BAGIAN KETIGA S2: RENCANA YANG TERTUNDA

460 18 22
                                    

Sekarang aku sedang di dalam ruang guru, menundukkan kepala di depan guru yang sedang duduk melihat ke arahku. Sebenarnya aku menunduk bukan karena menyesali membuat kesalahan, tapi karena menahan amarahku menghadapi guru berambut putih berparas tampan namun hatinya busuk ini.

“Genoji Ouka-kun, angkat saja kepalamu. Aku ingin melihat wajahmu itu,” ucapnya.

Aku pun mengangkat kepala dengan perlahan. Entah apa yang terukir di wajahku sekarang, aku tidak peduli. “Jadi, ada apa Sensei memanggilku kemari?” tanyaku.

“Seperti yang kau tahu, aku bekerja di sini. Tapi, aku bekerja di sini bukan ada campur tangan dari pekerjaanku. Aku memang benar-benar ingin bekerja menjadi guru, dan masalah pribadi kita jangan sampai dibawa ke sekolah.”

“Hah? Kau pasti berbohong, kau tahu aku sekolah di sini, kan? Jadi, kau menyamar menjadi guru supaya bisa menggali informasi lebih dalam lagi tentangku!”

“Hah… Sudah kubilang, aku ini bekerja menjadi guru atas kemauanku sendiri. Aku tidak akan menggunakan hakku menjadi guru di sini untuk menggali informasi tentangmu, kecuali kalau memang kau berbuat kesalahan besar, aku akan mencari informasi tentangmu dan mengunjungi rumahmu supaya orangtuamu mengetahui semua kenakalan yang kau perbuat.”

“Me-Memangnya kau ini wali kelasku?!”

“Walau bukan wali kelas, tapi sebagai guru yang mengajar, tentu itu juga adalah tanggung jawabku juga.”

A-Apa ini? Dia siapa? Dia Vaan yang pernah ingin membunuh Ami dan Aya-chan, kan? Tapi kenapa sikapnya dan cara berbicaranya kepadaku santai begitu? Padahal sebelumnya dia selalu berbicara hal yang menyebalkan… Apa mungkin benar katanya, dia tidak ingin mencampuri masalah pribadi dengan pekerjaannya. Tidak-tidak! Dia pasti hanya berakting saja! Iya, dia hanya berakting saja! Hah, kalau dia menjadi artis, pasti dia sudah terkenal sekali dengan aktingnya yang sangat luar biasa. Tapi… rasanya benar-benar ada yang aneh…

“Hei, kau mendengarkanku?” ucapnya menyadarkanku dari lamunan.

“I-Iya, aku mendengarnya, Sensei.”

“Kalau begitu, kembalilah ke kelas. Aku tidak akan menghukummu, tapi jangan mengulangnya kembali.”

“Baik, Sensei. Aku permisi.” Aku pun berbalik dan keluar dari ruang guru.

Benar-benar bingung aku dibuatnya. Dia seolah-olah orang lain, tidak seperti yang aku perkirakan atau bayangkan. Bahkan aku merasa seperti pertama kali bertemu dengannya, ada rasa aneh saat tadi aku menghadapinya. Mungkin dia benar-benar tidak ingin mencampuri urusan pekerjaan ‘busuk’-nya dengan pekerjaannya menjadi guru. Tapi, kalau itu hanya akting belaka saja… Akan kupastikan dia menyesal.

Oh iya, ngomong-ngomong, aku sudah lama tidak melihat Airi. Sedang apa dia? Tidak biasanya dia tidak berkunjung ke rumahku untuk bertemu Kanade-chan, padahal biasanya dia selalu bermain dengan Kanade-chan. Mungkin dia benar-benar sibuk bekerja menadi KiF… Apa dia sedang berburu Fiksi? Tapi, tidak ada pemberitahuan dari Itsuka mengenai pergerakan KiF. Apa dia punya urusan lain?

“Geno-kun.”

Aku langsung tersadar dari lamunanku, ternyata Aya-chan sudah berdiri di depanku. Aku masih berada di lorong menuju kelas. “A-Apa?”

“I-Ikut aku, seperti janji tadi.” Dia menarik lenganku, lalu membawaku pergi.

Selama dia menarik lenganku, dia tidak berbicara apapun, walau aku mencoba mengajak bicara kepadanya. Dan dia sepertinya terburu-buru, buktinya dia berjalan dengan cepat dan cengkramannya cukup keras. Tentu aku hanya bisa pasrah saja.

Kami berhenti di depan pintu ruang UKS. Aya-chan mengeluarkan benda pipih yang bisa mengubah pintu seperti ‘pintu kemana saja’, setelah ditempel pintu pun dibuka. Bukan ruangan yang seperti UKS, melainkan seperti kamar hotel dengan ranjang set untuk sepasang suami istri dan tempatnya cukup luas.

AKU INI APA? S1 Dan S2 (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang