BAB XIX Balasan kecil untuk Pembuat masalah

Mulai dari awal
                                    

"Baik, Mamanim. Saya mengerti"
Dayang hee pun segera keluar mengambil sarapan untukku.

"Baiklah kalau begitu Heyna. Aku juga ingin sarapan, aku pergi dulu ya. Nanti aku akan menemuimu lagi," Yang Mulia pun berkata sambil berbalik meninggalkan kediamanku.

"Tunggu, Yang Mulia. Ada yang ingin hamba katakan pada anda"aku mencegahnya sebentar.

"Ada apa, Heyna?" Dia berbalik lagi kearhku.

"Hamba ingin bertanya, apakah hamba boleh mengambil pelayan dari distrik 1 untuk menjadi pelayan pribadi hamba. Dia sahabat Hamba, namanya Min young.."

"Ah, aku tahu, Min young. Baiklah..jika itu keinginanmu maka aku membolehkannya..terserah padamu saja.." Yang Mulia mengizinkanku untuk membawa Min young ke kediamanku dan menjadikan dia pelayan pribadiku.

Aku tersenyum senang.
"Terima Kasih Yang Mulia..hamba senang sekali.."

Yang mulia hanya mengangguk dan membalas senyumanku. Kemudian, Yang mulia berpamitan sekali lagi padaku. Aku pun mengangguk sambil memberikan hormat padanya. Yang mulia pun pergi dari kediamanku.

"Min young, kau akan membantuku. Dan inilah saatnya" aku bergumam sambil tersenyum.

Heyna POV end


••●●◈●●••


Normal POV

Joo won pun kembali menuju ke istana, untuk sarapan bersama di ruang makan. Ia memang sengaja pergi berjalan-jalan dulu di sekitar istana untuk menghirup sejuknya udara pagi. Itu memang sudah menjadi kebiasannya di hari minggu, menyegarkan pikiran sambil melihat sekeliling istana Hanggok yang sejuk dan Indah.

Joo won pun sampai di ruang makan. Ia melihat Se Ra dan Ibu Suri sudah duduk duluan di ruang makan itu sambil menikmati makanannya.

"Pagi bu. Pagi Ratu." dia tersenyum ceria saat menyapa ibunya, tetapi..saat menyapa Se Ra ia berkata sinis.

"Pagi..Yang Mulia" jawab Se Ra sambil menunduk kecil.
Joo won pun duduk dihadapan Se Ra. Kemudian, nyonya Choi memberikan sarapan kepada Joo won.

"Pagi..sayang, kenapa kau lama sekali? Ibu pikir kau tidak ikut sarapan" kata Ibu suri bertanya ke Joo won.

"Iya bu, maafkan aku. Aku telah membuat kalian menunggu. Aku tadi hanya berjalan-jalan saja" kata Joo won sambil menyeruput tehnya.

"Apakah Yang Mulia bertemu dengan Kim Seon Sanggung ?" Tanya Se Ra terus terang.

"Iya, aku sempat mengunjungi kediamannya tadi.." jawab joo won dengan santainya

"Mengunjunginya?" tanya Se Ra lagi.

" iya, tadi aku mengunjunginya. Ia terlihat sangat cantik pagi ini.." kata joo won sambil tersenyum

Mendengar perkataan Joo won, hati Se Ra kembali memanas. Dia menggenggam sumpitnya dengan kuat sambil menatap joo won dengan wajah kesalnya. Tapi, joo won malah asik menikmati sarapannya sambil tersenyum.

Melihat wajah Se Ra yang kesal, ibu suri merasa tidak enak. Dia pun berdeham dengan keras. Langsung saja, Se Ra dan Joo won melihat kearah ibu Suri.

"Joo won, kau tidak boleh bilang seperti itu didepan Ratumu? Apa kau tidak bisa menjaga hatinya?" Ibu Suri pun jadi menasehati joo won.

"Apa salahnya aku bilang seperti itu padanya,bu? Memang Heyna itu cantik " joo won malah mengulang kembali kata-katanya tanpa berdosa.

"Joo won!! Jangan membuat ibu marah, bisakah kita tidak membahas Sanggung itu didepan Se Ra. Dia merasa cemburu padamu. Kau ini, tidak pernah memperhatikan perasaan Se Ra, setidaknya jangan membuat Se Ra merasa kesal karena Sanggung itu. Ibu tau kau mencintainya. Tapi, kau masih memiliki seorang Ratu dan kau harus menjaga hatinya jangan membuat dia kesal.." ibu suri pun ikut menjadi kesal ke Joo won.

The Fate From HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang