah lama tak melihat air mata itu lama sejak dulu di pelatihan Carmen kecil yang malang. Carmen yang selalu menangis akibat hukuman dan latihan yang selalu dilaluinya setiap saat. Seiring berjalannya waktu Carmen tak pernah lagi menangis dan merunduk. Dia tampak kuat, sigap dan tegar. Tapi sekarang Carmen tampak rapuh dan terluka.

My Sexy BodyguardOù les histoires vivent. Découvrez maintenant