Chapter 16

5K 190 32
                                    

Carmen berjalan dengan pelan menyusuri lorong gelap yang hanya di terangi dengan cahaya lilin di sepanjang jalan. Tubuhnya meremang saat merasakan suasana lorong sepi yang sangat gelap. Kaki jenjangnya terasa amat berat untuk di gerakkan. Bahkan Carmen merasa lorong itu terasa sangat panjang untuk sampai ke sebuah pintu. Perjalanan melelahkan ini membuat Carmen frustasi hingga kini tak terasa ia sampai di sebuah pintu kecil kayu dengan ukiran yang sama persis seperti di rumah Evelyn. Ukiran bergambar mata Illuminati.

Dengan perasaan cemas Carmen mulai membuka pintu itu perlahan. Membuatnya penasaran sekaligus tegang saat perlahan lahan pintu itu mulai terbuka.

Disana Carmen melihat Mike dengan senyum mengembangnya berdiri gagah menunggu kedatangannya. Carmen tersenyum saat melihat lelaki yang selalu membuat jantungnya berdetak cepat itu berdiri dengan gagah berbalut jas gelapnya. Mike tersenyum dengan sedikit ganjil dan tatapan yang intens. Tapi itu tak membuat Carmen takut. Malah wanita itu kini berlari ke arah Mike dan langsung memeluk tubuh tegap Mike. Dia begitu merindukan Mike. Hingga tanpa sadar Carmen merasa aneh saat dirasa badan Mike begitu kaku dan tak bersuara. Pelukan itu tak hangat, tapi begitu dingin. Membuat bulu kuduk Carmen merinding.

"Mike!" Carmen menjerit saat ternyata seorang yang di peluknya itu adalah sebuah mayat dengan tubuh yang putih pucat. Badan Carmen bergetar. Dan dia mundur secara perlahan. Di tutupnya mulutnya sendiri tak percaya dengan apa yang kini ia saksikan.

"Appa,appa. Bangun appa"tiba-tiba seorang gadis kecil menangis di samping mayat yang tadi di lempar oleh Carmen. Gadis kecil itu menangis sambil mengoyang-goyangkan mayat itu dengan pilu.

"Kau pembunuh!" Teriak gadis kecil itu ke arah Carmen.

"Kau membunuh ayahku!" Tunjuk gadis kecil itu dengan jari telunjuknya.

Carmen mundur secara perlahan dadanya sesak melihat ini. Dia tak sanggup menghadapi ini. Berbaliklah ia ke arah pintu dan keluar sambil berlari dengan cepat. Carmen tak bisa menoleh lagi ke belakang. Dia takut apabila gadis itu mengejarnya. Kakinya terasa sangat berat saat ia berlari. Lorong yang ia lalui terasa makin panjang. Bahkan Carmen kini tak bisa melihat pintu sama sekali di depannya. Yang ada hanya lorong gelap yang mengerikan. Mata Carmen menutup tak sanggup merasakan kakinya yang sangat berat. Nafasnya tersengal saat berlari. Dalam hatinya dia hanya berdoa agar ia saat ini berada dalam mimpi. Dan bisa cepat kembali bangun dari mimpi yang mengerikan ini.

"Carmen" Carmen berhenti berlari karena kaget saat mendengar suara Mike. Lelaki itu kini berdiri di depannya. Carmen menatap manik mata Mike yang kini berdiri di depannya dengan muka yang sungguh tak dapat Carmen artikan. Tatapan menuduh sepertinya yang kini bisa Carmen simpulkan. Dia sungguh takut bila Mike melihat kejadian tadi di ruangan tempat mayat dan gadis kecil itu berada.

"Mike ayo pergi" ajak Carmen sambil menggandeng tangan lelaki itu.

"Aku tak mau pergi dengan wanita pembunuh dengan noda darah di tangan seperti dirimu!"

Carmen kaget hingga tanpa sadar dia melihat ke arah tangannya sendiri yang kini berlumuran banyak darah. Darah segar berwarna merah pekat melumuri seluruh jemarinya. Badannya bergetar saat melihat darah segar menetes di tangannya.

"Mike" ucap Carmen pilu.

"Jangan sentuh aku! Pergi kau pembunuh!"

"Tidak Mike. Tidak. Aku mohon jangan pergi"

"Aku tak mau dekat denganmu pembunuh!" Mike pergi dengan cepat meninggalkan Carmen sendiri. Wanita itu berusaha mengejar Mike. Tapi kakinya sangat berat untuk di gerakkan. Carmen menutup matanya berusaha berlari dengan cepat.Tapi sayangnya kini yang Carmen lihat hanya lorong gelap. Tubuh Mike menghilang di lorong gelap. Membuat Carmen frustasi. Dadanya sakit dan sesak saat Mike meninggalkannya begitu saja. Carmen tak ingin Mike meninggalkannya seperti ini. Hatinya begitu sakit dan rapuh.

My Sexy BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang