BAB XX

2.4K 137 7
                                    

tak hanya satu yang tumbuh. Ada dendam lain, yang tumbuh lebih dahulu. Semakin hari semakin berkembang, saat melihat kenyataan Cinta yang ia miliki tak terbalas.


°

°
••●●◈●●••


Dari tadi Ratu Se Ra masih tampak gelisah dan cemas akan mimpinya tadi malam. Ia hanya duduk termenung di kediamannya sambil mengingat kembali mimpinya itu.
Ada perasaan takut yang memburunya. Ia tak bisa untuk berusaha melupakan mimpinya, walaupun Dayang Seo bilang itu hanyalah sebuah mimpi,tetapi.. Ia masih sangat yakin kalau mimpi itu adalah sebuah pertanda awal takdirnya.

"Kenapa anda cemas begitu, Ratu? Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, itu hanyalah sebuah mimpi,.. " Dayang seo berusaha untuk menenangkan Ratunya supaya tidak memikirkan mimpinya itu lagi.

"Hanya mimpi? Menurutmu seperti itu Dayang Seo. Aku yang merasakannya, kau tidak tau bagaimana nyatanya mimpi itu bagiku. Aku tak bisa tenang, mimpi itu sangat menakutkan. Bagaimana jika mimpi itu menjadi nyata? Artinya..wanita itu akan— dan Yang Mulia akan—" Se Ra menggantungkan kalimatnya tak sanggup ia untuk mengatakannya.

"Yang Mulia Ratu,  Anda tidak boleh berpikir seperti itu. Jika anda penasaran, hamba bisa memanggil seorang cenayang untuk menafsirkan mimpi anda." Usul Dayang Seo.

"Cenayang?" Se Ra tampak ragu.

"Iya Ratu.  Dengan Ratu memanggil seorang Cenayang, maka Yang mulia Ratu akan segera mengetahui arti mimpi itu. Apakah mimpi itu nyata atau tidak. Sekaligus dapat melihat masa depan dan takdir yang tertulis didalam mimpi Ratu"

"Benarkah? Apa kau yakin cenayang itu Bisa menafsirkan arti mimpiku?"

"Tentu, Ratu. Hamba sangat yakin"

"Baiklah klau begitu. Aku ingin kau segera memanggil cenayang itu kemari. Aku sudah tidak sabar untuk mengetahui arti mimpiku." Se Ra pun langsung memerintahkan Dayang Seo untuk memanggil cenayang itu segera ke kediamannya.

"Tapi ini hari libur Ratu, pasti cenayang itu takkan mau dipanggil kemari. Karena mungkin dia sedang menikmati hari liburnya. Bukankah itu tidak sopan mengganggu hari libur seseorang?"

"Jadi kau pikir, aku tidak mempunyai sopan santun? Beraninya kau berpikir seperti itu" Se Ra menjadi marah.

"Bu-bukan begitu, Yang Mulia Ratu. Hanya saja, saya cuma bilang tidak mungkin saya berpikir seperti itu pada anda.."

Se Ra mendengus kesal. Ia tidak mungkin menunggu besok. Ia benar-benar sangat penasaran akan arti mimpinya itu.

"Kalau begitu, biar kita saja yang pergi ke rumah cenayang itu. Aku tidak bisa menunggu besok"

"Tapi..tidakkah lebih baik besok saja Ratu?"

"Apa kau tidak dengar perkataan ku tadi Dayang Seo. Aku tidk bisa menunggu besok. Aku benar-benar tidak bisa tenang sekarang" Se Ra menjadi kesal.

"Saya paham Ratu, tapi..rumah cenayang itu dikabarkan sangat mengerikan dan jauh dari desa. Terletak dikedalaman hutan. Saya takut jika kita kesana, ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada anda, Ratu. Lagipula kawasan hutan dekat rumahnya cenayang itu banyak pepohonan liar. Saya pikir lebih baik kita tidak usah kesana.." Dayang seo memperingati permaisurinya agar tidak kerumahnya cenayang itu.

"Jadi..aku harus menunggu besok?"

"Lebih baik seperti itu, bukan Ratu? Kalau besok, biar pengawal Yong yang memanggilnya. Hari ini pengawal itu sedang pergi ke rumah ibunya."

Ia memang penasaran tetapi rasa penasarannya dikalahkan oleh kabar yang terdengar cukup mengerikan mengenai rumah cenayang itu. Ia kembali mendengus kesal. Ia harus menunggu besok.

The Fate From HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang