PART VI. BAHAGIA ITU SEDERHANA (BAG.1)

6.2K 269 0
                                    

Ify melirik jam tangan putih yang melingkar manis dipergelangan tangan kanannya. Seharusnya pesawat orang-orang yang ditunggunya sudah mendarat. Ify mengalihkan pandangannya menatap pintu terminal luar negeri di Bandara Internasional Adisucipto, senyum Ify mengembang saat dia melihat 3 orang yang sedari tadi ditunggunya. Tanpa pikir panjang Ify langsung melangkah kearah 3 orang kini juga sedang tersenyum menatapnya.

"Mama!!" teriak Ify sambil memeluk tubuh seorang wanita paruh baya.

"Ify kangen banget sama Mama!" ucap Ify manja sambil masih memeluk wanita yang dipanggilnya Mama itu. Lily, nama wanita itu. Istri kedua dari Hanafi Ayah Ify. Meskipun hanya Mama tiri Ify sangat dekat dengan Mama tirinya. Sejak dia harus tinggal bersama Ayahnya saat umur 8 tahun, Lilylah yang merawatnya dan memberikan kasih sayang seorang Ibu pada Ify.

Lily, meskipun dia hanya Mama tiri untuk Ify tapi dia sangat menyayangi Ify seperti dia menyayangi anak kandungnya Deva. Namun sedekat apapun seorang anak dengan Ibu tiri tak akan mampu menggantikan kasih sayang seorang Ibu Kandung. Meskipun Ify cukup bahagia dengan kehadiran Lily dan kasih sayang Lily namun tak dapat dipungkiri bahwa Ify sangat merindukan Gina Ibu Kandungnya yang kini membencinya.

"Mama juga kangen banget putri kecil kesayangan Mama!" jawab Lily membalas pelukan Ify.

"Ekhemmm" dehem seorang pria paruh baya yang merasa dicuekin oleh 2 perempuan paling berharga daalam hidupnya itu. Ify melepaskan pelukannya pada Mama Lily lalu mengalihkan pandangannya pada seorang pria paruh baya lalu tersenyum senang.

"Ayah!!" pekik Ify langsung memeluk sang Ayah, Hanafi. Ayah Hanafi tersenyum sambil membalas pelukan putri kesayangannya ini.

"Kangen sama Ayah hm?" tanya Hanafi yang sangat persis dengan Kakak laki-laki kesayangan yang selalu menggunakan kata 'hm' saat menanyakan pertanyaan menggoda untuknya. Ify menganggukkan kepalanya dalam pelukan sang Ayah.

"Ify kangen sama Ayah." Kata Ify manja.

"Manja" cibir seseorang. Ify sangat mengenali suara ini. Suara adik laki-lakinya yang sangat menyebalkan. Ify mengacuhkan cibiran adiknya itu lalu melepaskan pelukannya dari sang Ayah lalu menggamit kedua lengan Ayah dan Mamanya disamping kanan dan kirinya.

"Ayok Yah, Ma kita pulang kerumah." Kata Ify mengacuhkan adiknya. Membuat adiknya mendengus kesal. Ayah dan Mama mereka hanya tersenyum kecil. Mereka sangat merindukan moment-moment kecil seperti ini, saat Ify dan Deva bertengkar kecil, namun mereka tak perlu cemas karena mereka tau bahwa sebenarnya Ify dan Deva itu saling menyayangi, dan mereka punya cara tersendiri untuk menunjukkan kasih sayang itu. 

Meskipun mereka saudara tiri tapi kedekatan mereka tak kalah dengan saudara kandung. Sejak kecil dibesarkan bersama memang membuat mereka sangat akrab dan saling menyayangi satu sama lain.

"Lo nggak kangen sama gue Teh?" tanya Deva skeptis dengan sikap Kakak perempuannya yang tak pernah berubah sejak dulu. Deva memang dibiasakan untuk memanggil Ify dengan panggilan 'Teteh' dan diajarkan untuk memanggil Iel dengan panggilan 'Abang'. Katanya sih biar spesial. Meskipun dia belum pernah bertemu lama dan ngobrol dekat dengan Gabriel tapi dia tahu banyak tentang Kakak tiri laki-lakinya itu. 

Ify selalu menceritakan soal Gabriel dan juga Zahra. Sebenarnya Deva ingin sekali bertemu dan bisa menjalin hubungan seperti hubungannya dengan Ify. Namun sepertinya itu hanya mimpi untuknya. Dia sangat ingin mengenal sosok kedua Kakaknya yang lain terutama Gabriel, selain karena sama-sama cowok juga Deva sangat mengidolakan Gabriel. 

Gabriel itu salah satu cocok populer didunia maya. Karena itu dia selalu stalker sosial media Gabriel. Dan mungkin sekarang satu harapannya untuk dekat dengan saudara tirinya yang lain akan segera terwujud. Namun dia kembali sedih dan kecewa bahwa satu keinginannya yang lain untuk dekat dengan saudara perempuannya yang lain tidak akan pernah terwujud mengingat bahwa dia sekarang sudah kembali kesisi-Nya.

"Emang siapa yang kangen sama lo?" tanya Ify menggoda Deva. Deva mengerucutkan bibirnya.

"Serah lo ah gue bete!" kata Deva sambil membuang muka ngambek.

"Cieee... yang ngambek." Goda Ify menbuat Deva kimat-kamit menyumpahserapahi ini. Lalu tawa Ify meledak dan segera dia melompat memeluk Adik kesayangannya ini.

"Gue kangen banget sama lo Dedep!!!" teriak Ify kelewat heboh sampai membuat beberapa orang yang kebetulan lewat didekat mereka mengalihkan pandangannya kearah mereka berdua. Deva merutuki dalam hati. Dia lupa betapa memalukkan Kakaknya ini.

"Berisik lo bikin malu ajha sih!" kata Deva menyemprot Ify. Namun tak dipedulikan Ify malah dia makin mengeratkan pelukannya pada Deva yang kini lebih tinggi darinya. Seingatnya 4 tahun yang lalu saat mereka berpisah tinggi Deva masih setelinga Ify.

"Biarin yang penting gue kangen sama lo!" kata Ify membuat Deva mau tak mau tersenyum. sejujurnya dia juga sangat merindukan Kakaknya ini. Selama 4 tahun dia menahan keinginannya untuk bertemu Ify karena Ayahnya melarang keras dia untuk mengunjungi Kakaknya di Indonesia. Ayahnya selalu mengatakan bahwa Kakaknya membutuhkan waktu untuk sendiri dan untuk menenangkan diri. Dan Deva sangat mengerti itu.

"Gue juga kangen sama lo Kakak bawel gue!" jawab Deva membalas pelukan Ify. Ify tersenyum. Dia sangat bahagia karena kini hidupnya mulai kembali berwarna. Yahh meskipun tanpa Bundanya dan tanpa Zahra.

_____

aku bawa deva ni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

aku bawa deva ni.., hehhe  ;)

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HWhere stories live. Discover now